TRIBUNNEWS.COM - Jakarta LavAni Transmedia memberikan kode sudah memilih lawan yang ingin dihadapi pada Grand Final Proliga 2025. Utang dendam tahun lalu LavAni belum lunas sepenuhnya.

Hingga detik ini, Jakarta LavAni Transmedia menjadi satu-satunya tim yang sudah memastikan lolos ke Grand Final Proliga 2025.

Perolehan 12 poin dari empat pertandingan, mengantarkan skuad asuhan Nicolas Vives tampil di laga perebutan gelar juara musim ini.

LavAni tentu membidik gelar juara Proliga ketiga mereka, sejak kali pertama debut pada tahun 2022. 

Kini dengan dua laga tersisa final four Proliga 2025 di GOR Sritex, Solo, Kamis (1/5) hingga Minggu (4/5), LavAni memanfaatkannya untuk rotasi.

Nama pemain yang minim mendapatkan menit tampil seperti Daffa Mauluddani, Dimas Saputra, Fahry Septian Putratama, hingga Jasen Natanael Kilanta, bisa tampil sejak awal pertandingan.

Namun tuntutannya jelas tinggi. LavAni yang sejak fase reguler belum tersentuh kekalahan, tentu berupaya untuk menjaga status unbeaten hingga menjuarai Proliga 2025.

Menyoal perebutan gelar juara, Dio Zulfikri dkk. sudah melirik lawan yang ingin mereka hadapi di final.

Satu tiket grand final tersisa diperebutkan oleh Jakarta Bhayangkara Presisi (JBP) dan Palembang Bank SumselBabel (BSB). Sementara Surabaya Samator dipastikan gagal melangkah ke final lantaran belum sekalipun meraih kemenangan dalam 4 laga.

Jakarta Bhayangkara Presisi yang menduduki posisi dua klasemen final four sementara, mengemas 7 poin. Tim besutan Reidel Toiran unggul dua angka dari Palembang Bank SumselBabel di urutan ketiga.

Jakarta Bhayangkara Presisi di atas kertas lebih diunggulkan untuk lolos ke grand final. Apalagi status mereka sebagai juara bertahan.

LavAni pun secara tidak langsung berharap bahwa Bhayangkara Presisi adalah lawan mereka di final.

Tim milik korps Polri tersebut juga berambisi kuat untuk mempertahankan statusnya sebagai juara Proliga. Terbukti perekrutan pemain asingnya juga tak kaleng-kaleng.

Jakarta Bhayangkara Presisi menggaet Leonardo Leyva asal Kuba dan opposite dari Amerika Serikat, Kyle Russell.

"Tim Jakarta Bhayangkara Presisi, untuk dua pemain asing yakni King Leo dan Russell kita tahu sendiri mereka baru menyelesaikan Liga Voli Korea dengan fantastis, mereka juga pemain profesional yang baik," kata Roy Makpal selaku asisten pelatih Jakarta LavAni Transmedia, dikutip dari BolaSport.

"Mungkin dua tim itu menjadi bahan diskusi internal entah nanti lawannya Bhayangkara atau SumselBabel di final.

Meski begitu, Roy menyebut Bhayangkara selalu juara bertahan tetapi menjadi catatan khusus.

"Nanti bagaimana cara untuk mempersiapkan sebaik mungkin di grand final menghadapi salah satu di antara mereka, khususnya Bhayangkara," ujarnya.

Adalah hal yang wajar bagi LavAni begitu berambisi mengalahkan Bhayangkara Presisi di final. 

Pasalnya pada grand final Proliga 2024, LavAni yang sepanjang musim tampil perfek, harus runtuh dalam semalam karena takluk dari tim yang kala itu diperkuat Daudi Okello dan Noumory Keita.

Potensi rematch final Proliga 2024 di musim ini bisa terjadi. Kendati demikian, LavAni juga tidak ingin memandang remeh Palembang Bank SumselBabel.

Tim asal Bumi Sriwijaya ini memiliki keuletan dalam bertahan, sehingga merupakan tantangan tersendiri untuk LavAni yang superior ketika menyerang.

"LavAni sendiri siap saja siapa pun lawan yang dihadapi di final," ujarnya.

"Kita berdiri tahun 2019, debutan di Proliga 2022 dan menjadi juara, 2023 juara, dan 2024 runner-up," terangnya mengakhiri.

(Tribunnews,com/Giri)(BolaSport/Wahid Fahrur Annas)