Grid.ID -Inilah delapan faktor yang jadi penyebab selingkuh. Bisa soal balas dendam sampai hasrat seksual.
Mengetahui pasangan tidak setia bisa menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan secara emosional dan menghancurkan hati. Rasa terluka, marah, sedih, hingga gangguan fisik bisa saja dialami seseorang dalam situasi ini. Kemudian muncul pertanyaan: apa yang membuat seseorang memilih untuk berselingkuh?
Mengutip dari Healthline, sebuah riset tahun 2017 yang dipublikasikan dalam The Journal of Sex Research melibatkan survei terhadap 495 individu yang pernah melakukan perselingkuhan. Hasil studi ini mengungkapkan delapan penyebab utama yang sering menjadi pemicu seseorang melakukan perselingkuhan. Lalu, apa saja alasan yang melatarbelakanginya?
1. Didorong oleh Kemarahan atau Dendam
Beberapa individu memilih berselingkuh sebagai luapan amarah atau bentuk pembalasan. Misalnya, saat mengetahui pasangannya tidak setia, ia ingin pasangannya merasakan hal yang sama agar bisa mengerti luka yang ditimbulkan.
Motivasi semacam ini sering menjadi pemicu utama. Perselingkuhan karena kemarahan juga bisa terjadi bukan semata untuk balas dendam, melainkan karena hal-hal berikut:
- Merasa frustrasi karena kebutuhan tidak terpenuhi dalam hubungan
- Kesal karena pasangan jarang hadir secara fisik atau emosional
- Merasa marah saat pasangan tak memberikan perhatian yang cukup
- Adanya pertengkaran yang memicu emosi
2. Hilangnya Rasa Cinta
Perasaan berbunga-bunga yang muncul saat awal menjalin cinta tak selalu bertahan lama. Ketika jatuh cinta, seseorang bisa merasa sangat antusias hanya karena mendapat pesan singkat dari pasangannya.
Namun, seiring waktu, gairah dan ketertarikan itu bisa memudar. Ketika hubungan mulai terasa hambar, sebagian orang mungkin mulai mencari sensasi cinta yang baru di luar hubungan utamanya.
3. Peluang dan Situasi yang Mendukung
Tersedianya kesempatan untuk selingkuh bisa memperbesar risiko terjadinya perselingkuhan. Meski demikian, bukan berarti setiap orang yang mendapat peluang pasti akan melakukannya.
Perselingkuhan merupakan keputusan yang kompleks dan biasanya dipicu oleh kombinasi berbagai hal. Faktor seperti hubungan jarak jauh, perasaan kurang percaya diri, hingga interaksi dengan rekan kerja dapat memengaruhi.
4. Komitmen yang Lemah
Setiap orang memiliki pandangan berbeda soal komitmen. Ada yang kesulitan menjalani hubungan serius dan cenderung menghindarinya. Ketidaknyamanan terhadap keterikatan bisa membuat seseorang mencari kedekatan emosional atau fisik dari orang lain sebagai bentuk pelarian.
Bahkan jika seseorang mencintai pasangannya, ketakutan terhadap komitmen jangka panjang bisa membuatnya memilih berselingkuh. Bisa juga karena ingin hubungan yang lebih santai atau ingin mengakhiri hubungan tanpa harus menghadapi konflik langsung.
5. Kebutuhan yang Tak Terpenuhi
Ketika kebutuhan emosional, sosial, atau fisik tidak terpenuhi dalam hubungan, rasa kecewa dan ketidakpuasan bisa muncul. Hal ini bisa mendorong seseorang mencari pemenuhan kebutuhan tersebut dari orang lain.
6. Dorongan Seksual
Keinginan untuk berhubungan intim juga bisa menjadi penyebab perselingkuhan. Bisa jadi karena kebutuhan seksual tidak dipenuhi atau dorongan seksual yang kuat.
Ada pula yang berselingkuh meski merasa puas dengan kehidupan seksualnya bersama pasangan. Dalam kasus ini, biasanya dorongannya berasal dari hasrat mencoba pengalaman baru secara seksual.
7. Ingin Mencari Variasi
Beberapa orang ingin mengeksplorasi pengalaman baru dalam hubungan, termasuk dalam hal seksual. Mereka mungkin penasaran mencoba hal-hal yang tidak disukai oleh pasangannya.
- Selain seks, variasi bisa berarti:
- Gaya komunikasi yang berbeda
- Aktivitas bersama yang berbeda
- Ketertarikan emosional terhadap orang lain
- Hubungan tambahan di luar hubungan utama
8. Merasa Tidak Percaya Diri
Perselingkuhan kadang terjadi sebagai cara meningkatkan rasa percaya diri. Seseorang yang merasa rendah diri atau tidak dihargai mungkin mencari validasi dari orang lain.
Hubungan romantis dengan orang baru bisa menimbulkan perasaan dihargai, menarik, atau penting. Meskipun pasangannya sudah suportif, seseorang tetap bisa merasa tidak cukup layak mendapatkan cinta itu dan menganggap perhatian dari pasangan tidak tulus.