Setidaknya ada beberapa calon kuat yang disebut layak sebagai pengganti Paus Fransiskus yang baru saja meninggal dunia. Ada Kardinal dari Asia Tenggara.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun di Vatikan pada Senin (21/4) waktu setempat. Pertanyaan pun bermunculan, siapa yang akan menjadi pengganti Paus Fransiskus, paus yang dikenal sengat peduli dengan kemanusiaan itu?
Mengutip Kompas.com, Paus baru akan ditentukanDewan Kardinal melalui Konklaf di Kapel Sistina, Vatikan, pada 15-20 hari setelah Paus sebelumnya meninggal dunia. Hanya Kardinal berusia di bawah 80 tahun yang memiliki hak suara untuk memilih Paus baru dalam Konklaf.
Nantinya, kandidat yang mendapatkan setidaknya dua per tiga suara dari keseluruhan suara Kardinal akan diangkat menjadi pemimpin untuk sekitar 1,4 miliar umat Katolik di dunia. Saat ini, setidaknya ada beberapa kandidat kuat yang digadang-gadang sebagai pengganti Paus Fransiskus.
1. Luis Antonio Tagle (Filipina)
Kardinal Tagle merupakan pria berusia 67 tahun asal Filipina dan dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Paus Fransiskus. Kardinal Tagle dikenal sangat mendukung agenda reformasi serta pendekatan inklusif dalam pelayanan Gereja.
Dia pernah menjabat sebagai kepala Kongregasi untuk Evangelisasi Umat dan dianggap representatif dari pertumbuhan Katolik di Asia, khususnya Filipina.
2. Pietro Parolin (Italia)
Sebagai Sekretaris Negara Vatikan sejak 2013, Parolin punya pengalaman diplomatik luas, termasuk dalam urusan dengan China dan Timur Tengah. Pria berusia 70 tahun ini dianggap cukup moderat secara teologis dan bisa menjadi pilihan kompromi antara kubu progresif dan konservatif.
3. Peter Turkson (Ghana)
Kardinal Turkson dikenal vokal menyuarakan keadilan sosial, perubahan iklim, dan kemiskinan. Jika terpilih, dia akan menjadi Paus kulit hitam pertama dalam sejarah modern. Sebelumnya, Kardinal berusia 76 tahun ini memimpin lembaga yang menangani pengembangan manusia seutuhnya di Vatikan.
4. Peter Erdo (Hongaria)
Sebagai tokoh konservatif, Erdo merupakan pakar hukum kanonik dan pernah memimpin Dewan Konferensi Uskup Eropa. Pria berusia 72 tahun ini dikenal berpegang teguh pada ajaran tradisional Gereja dan bisa membawa arah balik menuju gaya kepemimpinan ala Paus Benediktus XVI.
5. Angelo Scola (Italia)
Scola adalah kandidat kuat dalam Konklaf 2013, namun akhirnya dikalahkan oleh mendiang Paus Fransiskus. Dia punya latar belakang teologis yang kuat dan merupakan mantan Uskup Agung Milan. Namun, usianya yang cukup lanjut, yakni 82 tahun, dianggap bisa menjadi hambatan.
Bagaimana proses pemilihan Paus baru?
Dengan meninggalnya Paus Fransiskus, itu artinya Gereja Katolik tengah memasuki masa-masa transisi untuk pemilihan Paus baru.
Pemilihan Paus dilakukan oleh Dewan Kardinal, yang terdiri atas para pejabat tertinggi Gereja Katolik. Para Kardinal akan dikumpulkan untuk mengadakan Konklaf atau sidang tertutup di mana para Kardinal memberikan suara secara rahasia untuk memilih Paus baru.
Konklaf biasanya diadakan di dalam kapel sistina, Vatikan, sekitar 15–20 hari setelah wafatnya Paus. Kardinal yang berusia di bawah 80 tahun akan memiliki hak untuk memilih, dengan memberikan suara secara rahasia.
Saat ini, terdapat 252 Kardinal, namun hanya 138 yang berusia di bawah 80 tahun. Pemungutan suara ini bisa berlangsung selama beberapa hari, bahkan berminggu-minggu, hingga satu calon memperoleh setidaknya dua per tiga suara dari keseluruhan suara Kardinal.
Satu-satunya petunjuk bagi publik tentang jalannya pemilihan adalah asap yang keluar dari cerobong Kapel Sistina.
Jika asapnya hitam, berarti belum ada keputusan, tetapi jika asap putih mengepul, dunia tahu bahwa Paus baru telah terpilih. Sekitar satu jam setelah munculnya asap putih, Paus baru akan tampil di balkon Basilika Santo Petrus.
Kardinal senior akan mengumumkan dengan kata-kata Latin, "Habemus Papam" (Kita memiliki Paus), lalu memperkenalkan nama Paus yang dipilih. Nama ini sering kali berbeda dari nama aslinya, seperti Jorge Mario Bergoglio yang memilih nama Fransiskus untuk menghormati Santo Fransiskus dari Assisi.
Secara teori, yang berhak menjadi Paus baru adalah pria Katolik yang telah dibaptis. Dalam praktiknya, Paus asal Eropa, terutama Italia, cukup mendominasi. Dari 266 Paus yang pernah terpilih, 217 berasal dari Italia. Paus Fransiskus sendiri adalah Paus pertama dari Amerika Selatan, wilayah dengan populasi Katolik yang sangat besar.