Nego Tarif Impor Korea-AS Berjalan Mulus, Indonesia Lagi Berjuang
GH News April 26, 2025 08:04 AM

Pemerintah Indonesia menindaklanjuti kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang dikenakan sebesar 32% ke Indonesia dengan melakukan pertemuan dengan US Secretary of Treasury, Scott Bessent di Washington, pada hari Kamis (24/4/2025).

Dalam pertempuran tersebut, pemerintah mengutus Ketua Delegasi dan Koordinator Perundingan atas Kebijakan Tarif AS, yakni Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu.

Sri Mulyani mengatakan pertemuan dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent tersebut merupakan langkah Indonesia untuk negosiasi tarif yang dikenakan dari AS ke Indonesia. Pasalnya Sri Mulyani mengatakan tarif Trump yang diberikan ke Indonesia akan berdampak terhadap ekspor Indonesia.

"Pertemuan dengan Secretary Scott Bessent bersama Pak Menko Airlangga dan Mari membahas dinamika kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat," katanya dikutip dari Instagram @smindrawati, Jumat (25/4/2025).

Sri Mulyani mengatakan Pemerintah Indonesia berharap pertemuan tersebut memberikan solusi terbaik untuk mewujudkan kerja sama yang adil bagi kedua negara.

"Seperti negara lain, Indonesia berpotensi merasakan dampak dari kebijakan ini. Oleh karena itu, kami percaya bahwa melalui diskusi dan negosiasi, kita dapat menemukan solusi terbaik untuk mewujudkan kerja sama yang adil dan konstruktif bagi Indonesia dan juga Amerika Serikat," terang Sri Mulyani.

Negosiasi Korea Selatan & AS

Pada hari yang sama, Kamis (24/4/2025), Pemerintah Korea Selatan juga bernegosiasi dengan Amerika Serikat. Dalam negosiasi tersebut berjalan dengan mulus. Kedua negara tersebut bakal menyepakati kerja sama perdagangan dalam waktu dekat sebelum masa penangguhan tarif yang bakal berakhir pada Juli 2025.

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan AS Scott Bessent usai menyelesaikan pembicaraan perdagangan dengan delegasi Korea Selatan di Washington pada Kamis waktu setempat.

Pertemuan tersebut diwakili oleh Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer bertemu dengan Menteri Keuangan Korea Selatan Choi Sang-mok dan Menteri Industri Ahn Duk-geun.

"Kami mungkin bergerak lebih cepat dari yang saya kira, dan kami akan membicarakan istilah teknis paling cepat minggu depan," kata Bessent dikutip dari Reuters, Jumat (25/4/2025).

Hanya saja, Bessent dan delegasi Korea Selatan tidak menjelaskan lebih rinci terkait kesepakatan dari pertemuan tersebut. Akan tetapi dalam pernyataan Korea Selatan beberapa waktu lalu, pihaknya meminta pengecualian dari tarif timbal balik dan tarif khusus AS dengan menawarkan kerja sama dalam pembuatan kapal dan energi serta dalam mengatasi ketidakseimbangan perdagangan.

Menteri Keuangan Korea Selatan Choi Sang-mok mengatakan AS dan Korea Selatan sepakat untuk mengadakan pembicaraan lanjutan pada 15-16 Mei di Korea Selatan guna menghasilkan kesepakatan perdagangan.

"Diskusi akan difokuskan pada empat bidang utama: tarif dan tindakan non-tarif, keamanan ekonomi, kerja sama investasi, dan kebijakan mata uang," kata Choi.

Choi mengatakan Korea Selatan secara khusus fokus pada sektor otomotif yang menghadapi dampak negatif terbesar dari tarif Presiden AS Donald Trump.

Dalam pernyataan dengan wartawan Korea Selatan, Choi mengatakan Korea Selatan tidak ada pembahasan mengenai biaya pertahanan selama pembicaraan tersebut.

Ia juga mengatakan Kementerian Keuangan Korea Selatan dan Departemen Keuangan AS akan mengadakan diskusi terpisah mengenai kebijakan mata uang atas permintaan Bessent.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.