TRIBUNMANADO.CO.ID - Penahanan Hein Arina memicu berbagai reaksi di kalangan jemaat dan pendeta GMIM.
Sebagian menunjukkan dukungan moral kepada Ketua Sinode melalui kunjungan ke tahanan dan aksi solidaritas, termasuk aksi jalan kaki dari para pendeta di Minahasa Tenggara.
Suasana haru mewarnai kompleks tahanan Polda Sulawesi Utara (Sulut) pada Selasa pagi, saat ratusan pelayan khusus (Pelsus), pendeta, hingga ketua wilayah Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) datang membesuk Ketua Sinode GMIM, Pdt. Hein Arina, yang kini ditahan dalam kasus dugaan penyimpangan dana hibah.
Kehadiran para rohaniawan ini menjadi bentuk nyata solidaritas dan dukungan moral atas ujian berat yang kini dihadapi sang Ketua Sinode.
Dari pantauan TribunManado.co.id, para pendeta datang secara bergelombang sejak pagi hari, membawa berbagai makanan, kue, dan bingkisan kasih.
Namun, seluruh barang bawaan itu tidak diizinkan masuk ke dalam ruang tahanan oleh pihak kepolisian.
Usai membesuk, beberapa pendeta tak kuasa menahan emosi. Mereka sempat berkumpul di depan ruang tahanan, menyanyikan lagu-lagu pujian dan menaikkan doa bagi Arina.
Tangis dan keteguhan iman berbaur dalam momen tersebut.
Yang menjadi pertanyaan bagaimana kondisi Pdt. Hein Arina saat ini?
Salah satu Pelsus, Lili, menyampaikan bahwa kondisi Pdt. Hein Arina dalam keadaan sehat.
“Puji Tuhan, Pak Ketua Sinode sehat,” ujar Lili singkat.
Ia menambahkan, Arina tampak mengenakan kaos saat menerima kunjungan mereka, dan pertemuan dilakukan dengan dibatasi jeruji penjara.
Sementara itu, Pdt. Billy Yohanes mengungkapkan pesan penting yang disampaikan Hein Arina kepada para rekan sepelayanan: tetap teguh dalam iman dan terus melanjutkan pelayanan, apapun yang terjadi.
“Apa yang dialami saat ini jangan membuat kita goyah,” kata Billy menirukan pesan Arina.
“Ia juga berkata bahwa akan menghadapi semua pergumulan ini bersama Tuhan.”
Kunjungan masif ini menjadi bukti bahwa di tengah badai, GMIM tetap berdiri sebagai keluarga besar yang saling menopang.
Doa dan dukungan terus mengalir, seraya proses hukum tetap berjalan sesuai ketentuan.
Meski menghadapi tekanan berat, para pemimpin GMIM menyerukan agar seluruh jemaat tetap tenang, menjaga persatuan, dan menghormati proses hukum yang sedang berjalan.
Sebelumnya Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), Pdt. Hein Arina, resmi ditahan oleh Polda Sulawesi Utara terkait kasus dugaan penyimpangan dana hibah yang diterima GMIM.
Penahanan Hein Arina dilakukan setelah penyidik menetapkannya sebagai tersangka.
Kasus ini bermula dari laporan masyarakat yang menduga adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan dana hibah yang dikucurkan pemerintah daerah kepada GMIM untuk berbagai kegiatan sosial dan keagamaan.
Dari hasil penyelidikan awal, dana hibah tersebut diduga tidak sepenuhnya digunakan sesuai peruntukan.
Sejumlah bukti telah dikumpulkan oleh penyidik, termasuk laporan keuangan, dokumen administrasi, dan keterangan dari beberapa saksi.
Polda Sulut menegaskan, penanganan kasus ini murni berdasarkan hukum dan tidak ada intervensi dari pihak manapun.
“Kami bekerja profesional. Semua proses penyidikan berdasarkan alat bukti yang cukup," ujar seorang pejabat di lingkungan Polda Sulut.
Kasus ini menjadi perhatian luas, tidak hanya di lingkup gereja, tetapi juga di masyarakat umum Sulawesi Utara, mengingat posisi GMIM sebagai salah satu lembaga keagamaan terbesar di kawasan tersebut.
Saat ini, Hein Arina menjalani proses pemeriksaan intensif di Polda Sulut, dan perkembangan kasus ini masih terus bergulir.
-
WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini