Menurut Kalian Apakah Sebuah Konflik Dapat Meningkatkan Rasa Nasionalisme yang Dimiliki Seseorang, Jelaskan!
Moh. Habib Asyhad April 26, 2025 10:34 AM

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Rasa nasionalisme bisa tumbuh dari kondisi apa pun. Menurut kalian apakah sebuah konflik dapat meningkatkan rasa nasionalisme yang dimiliki seseorang jelaskan!

Sebelum berbicara tentang nasionalisme, kita bahas dulu apa persoalan konflik. Konflik adalah sebuah situasi yang menimbulkan ketegangan, perselisihan, atau pertentangan antara dua pihak atau lebih. Konflik bisa berdampak positif atau negatif, tergantung pada cara penyelesaiannya.

Konflik dan Nasionalisme

Nasionalisme adalah sebuah ide, gerakan, atau ideologi politik yang menyatakan atau menegaskan bahwa sebuah bangsa harus sejalan, sebangun, atau selaras dengan tujuan, cita-cita, dan kepentingan sebuah negara.

Nasionalisme juga menumbuhkan rasa cinta, bangga, dan loyalitas terhadap tanah air dan bangsa yang bisa menjadi perekat atau pemersatu bagi masyarakat yang beragam dan majemuk. Namun, nasionalisme juga bisa menjadi pemecah atau penghancur jika digunakan untuk menindas, mendiskriminasi, atau menghasut kelompok lain.

Konflik dan nasionalisme memiliki hubungan yang kompleks dan dinamis. Konflik bisa menjadi pemicu, pendorong, atau penghambat bagi nasionalisme.

Sebaliknya, nasionalisme bisa menjadi penyebab, penyelesaian, atau pencegahan bagi konflik. Untuk memahami hubungan antara konflik dan nasionalisme, kita perlu melihat berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti jenis, sumber, tingkat, dan dampak konflik, serta bentuk, arah, dan intensitas nasionalisme.

Contoh Konflik dan Nasionalisme di Indonesia

Dengan keragaman dan kemajemukan yang luar biasa, Indonesia adalah sebuah negara yang unik. Sejarah yang panjang dan penuh dengan perjuangan dan konflik juga menjadi bagian dari Indonesia.

Nasionalisme dan konflik di Indonesia saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Berikut adalah beberapa contoh konflik dan nasionalisme di Indonesia:

- Konflik Kemerdekaan Indonesia (1945-1949).

Perjuangan untuk merdeka dari penjajahan Belanda dan sekutunya menjadi penyebab konflik ini. Rakyat Indonesia yang bersatu dan berkorban demi kemerdekaan tanah air dan bangsa merasakan peningkatan rasa nasionalisme. Semangat gotong royong, musyawarah, dan kekeluargaan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia juga lahir dari konflik ini.

- Konflik SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan) (1998-sekarang).

Perbedaan suku, agama, ras, atau antar golongan menjadi sumber konflik ini. Masyarakat Indonesia yang terpecah belah dan saling curiga merasakan penurunan rasa nasionalisme.

Kerusakan, kekerasan, dan kematian yang banyak di kedua belah pihak juga timbul dari konflik ini. Isu-isu sensitif, provokasi, atau politisasi yang mengadu domba masyarakat sering menjadi pemicu konflik ini.

Secara garis besar, memang benar,sebuah konflik dapat meningkatkan rasa nasionalisme pada seseorang. Konflik, baik internal maupun eksternal, dapat menciptakan rasa persatuan dan kebersamaan, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga negara dan bangsa dari ancaman.

Ada beberapa alasan mengapakonflik dapat meningkatkan nasionalisme:

1. Rasa Persatuan dan Kebersamaan

Dalam situasi konflik, individu cenderung merasa lebih dekat dengan sesama warga negara karena menghadapi masalah yang sama. Hal ini dapat menciptakan rasa solidaritas dan persatuan untuk menghadapi ancaman atau masalah bersama.

2. Kesadaran akan Ancaman

Konflik seringkali melibatkan ancaman nyata terhadap negara atau bangsa. Situasi ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kedaulatan dan integritas nasional, serta meningkatkan semangat untuk mempertahankan negara dari ancaman.

3. Rasa Senasib dan Kebersamaan

Konflik dapat menyebabkan individu mengalami situasi yang sulit atau bahkan berisiko. Dalam situasi seperti ini, rasa senasib dan kebersamaan dapat muncul di antara warga negara, memperkuat rasa nasionalisme dan keinginan untuk bekerja sama menghadapi kesulitan.

4. Penguatan Identitas Nasional

Konflik dapat memperkuat identitas nasional dan rasa bangga terhadap negara atau bangsa. Dalam menghadapi ancaman atau tantangan eksternal, individu dapat merasa lebih terikat dengan nilai-nilai dan identitas nasional, serta lebih bersemangat untuk mempertahankan warisan budaya dan sejarah.

Sebagai contoh, selama Perang Dunia II, konflik dengan negara lain meningkatkan rasa nasionalisme di berbagai negara. Rakyat dari berbagai negara bersatu untuk menghadapi ancaman bersama dan mempertahankan negara mereka. Hal ini menunjukkan bahwa konflik, meskipun menyakitkan, dapat menjadi pendorong penting untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan persatuan di tengah kesulitan.

Namun, perlu diingat bahwa konflik juga dapat memiliki dampak negatif, seperti meningkatkan polarisasi dan perpecahan. Oleh karena itu, penting untuk meminimalkan dampak negatif konflik dan memaksimalkan manfaatnya dalam membangun rasa nasionalisme yang kuat dan positif.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.