TRIBUN-MEDAN.com - Siap-siap, anak nakal dan pembangkang bakal dididik di markas TNI selama 6 bulan.
Mengadopsi pendidikan dari Tiongkok, Dedi Mulyadi berharap pelatihan ini akan membuat anak-anak nakal jera.
Gubernur Jawa Barat itu berharap pelatihan ini bisa menjadi solusi bagi orang tua yang tak lagi mampu mengendalikan anak meraka.
Dedi Mulyadi, kembali melontarkan gagasan inovatif dalam menangani permasalahan sosial di wilayahnya.
Kali ini, perhatian beliau tertuju pada remaja-remaja yang sering terlibat dalam perilaku negatif seperti mabuk-mabukan, tawuran, dan berbagai bentuk kenakalan remaja lainnya.
Dalam langkah konkret yang ia rancang, Dedi Mulyadi, yang akrab disapa Kang Dedi, mengusulkan sebuah program pembinaan khusus.
Program ini dirancang untuk membawa remaja bermasalah ke kompleks militer, di mana mereka akan menjalani pelatihan intensif selama enam bulan.
“Saya nanti akan MoU dengan Mabes TNI Angkatan Darat, ini bakal jadi program di Jabar,” ujar Dedi Mulyadi saat berbicara dalam sebuah acara yang dihadiri oleh masyarakat di Garut, Jawa Barat. Ucapan tersebut dikutip dari kanal Youtube Lembur Pakuan pada Minggu (20/4/2025).
Menurut Dedi, program ini akan mengadopsi pendekatan yang telah diterapkan di Tiongkok.
Ia menjelaskan bahwa orang tua yang merasa tidak mampu lagi mengendalikan perilaku anak mereka dapat meminta bantuan langsung kepada pihak tentara.
"Kalau ada anak nakal, males terus, minum terus, tawuran terus, orang tuanya telepon tentara, tentaranya datang," jelasnya.
Ia menggambarkan proses yang akan dilalui oleh para remaja tersebut.
Mereka akan dibawa ke kompleks militer dan mengikuti berbagai aktivitas yang dirancang untuk membentuk karakter, seperti mencangkul, membawa beban berat, dan latihan baris-berbaris.
“Dibawa itu anak, dimasukkan ke komplek militer, biar nyangkul, mikul, dilatih baris, nangis itu anak sadar diri minta maaf ke ayah ibunya, enam bulan dikembalikan lagi,” sambungnya.
Meski demikian, Dedi belum memberikan kepastian kapan program ini akan resmi dimulai.
Namun, ia memastikan bahwa dirinya telah mempersiapkan segala sesuatu untuk bekerja sama dengan TNI demi merealisasikan gagasan ini.
“Program ini akan saya laksanakan di Jawa Barat,” tegas Dedi, yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari para hadirin.
Dedi juga tidak menutup kemungkinan bahwa program ini dapat diterapkan lebih awal oleh pemerintah daerah yang tertarik untuk bekerja sama.
Dalam pidatonya, ia menyebutkan pentingnya kolaborasi dengan Kodim dan Koramil untuk membangun fasilitas pendukung, seperti mess bagi remaja yang mengikuti program.
"Sok kerja sama sama dandim, batalyon, kita bangun mess untuk anak-anak nakal, kita bikin kelas khusus buat anak-anak nakal," ujar Dedi.
Ia pun menambahkan detail mengenai prosedur yang akan diikuti.
"Kalau dia di rumah kerjaannya marah-marah, nendangin pintu, melawan orang tua, minum eximer, telepon dandim, telepon koramil, jemput pakai mobil, buat pernyataan saya serahkan anak ini kepada TNI untuk dididik, ini serius," tegasnya.
Menurut Dedi, inisiatif ini dirancang sebagai solusi bagi orang tua yang sudah tidak mampu lagi mengendalikan anak mereka.
“Sebab kenapa? Orang tuanya udah nggak mampu mendidik, ngelawan (ke orang tua),” ungkapnya. Ia juga menyebutkan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja adalah pola asuh yang terlalu memanjakan anak.
Selain fokus pada remaja bermasalah, Dedi juga memiliki ide lain yang ditujukan untuk siswa sekolah menengah pertama (SMP).
Ia mengusulkan pembentukan kelas-kelas khusus yang disesuaikan dengan cita-cita atau minat siswa.
Beberapa contoh yang disebutkan termasuk kelas calon tentara, calon polisi, calon IPDN, calon pemain sepak bola, calon artis, calon petani, hingga calon wirausaha.
"Tiap kelas sejak SMP sudah dikavling, tujuannya jelas, sekolah mau ke mana arahnya, jelas visinya, maju negaranya, hebat bangsanya, nggak kayak model sekarang, hayoh siah!" seru Dedi, yang kembali disambut dengan antusias oleh warga.
Inisiatif ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat.
Banyak yang mengapresiasi langkah berani Dedi dalam menawarkan solusi untuk mengatasi permasalahan remaja yang kerap meresahkan.
Dengan pendekatan yang melibatkan unsur militer, Dedi berharap dapat menciptakan generasi muda yang lebih disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki arah hidup yang jelas.
Meski masih dalam tahap rencana, program ini menunjukkan komitmen Kang Dedi untuk terus mencari cara inovatif demi memajukan Jawa Barat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id
(*/tribun-medan.com)