Ratusan Warga Berburu Ikan saat Flushing di Bendungan Wlingi dan Lodoyo, 1 Orang Meninggal Dunia
Haurrohman April 27, 2025 07:31 PM

TRIBUNJATIMTIMUR.COM, Blitar - Ratusan warga memanfaatkan kegiatan flushing atau atau penggelontoran sedimen di Bendungan Wlingi dan Bendungan Lodoyo, Kabupaten Blitar, untuk berburu ikan di Sungai Brantas, Minggu (27/4/2025). Namun di balik semarak kegiatan yang masyarakat setempat sebut pladu tersebut, satu warga meninggal dunia diduga kelelahan saat mencari ikan. 

Saat flushing, ketika pintu air Bendungan dibuka banyak ikan mabuk yang menepi ke pinggir sungai. Banyak warga yang mencari ikan di sekitar Sungai Brantas.

Seorang warga, Kusnan (67), asal Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, meninggal dunia saat mencari ikan.

Menurut Kasi Humas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi, Kusnan diduga meninggal akibat kelelahan. Ia sempat jatuh sambil merangkul warga lain di depannya saat mencari ikan di area berlumpur.

"Korban baru sekitar 30 menit mencari ikan di pinggir sungai saat insiden terjadi. Ia mencari ikan dengan cara menjebur di lumpur keras, dalam kondisi cuaca cukup terik sekitar pukul 12.00 WIB," terang Putut.

Setelah terjatuh, warga berusaha menolong namun korban dinyatakan sudah meninggal dunia.

Ratusan Warga Berburu Ikan

Kegiatan oleh masyarakat setempat dikenal dengan sebutan pladu, rutin menarik perhatian, bahkan dari warga luar daerah seperti Kabupaten Tulungagung.

Salah satu warga Tulungagung, Samson, datang bersama lima rekannya dari Rejotangan untuk ikut mencari ikan di Bendungan Wlingi. Ia mengaku sudah rutin mengikuti pladu setiap tahun.

“Tiap tahun, kalau ada info pladu, saya ikut mencari ikan di sini (Bendungan Wlingi). Tadi, saya tiba di bendungan pukul 09.00 WIB,” kata Samson.

Samson berburu ikan di atas pintu air waduk, bergabung dengan puluhan warga lain saat permukaan air mulai surut. Dalam waktu kurang dari satu jam, ia berhasil mengumpulkan lebih dari 10 kilogram ikan.

"Rencananya sebagian dimasak sendiri, sebagian lainnya akan saya bagikan ke tetangga, supaya mereka juga bisa merasakan," tambahnya.

Hal serupa dilakukan Susanto (37), warga Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Ia mencari ikan di aliran Sungai Brantas tepat di bawah Bendungan Wlingi dan mendapatkan hasil cukup melimpah.

“Dalam satu jam, saya dapat sekitar 15 kilogram ikan. Jenisnya macam-macam, ada nila, mujair, dan bekel. Sebagian dimasak sendiri, sebagian lagi sudah ada yang pesan untuk dibeli,” ujar Susanto.

Flushing untuk Menjaga Kapasitas Waduk

Kegiatan flushing ini bukan sekadar tradisi tahunan bagi warga, melainkan bagian dari program resmi yang bertujuan mengurangi sedimentasi di waduk. Vice President Regional 1 Perum Jasa Tirta I, Ganindra Adi Cahyono, menjelaskan bahwa flushing dilakukan hampir setiap tahun untuk menjaga kapasitas tampung waduk.

“Kami pernah dua tahun tidak melakukan flushing saat pandemi Covid-19, karena khawatir memicu kerumunan. Akibatnya, sedimen menjadi sangat keras dan mengganggu fungsi pengambilan air untuk PLTA, irigasi, maupun air baku,” jelas Ganindra.

Flushing bertujuan untuk mengurangi sedimentasi yang memperkecil kapasitas tampungan air di Bendungan Wlingi dan Lodoyo. Menurut Ganindra, menjaga volume tampungan air sangat penting untuk mendukung berbagai kebutuhan masyarakat, mulai dari pembangkit listrik, pertanian, hingga penyediaan air minum.

Namun, Ganindra mengingatkan, kegiatan pladu harus diikuti dengan kewaspadaan tinggi. Debit air yang sangat deras saat flushing bisa membahayakan keselamatan.

“Debit air yang besar berisiko tinggi. Kami harap masyarakat tetap waspada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.

Karena tingginya volume sedimen, proses flushing tidak cukup dilakukan dalam satu hari. Perum Jasa Tirta I bahkan mengerahkan alat berat untuk membantu mengaduk sedimen yang sudah mengeras. Di Bendungan Wlingi, diterjunkan enam unit ekskavator, sementara di Bendungan Lodoyo digunakan dua unit ekskavator.

Ganindra menargetkan pengurangan sedimen hingga 300.000 meter kubik di Bendungan Wlingi dan 200.000 meter kubik di Bendungan Lodoyo.

"Mudah-mudahan hasilnya bisa lebih dari target," harapnya.

Sementara itu, Kepala Subdivisi Operasi dan Pemeliharaan WS Brantas I Perum Jasa Tirta I, Sucipto Eko Pranoto, menjelaskan kapasitas Bendungan Wlingi yang saat ini sekitar 2,4 juta meter kubik diharapkan meningkat menjadi 2,7 juta meter kubik setelah flushing. Sedangkan Bendungan Lodoyo, dari 2,1 juta meter kubik diharapkan naik menjadi 2,4 juta meter kubik.

"Awalnya kapasitas tampung kedua bendungan ini sekitar 5 juta meter kubik. Namun akibat sedimentasi, kini tinggal tersisa sekitar 44–46 persen dari kapasitas awal," jelas Sucipto.

(Samsul Hadi/TribunJatimTimur.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.