Serangan Israel di Gaza Menewaskan Sedikitnya 27 Warga Palestina
Muhammad Barir April 28, 2025 09:35 PM

Serangan Israel di Gaza Menewaskan Sedikitnya 27 Warga Palestina

TRIBUNNEWS.COM- Serangan Israel di Gaza pada malam hari hingga Senin menewaskan sedikitnya 27 warga Palestina, termasuk satu sandera Palestina yang dibebaskan oleh Israel selama gencatan senjata, menurut pejabat kesehatan setempat.

Sejak Israel mengakhiri perjanjian gencatan senjata bulan lalu, militer telah melancarkan serangan harian di Gaza .

Israel telah menghentikan semua impor bagi dua juta warga Palestina di wilayah itu, termasuk makanan dan obat-obatan, sejak awal Maret dalam apa yang disebutnya sebagai upaya untuk menekan kelompok militan itu agar membebaskan sandera.

Pengeboman harian dan kelaparan yang meluas telah memakan banyak korban di kalangan penduduk Gaza yang paling rentan, termasuk wanita hamil dan anak-anak.

Serangan udara Israel menghantam sebuah rumah di Beit Lahiya, menewaskan 10 orang, termasuk seorang sandera Palestina, Abdel-Fattah Abu Mahadi, yang telah dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata.

Istrinya, dua orang anak, dan seorang cucu juga tewas, menurut Rumah Sakit Indonesia yang menerima jenazah tersebut.

Serangan lainnya menghantam sebuah rumah di Kota Gaza, menewaskan tujuh orang, termasuk dua wanita, menurut layanan darurat Kementerian Kesehatan Gaza . Dua orang lainnya terluka.

Minggu malam, serangan udara menghantam sebuah rumah di kota selatan Khan Younis, menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk lima saudara kandung yang berusia empat tahun, menurut Kementerian Kesehatan.

Dua anak lainnya tewas bersama orang tua mereka, menurut Rumah Sakit Nasser, yang menerima jenazah tersebut.

Belum ada komentar langsung dari militer Israel.

Israel menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil, dengan mengatakan kelompok militan itu beroperasi di daerah padat penduduk.

Serangan Israel terhadap Gaza meningkat pada 7 Oktober 2023, ketika militan yang dipimpin Hamas menyerang Israel selatan, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 251 orang.

Perang Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 52.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dan membuat sebagian besar penduduknya kehilangan tempat tinggal.

Hamas masih menyandera 59 orang, 24 di antaranya diyakini masih hidup, setelah sebagian besar sisanya dibebaskan melalui perjanjian gencatan senjata atau kesepakatan lainnya.

Hamas mengatakan pihaknya hanya akan membebaskan sandera yang ditawannya dengan imbalan sandera Palestina, penarikan penuh pasukan Israel, dan gencatan senjata abadi, seperti yang diamanatkan dalam perjanjian yang sekarang sudah tidak berlaku lagi yang dicapai pada bulan Januari.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk melanjutkan serangan hingga semua sandera dikembalikan dan Hamas dihancurkan atau setuju untuk melucuti senjata dan meninggalkan wilayah tersebut.

Dia mengatakan Israel kemudian akan melaksanakan usulan presiden AS Donald Trump untuk memukimkan kembali sebagian besar penduduk Gaza di negara lain melalui apa yang disebut pemimpin Israel sebagai “emigrasi sukarela”.

Warga Palestina mengatakan rencana itu akan menjadi pengusiran paksa dari tanah air mereka setelah serangan Israel membuat sebagian besar wilayah Gaza tidak dapat dihuni. Pakar hak asasi manusia mengatakan hal itu kemungkinan melanggar hukum internasional.

Hamas mengatakan pihaknya hanya akan membebaskan sandera yang tersisa dengan imbalan lebih banyak tahanan Palestina, gencatan senjata yang langgeng, dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, seperti yang diamanatkan dalam gencatan senjata yang diakhiri Israel.

 


SUMBER: THE NATIONAL

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.