BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI-Sebanyak 34 pasang calon penganten mendapat tausyiah nasehat perkawinan dan kehidupan berumah tangga sesuai syariat Islam, dari KH Fakhruddin Nur, atau dikenal Guru Tungkal dari Jambi, Rabu (30/4/2025).
Kegiatan di Aula Dinas Pendidikan Yuda Lalana itu digelar Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-PPKB -PPP)
Kepala Dinas Sosial HST Syahbidin kepada banjarmasinpost.co.id mengatakan, kegiatan ini dinilai penting bagian dari percepatan dan pencegahan penurunan stunting dari hulunya.
Melalui tausyiah yang disampaikan ulama, diharapkan calon penganten mendapatkan edukasi, bagaimana membangun rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah, serta sehat secara jasmani dan rohani. "Menjadi bekal lahir dan batin," kata kata Syahbidin.
Dengan membina kesiapan mental dan fisik, diharapkan tidak ada lagi kasus bayi stunting karena ibu hamil bisa menyiapkan diri secara kesehatan fisik dan mental. Pada kesempatan itu peserta juga mendapat wawasan tentang alat kontrasepsi dari Kabid Pengendalian Penduduk dan KB Hj Masitah.
Sementara itu, Guru Tungkal dalam tausyiahnya, antara lain mengimbau agar calon penganten meluruskan niat ketika hendak menikah, yaitu membangun keluarga yang mendapat keberkahan dari Allah Subhanahuwataala. Guru Tungkal juga mengingatkan, agar sabar dalam hal rezeki. "Jaga perasaan pasangan. Lakukan apa yang disukai pasangan. jangan gengsian, sesuaikan kemampuan supaya tidak menjadikan masalah ekonomi menjadi alasan keretakan rumah tangga,"katanya.
Sebelumnya, Wakil Bupati HST H Gusti Rosyadi Elmi menyebut, angka perceraian di HST cukup tinggi. Dari 700 kasus perceraian sampai saat ini, 80 persen disebabkan masalah ekonomi. Untuk itu masing-masing pasangan harus membentengi diri dengan iman serta pengetahuan termasuk ajaran agama terkait fikih perkawinan.
Wabup mengatakan pentingnya menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan, saling menghargai serta membuat komitmen bersama tujuan berubah tangga yaitu membangun keluarga sakinah mawadah dan warahmah dengan berpegang pada ajaran Islam. "Dengan begitu, menghasilkan generasi yang sehat, soleh dan solehah,"katanya.
Para calon penganten pun diimbau agar belajar dan mengambil hikmah dari kasus-kasus publik figur yang rumahtangga retak akibat melakukan hal tak sesuai aturan agama. "Seperti membiarkan orang lain bukan mahram tinggal di rumah. Termasuk adanya ipar yang tinggal satu rumah, karena hal itu kata Rosyadi juga diingatkan dalam hadits Rasulullah. (Banjarmasin post.co.id/hanani)