Si Merah Wangi Dari Kebun Raya Cibinong, Siapakah Dia?
sopian April 22, 2025 11:20 AM
Yuk kita kenalan dengan si merah wangi cantik ini. jangan deg-degan ya ?. Ini dia buah Diospyros blancoi A. DC. atau lebih dikenal dengan buah bisbul, apel beludru atau buah mentega. Kalau anda berkunjung ke Kota Bogor, akan terlihat di beberapa sudut kota terutama di dekat Kebun Raya Bogor, ada pedagang yang menjual buah berwarna merah, berkulit lembut dan berbau harum yang ditawarkan sebagai buah bisbul. Buah ini dijual satuan dengan harga berkisar 5-10 ribu per buahnya tergantung ukuran buah. Di Kebun Raya Bogor hanya dijumpai beberapa titik penanaman koleksi bisbul. Namun, bila anda ingin melihat banyak tanaman bisbul maka bertamasyalah ke Kebun Raya Cibinong. Anda akan menjumpai deretan pohon bisbul di sepanjang jalan di tepi sebelah barat Danau Dora yang berjejer rapi seakan menyambut pengunjung. Buahnya kadang berjatuhan di bawah-bawah kanopinya. Bila anda beruntung pada bulan Oktober sampai Januari dapat menemukan dan merasakan buahnya yang jatuh di bawah pohon di Kebun Raya Cibinong.
Buah bisbul ini tanamannya berasal dari Filipina dan menyebar ke berbagai negara tropis termasuk Indonesia. Buah ini masih sepupu dengan kesemek (Diospyros kaki L.f.) dan termasuk dalam keluarga eboni (famili Ebenaceae).
Di Indonesia, bisbul mulai dikenal dan identik dengan Kota Bogor karena pertama kali masuk ke Indonesia melalui penanaman di Kebun Raya Bogor pada tahun 1881. Sejak saat itu, tanaman ini berkembang dan ditanam di berbagai Kawasan, termasuk di Kebun Raya Cibinong yang dulunya sebagai perpanjangan fungsi konservasi Kebun Raya Bogor. Oleh karena itu, saat ini pohon bisbul dapat dengan mudah dijumpai di sepanjang jalur utama bersepeda di Kebun Raya Cibinong.
Buah bisbul berbentuk bulat atau bulat sedikit gepeng, dengan warna kulit buah sebelum matang hijau kemerahan, dan ketika matang menjadi berwarna merah tua atau merah kecoklatan. Kulit buah bisbul memiliki tekstur halus tetapi berbulu pendek lembut, mirip seperti beludru (velvet). Oleh karena itu, kadang buahnya disebut apel beludru. Di Filipina, buah ini disebut mabolo yang artinya buah berbulu. Bulu halus ini membuat permukaan buah terasa lembut saat disentuh, tetapi bisa sedikit mengganggu bagi sebagian orang karena terasa seperti bulu halus atau serat-serat kecil. Buah yang dijual biasanya sudah dihilangkan bulu halusnya dengan cara digosok kain dengan hati-hati. Buah ini memiliki aroma buah tropis mirip dengan apel atau sawo tetapi lebih lembut dan eksotis. Ketika matang aroma wanginya bisa menjadi lebih kuat dan menyengat, bahkan aromanya jika “menempel” di tangan atau baju lebih tahan lama,,,kaya pake parfum ya? hehehehe. Kadang orang menggambarkan aromanya seperti aroma keju atau mentega sehingga muncul sebutan buah mentega.
Buah bisbul yang berwarna merah dan berbau harum memiliki rasa manis dan terasa lembut saat digigit. Buah yang masih ada warna semburat hijau memiliki rasa sepat karena belum terlalu matang. Ketika dibelah, terlihat daging buahnya berwarna putih/krem sampai kekuningan, dan di dalamnya terdapat biji sejumlah 3-10 biji per buah. Beberapa orang sangat suka rasa buah bisbul ini, tetapi orang yang belum terbiasa bisa merasa aneh saat makan buah ini ada kombinasi aroma wanginya.
Posisi buah muncul di ketiak daun atau pada cabang/ranting tua (cauliflorous), namun jarang pada batang utama. Waktu panen buah yang tepat sangat penting untuk memastikan buah bisbul dipetik pada tingkat kematangan dan kualitas terbaiknya. Dengan menggunakan metode yang tepat, seperti memutar buah dari pohon dengan hati-hati, buah dapat disimpan dalam kondisi terbaik. Hal ini tidak hanya meningkatkan rasa dan tekstur buah tetapi juga membantu mencegah kerusakan dan memar. Selain itu, teknik memetik buah yang tepat dapat membantu memperpanjang masa simpan buah bisbul, sehingga dapat dinikmati dalam jangka waktu yang lebih lama. Dengan berhati-hati dan benar dalam memanen buah, orang dapat sepenuhnya menikmati rasa lezat dan manfaat kesehatan dari buah bisbul.
