Warga Mandiangin Wakili Indonesia di Open Turnamen Katapel Malaysia, Didi: China Jadi Ancaman Serius
Mariana April 19, 2025 06:32 PM

BANJARMASINPOST CO.ID, BANJARBARU - Di usia yang tak lagi muda, Didi Junaidi (54), warga Mandiangin, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, unjukan gigi di ajang Asia lewat olahraga tradisional.

Dia sudah berangkat dari Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, Jumat (18/4/2025) kemarin.

Nama turnamen tersebut adalah Open Turnamen Katapel Malaysia yang digelar pada 19-20 April 2025 di Stadium MBJS Serdang Jaya, Majelis Bandaraya Subang Jaya, Selangor, Malaysia.

Didi ini ditunjuk langsung oleh Pengurus Pusat Forspek (Forum Silaturahmi Penggiat Ketapel) menjadi bagian dari tim perwakilan Indonesia.

Ajang ini diikuti ketapel dari berbagai negara, termasuk India, China, Vietnam, Thailand, Indonesia, hingga tuan rumah Malaysia.

“Waktu persiapan sangat singkat hanya dua pekan karena undangan baru diterima setelah Hari Raya Idulfitri,” ujarnya, Sabtu (19/4/2025).

Meski waktu terbatas, Didi mengaku memanfaatkan setiap celah. Latihan dilakukan dua kali sehari, bahkan sejak fajar menyingsing. 

“Motivasi saya bukan hanya soal prestasi, tapi juga ingin menambah pengalaman bermain di luar negeri, dan melihat bagaimana cara main pemain asing,” tuturnya.

Menghadapi nama-nama besar di Asia, Didi mengakui lawan terberat kemungkinan besar berasal dari China. 

“Secara peta kekuatan, China sangat mendominasi. Tapi bukan berarti kita tak bisa bersaing. Target saya pribadi bisa masuk 50 persen terbaik dari seluruh peserta,” ucapnya.

“Semoga pengalaman kami bisa memotivasi pemain junior, agar olahraga tradisional ini tidak punah. Ini bukan soal menang-kalah saja, tapi tentang menjaga warisan budaya bangsa,” tambahnya.

Dalam hal strategi, Didi memilih pendekatan yang sederhana namun cerdas. 

“Saya akan bermain santai dan tenang. Ini pertama kalinya saya bertanding di level internasional, jadi saya juga ingin membaca cara main lawan dari negara lain,” katanya.

Di balik keberangkatan Didi, ada kisah sederhana. Dia bercerita bukan atlet dengan dukungan sponsor besar. Perlengkapan latihan, waktu, hingga biaya persiapan dilakukan dengan semangat gotong royong bersama komunitas ketapel lokal. 

“Kalau bukan karena dorongan orang-orang di sekitar saya, mungkin saya tak berangkat. Saya hanya ingin berikan yang terbaik untuk Indonesia,” ungkapnya.

Kini, Didi telah mendarat di tanah Malaysia. Meski berangkat dari kampung, tekadnya jelas harumkan nama Indonesia khususnya Kalimantan Selatan di tengah kerasnya kompetisi Asia.

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Andra Ramadhan)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.