TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu) memastikan, sejauh ini tidak ada data Warga Negara Indonesia (WNI) yang jadi korban ledakan di Shahid Rajaee, salah satu pelabuhan di Bandar Abbas, Iran.
Diketahui, pada Sabtu(26/4) terjadi ledakan di Shahid Rajaee, Iran yang menewaskan 18 orang dan melukai sekitar 700 orang yang disinyalir berasal dari bahan kimia dari tank gas.
"KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) Tehran melaporkan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan WNI menjadi korban ledakan tersebut," kata Jubir Kemlu Rolliansyah Soemirat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/4).
Rolliansyah menyebut, saat ini jumlah WNI yang tersebar di Iran terdapat sebanyak 385 orang. Sebagian besar mahasiswa tinggal di Qom dan banyak WNI lainnya tinggal di Teheran, Ibu Kota Iran.
Tahun lalu, terdapat 2 WNI yang menjadi ABK di Bandar Abbas, namun keduanya sudah kembali ke Indonesia. "Tidak ada WNI tinggal di Bandar Abbas (saat ini)," ucapnya melanjutkan.
Meski begitu, KBRI Teheran kata Rolliansyah, telah berkoordinasi dengan Otoritas di Iran dan komunitas WNI di berbagai wilayah di Iran untuk memastikan keselamatan mereka. Bagi WNI yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi Hotline KBRI Tehran melalui nomor +989024668889.
"Kemlu dan KBRI Teheran akan terus memantau kondisi WNI di Iran secara berkala," tukasnya.
Pemerintah Iran mengatakan ledakan itu kemungkinan terkait dengan bahan kimia yang disimpan.
Menteri Dalam Negeri Iran Eskandar Momeni mengatakan enam orang masih hilang. Sementara media Iran juga melaporkan petugas pemadam kebakaran terus bekerja untuk memadamkan api, meskipun ada tantangan yang ditimbulkan oleh angin kencang.
Belum ada kepastian terkait penyebab ledakan tersebut. Seorang juru bicara pemerintah, Fatemeh Mohajerani, mengatakan butuh waktu untuk memastikan penyebabnya.
"Tetapi sejauh ini yang telah dipastikan adalah kontainer-kontainer disimpan di sudut pelabuhan yang kemungkinan berisi bahan kimia yang meledak," tuturnya.
Ia menambahkan: "Namun hingga api padam, sulit untuk memastikan penyebabnya." (Tribun Network/riz/wly)