Audiensi PPI Turki dan Mendiktisaintek: Membangun Pola Pikir Maju
Tiara Shelavie April 24, 2025 11:33 PM

TRIBUNNEWS.COM - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki baru-baru ini mengadakan audiensi dengan Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Republik Indonesia, Prof. Brian Yuliarto, ST, M.Eng, PhD.

Pertemuan yang berlangsung pada Rabu, 9 April 2025, ini bertujuan untuk membahas kontribusi diaspora Indonesia, khususnya dalam mengadopsi pola pikir negara maju demi kemajuan bangsa.

Dalam dialog ini, Prof. Brian menekankan pentingnya integrasi dalam pendataan seluruh anggota PPI secara terperinci dan teratur.

Hal ini bertujuan untuk mendukung kebijakan yang tepat sasaran serta memberikan perlindungan bagi pelajar Indonesia di luar negeri.

Prof. Brian juga menggarisbawahi bahwa basis data yang kuat sangat diperlukan untuk memfasilitasi tindakan yang lebih efektif dalam mendukung diaspora.

Selama audiensi, Menteri Brian Yuliarto mengangkat isu nasionalisme di era globalisasi.

Ia berharap agar diaspora Indonesia dapat menunjukkan rasa nasionalisme di mana pun mereka berada.

"Nasionalisme bukan hanya tentang lagu kebangsaan atau simbol kenegaraan, tetapi juga tentang mengibarkan Merah Putih melalui karya-karya kita di seluruh dunia," ujarnya.

Kontribusi nyata dan prestasi di tingkat internasional menjadi salah satu bentuk nasionalisme yang memiliki dampak besar.

Audiensi juga membahas potensi kerja sama antara Indonesia dan Turki di bidang pendidikan, termasuk program joint degree yang diusulkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Prof. Brian, model pendidikan ini memungkinkan mahasiswa Indonesia belajar di luar negeri selama dua tahun dan kembali ke Indonesia untuk satu tahun masa belajar.

Ia menambahkan bahwa kolaborasi pendidikan idealnya bersifat dua arah, sehingga mahasiswa Turki juga dapat belajar di Indonesia.

Topik lain yang menjadi perhatian dalam audiensi adalah pentingnya mengadopsi pola pikir negara maju.

Prof. Brian menekankan bahwa masyarakat Indonesia perlu diajak untuk membentuk pola pikir yang progresif.

"Kita perlu menumbuhkan etos kerja yang tinggi dan menghindari politisasi yang berlebihan," tegasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa industrialisasi dan ketahanan pangan merupakan dua elemen kunci bagi sebuah bangsa dalam menghadapi krisis.

“Agar Indonesia menjadi negara maju, pertama kita harus [memiliki] sektor industri yang kuat, karena negara maju pasti memiliki perindustrian yang kuat untuk menopang negaranya,” tukasnya.

Pada kesempatan ini, Ketua PPI Turki, Naura Arifa, mempresentasikan visi dan misi organisasi yang mengusung semangat "Berdaya Berkarya".

Ia menekankan pentingnya mahasiswa Indonesia untuk aktif dalam berbagai bidang, baik melalui kebudayaan maupun kontribusi akademik, seperti publikasi jurnal dan keterlibatan dalam kegiatan sosial bersama masyarakat Turki.

Menteri Brian Yuliarto menutup audiensi dengan pesan inspiratif untuk seluruh diaspora Indonesia.

Ia mendorong mereka untuk memiliki impian besar, visi hidup yang jelas, dan membangun kebiasaan intelektual yang kuat.

"Tentukan goals, mau jadi apa, mau bangun industri apa. Jangan lupa perbanyak membaca buku, karena orang-orang besar memiliki wawasan yang luas," pungkasnya.

Audiensi ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat peran diaspora, khususnya pelajar Indonesia di Turki, dalam mendukung kemajuan bangsa melalui pendidikan, pemikiran strategis, dan kontribusi nyata di berbagai bidang, terutama saat mereka kembali dan mengabdi di tanah air.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.