Ratusan Penari Flashmob di Tulungagung Tampilkan "Gertak Tubuh", Bahkan Maraton Menari Selama 4 Jam
Haurrohman April 27, 2025 06:31 PM

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, TULUNGAGUNG — Sekitar 200 penari dari berbagai sanggar dan komunitas berkumpul di Taman Tugu Kartini, depan Pendopo Kabupaten Tulungagung, untuk merayakan Hari Tari Sedunia yang diperingati setiap 29 April, Minggu (27/4/2025).

Dalam acara bertajuk "Gerakan Tak Terbatas Olah Tubuh" atau disingkat Gertak Tubuh, para penari menampilkan beragam karya baik secara individu maupun berkelompok. Acara ini bertujuan memberi ruang seluas-luasnya bagi kreativitas penari dalam mengeksplorasi gerak tubuh.

"Maknanya kami sangat membebaskan penari untuk mengeluarkan berbagai kreativitas dalam memori ketubuhannya," ujar Koordinator Acara, Clairine Faiza.

Setelah pertunjukan dari masing-masing kelompok, para peserta bersama-sama menggelar flashmob dengan membawakan empat tarian khas Tulungagung, yaitu Beksan Kangen, Tayub, Reog Gendang, dan Jaranan. Keempat tari ini dipilih karena dianggap merepresentasikan kekayaan budaya lokal yang terus hidup di tengah masyarakat.

Sebagai puncak acara, empat penari melangsungkan pertunjukan tari maraton selama empat jam non-stop, dimulai sejak pukul 06.00 hingga 10.00 WIB. Aksi ini menjadi simbol semangat dan ketekunan dalam merawat tradisi tari.

Acara Gertak Tubuh ini tidak hanya diikuti oleh penari dari Tulungagung, tetapi juga dihadiri seniman dari Malang, menandakan jalinan solidaritas antar daerah dalam memperingati momen penting bagi dunia tari ini.

Menurut Clairine, kegiatan ini bukan sekadar menjadi ajang selebrasi, melainkan juga bentuk upaya untuk menghidupkan dan mengembangkan eksistensi seni tari di Kabupaten Tulungagung.

"Seni tari perlu dikembangkan dan terus dilestarikan di Kabupaten Tulungagung," tegasnya.

Tercatat, sekitar 15 sanggar dan komunitas seni ikut ambil bagian dalam perhelatan ini. Clairine mengungkapkan kegembiraannya melihat pertumbuhan komunitas tari di Tulungagung, yang menurutnya menjadi indikator positif bagi masa depan seni budaya daerah.

"Sanggar atau komunitas itu mendekatkan seni tari dengan masyarakat. Peminatnya sangat beragam, dari anak-anak hingga orang dewasa," tuturnya.

(David Yohanes/TribunJatimTimur.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.