TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia tengah melakukan lima upaya negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat (AS), sebagai bentuk respons kebijakan tarif resiprokal yang dijalankan AS.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan, langkah pertama yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah untuk menyesuaikan tarif biaya masuk produk-produk selektif dari AS.
"Pemerintah telah menjajaki proses dan menjalankan komunikasi dan proses negosiasi dengan Pemerintah AS di dalam merespons kebijakan tarif resiprokal yang diperlakukan AS kepada Indonesia dan negara-negara lain di dunia," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers KSSK secara virtual, Kamis (24/4/2025).
"Dalam pelaksanaan negosiasi ini dilakukan beberapa langkah, yaitu penyesuaian tarif biaya masuk untuk produk-produk selektif dari AS," imbuhnya.
Langkah kedua, meningkatkan impor dari AS seperti produk minyak dan gas, mesin dan peralatan, teknologi, serta produk pertanian yang tidak diproduksi di Indonesia. Ketiga, melakukan langkah reformasi di bidang perpajakan dan kepabeanan.
"Penyesuaian langkah-langkah non-tarif measures atau dalam hal ini beberapa poin yang menjadi perhatian, yaitu TKDN, kuota import, diregulasi pertimbangan teknis atau pertek di berbagai kementerian lembaga," jelas dia.
Kemudian juga dilakukan kebijakan penanggulangan banjirnya perdagangan barang-barang import, dalam bentuk trade remedies secara responsif dan cepat.
"Berbagai kebijakan dan reform tersebut dilakukan di dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan tetap menjaga stabilitas kebijakan makroekonomi dan tentu keberlanjutan dari APBN," ungkap Sri Mulyani.