Buah bisbul umumnya dikonsumsi segar dengan mengupas kulit buahnya. 100 g daging buah bisbul mengandung: air 83,0-84,3 g, protein 2,8 g, lemak 0,2 g, serat 1,8 g, karbohidrat 11,8 g, abu 0,4-0,6 g, fosfor 18 mg, kalsium 46 mg, besi 0,6 mg, tiamina 0,02 mg, vitamin A 35 SI, vitamin C 18 mg, niasina 0,03 mg, dan riboflavin. Nilai energinya rata-rata 332 kJ/100 g. Buahnya juga mengandung flavonoid, tannin dan steroid. Senyawa antioksidan dalam buahnya bermanfaat sebagai obat mengatasi diare, kesehatan mata dan dapat menghaluskan kulit.
Biji bisbul bermanfaat sebagai anti inflamasi dan anti mikroba. Minyak yang diambil dari biji bisbul juga digunakan sebagai obat disentri, diare dan obat kumur untuk mengatasi sariawan. Hasil penelitian juga menunjukkan kalau biji buah bisbul berpotensi sebagai alternatif biosorben murah dalam menghilangkan ion logam berat dalam larutan.
Perbesar
Tanaman bisbul sebagai tanaman pengarah (Foto : Sopian)
Tertarik untuk menanam? Mari kita kenali tanamannya. Tanaman bisbul berupa pohon yang memiliki perawakan tinggi yang memungkinkannya menjulang di atas tanaman lain dengan tinggi bisa mencapai 30 m. Bentuk pohonnya yang simetris menambah keindahannya secara keseluruhan. Tanaman ini menyukai tempat terbuka. Pohon bisbul yang tinggi memungkinkan untuk menyediakan tempat berteduh dan bersarang bagi berbagai burung. Selain itu, kanopinya yang rapat menciptakan lingkungan yang sejuk dan teduh, sehingga tanaman ini cocok ditanam sebagai tanaman peneduh atau pengarah. Kayu bisbul memiliki warna hitam, permukaannya halus, dan sifatnya lentur sehingga memiliki nilai ekonomi.
Perbesar
Tanaman bisbul sebagai tanaman peneduh, terlihat kanopinya cantik dan simetris (Foto : Sopian)
Daun tanaman bisbul merupakan daun majemuk yang memiliki tekstur licin dan memiliki bulu halus pada bagian bawah daun. Daun muda tanaman bisbul memiliki warna merah muda, dan daun dewasa memiliki warna hijau gelap. Daun bisbul memiliki manfaat antara lain sebagai antiinflamasi, antijamur, antibakteri, dan antimikroba.
Tanaman bisbul biasanya diperbanyak dari biji, tetapi butuh waktu relatif lama karena sampai 24 hari baru tumbuh kecambah dan akan berbuah setelah tanaman berumur 6-7 tahun. Selain dari biji, bisbul juga bisa dikembangbiakkan lewat cara lain seperti dicangkok, disambung, atau diokulasi dan setek. Nah, kalau pakai cara sambung, biasanya dipakai bibit bisbul dari biji yang sudah berumur sekitar satu tahun sebagai batang bawahnya. Sementara batang atasnya diambil dari cabang tanaman yang sudah pernah berbuah, punya tunas di ujungnya yang masih sehat dan aktif, lalu dipotong sekitar 10–12 cm panjangnya. Perbanyakan melalui setek tetap memungkinkan, meskipun keberhasilannya masih rendah. Tanaman hasil perbanyakan selain dengan biji ini akan lebih cepat berbuah karena berasal dari perbanyakan vegetatif tanaman yang pernah berbuah.
Tanaman bisbul termasuk langka di Indonesia. International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan spesies bisbul ke dalam kategori Vulnerable atau rentan punah. Tanaman ini belum banyak dibudidayakan secara besar-besaran. Di Bogor, biasanya ditemui sebagai tanaman pekarangan. Alih fungsi lahan pekarangan menjadi rumah mengancam keberadaan bisbul ini. Untuk itu, mari kita tanam bisbul supaya tetap lestari!
Oleh: Sopian, SP., Agung Kurniawan S.Si., Lutfi Rahmaningtiyas S.Hut.
(email: sopiankrb@gmail.com)
Kebun Raya Cibinong-Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah
Gedung Ecopark Kawasan Sains Teknologi Dr. (H.C) Ir. H. Soekarno,