Penghargaan Top BUMD Awards 2025: Mendorong BUMD via GCG dan Digitalisasi
GH News May 01, 2025 11:04 AM

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Penghargaan Top BUMD Awards 2025 diberikan di Jakarta kepada sejumlah BUMD (badan usaha milik daerah) dari seluruh Indonesia. Penghargaan tersebut rutin digelar oleh Majalah TopBusiness berkolaborasi dengan sejumlah lembaga/pakar, antara lain Institut Otonomi Daerah (I-Otda), dan lain-lain.

Untuk mendapatkan penghargaan yang telah digelar sejak tahun 2016 itu, setiap BUMD harus melewati proses penilaian oleh Dewan Juri Top BUMD Awards 2025. Hal itu terbagi dalam beberapa tahap sedari pengisian kuesioner, wawancara penjurian, dan sidang pleno dewan juri.

Berlangsung di Hotel Raffles Jakarta, acara puncak Top BUMD Awards 2025 tersebut dihadiri oleh 800-an orang. Mereka berasal dari berbagai kalangan seperti petinggi BUMD, kepala daerah penerima penghargaan, pakar/konsultan bisnis, media massa, dan lain-lain.

Top BUMD Awards 2025 mengangkat topik sebagai berikut: Tata Kelola dan Digitalisasi dalam Membangun Kinerja Bisnis dan Layanan BUMD. 

Ketua Penyelenggara Top BUMD Awards 2025, M. Lutfi Handayani, mengatakan, selain mendalami keberhasilan kinerja dan layanan yang sudah dicapai. "Kami mendalami kebijakan dan implementasi tata kelola perusahaan yang baik (atau GCG/good corporate governance),” katanya. 

Lutfi yang juga Pemimpin Redaksi Majalah TopBusiness itu pun mengatakan, tata kelola perusahaan menjadi isu yang sangat kuat akhir-akhir ini. “GCG menjadi aspek yang sangat penting dan fundamental untuk diimplementasikan BUMD di Indonesia," jelasnya.

Hal itu sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 54 Tahun 2017 tentang BUMD, terutama dalam pasal 7 dan 8 bahwa pengelolaan BUMD harus didasarkan pada tata kelola perusahaan yang baik. 

Top BUMD Awards pun digelar untuk mendukung pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang di dalamnya mengatur mengenai maksud dan tujuan didirikannya BUMD.

Jika GCG, digitalisasi, dan inovasi-inovasi berbasis digital tersebut banyak digunakan BUMD di Indonesia, akan semakin banyak bermunculan BUMD yang hebat, dan terus melakukan inovasi perbaikan dalam pengelolaan bisnisnya. 

“Sehingga bisa memberikan kontribusi dalam membangun perekonomian yang berkelanjutan di tingkat daerah mau pun di tingkat nasional,” ujar Lutfi lagi.

Dari data tahun 2024, ada sebanyak 1.073 BUMD di Indonesia. Itu dengan jumlah aset sebesar Rp 961,1 triliun; ekuitas Rp 257,6 triliun; pendapatan Rp 115,2 triliun; dan laba bersih sebanyak Rp24,3 triliun. 

Adapun rasio ROA sebesar 2,53%; ROE 9,43%; dan net profit margin 21,09%. Rasio-rasio keuangan ini sedikit lebih baik daripada rasio keuangan BUMN yang memiliki ROA 2,8%; ROE 9,32%; net profit margin 10.48%. 

Lutfi menjelaskan lagi bahwa Top BUMD Awards 2025 diikuti oleh 238 BUMD dari total 1.073 BUMD di Indonesia. Angka ini naik 8,2% dibanding tahun 2024 yang sejumlah 220 BUMD.

Adapun ciri khas/pembeda Top BUMD Awards adalah adanya ‘sesi nilai tambah’ dalam wawancara penjurian. Di situ, di akhir wawancara penjurian, Dewan Juri memberikan rekomendasi-masukan kepada setiap BUMD, untuk peningkatan kinerja dan layanan. “Sesi nilai tambah menjadi sesi yang diminati oleh BUMD dari tahun ke tahun,” kata Lutfi. 

Nama Pemenang

Adapun sejumlah nama pemenang penghargaan Top BUMD Awards 2025 adalah Perumda Air Minum Tirta Darma Ayu Kabupaten Indramayu; Perumda Air Minum Tirta Bahari Kota Tegal; Minyak dan Gas Bumi (Perseroda); Perumda Air Minum Danum Benuanta; Perumda Pembangunan Sarana Jaya.

Berikutnya, ada nama-nama ini: Perumda Air Minum Tirta Merapi Klaten; Bumi Laksamana Jaya; Air Minum Berkah Banua (Perseroda); Perumda Air Minum Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor; Perumda Dharma Jaya; Perumda Air Minum Kota Padang.

Selain itu, BUMD ini pun muncul sebagai pemenang: Tirta Asasta Depok (Perseroda); Perumda Air Minum Duasudara Kota Bitung; Migas Mandiri Pratama Kaltim; BPR Syariah Kotabumi (Perseroda); Perumda Delta Tirta Sidoarjo; Perumda Tirta Hidayah Kota Bengkulu. Dan masih ada sejumlah nama BUMD lain yang muncul sebagai penerima penghargaan.

Dari total pemenang, ada BUMD yang mendapatkan penghargaan Golden Trophy (peraih level bintang 5 dalam 3 tahun berturut-turut) dan Platinum Trophy (peraih level bintang 5 dalam 5 tahun berturut-turut).

Mereka adalah: Perumdam Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang; Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan; RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang; Perumdam Mojopahit Mojokerto; Perumda Air Minum Tirta Uli Kota Pematangsiantar; Perumda Air Minum Tirta Taka Nunukan; Jamkrida Jatim (Perseroda); Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat; Perumda Air Minum Tirta Mayang Kota Jambi; Perumda PDAM Tirta Marta Kota Yogyakarta.

Perlu Banyak BUMD

Sebagai pembicara kunci di acara puncak tersebut, Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri RI (BSKDN Kemendagri), Dr. Yusharto Huntoyungo, menyampaikan sejumlah pernyataan. Ia, antara lain, mengatakan bahwa sejatinya diharapkan bahwa setiap propinsi punya setidaknya 28 buah BUMD. “Tetapi, saat ini, kesenjangan antar-propinsi masih terjadi dalam hal jumlah BUMD,” kata dia.

Dalam hal tersebut, ada propinsi yang punya ratusan BUMD. Itu misalnya Propinsi Jawa Tengah. Pada sisi lain, ada propinsi yang jumlah BUMD yang dimiliki masih sedikit.

Yusharto pun berharap bahwa tiap propinsi bisa memiliki lebih banyak BUMD. 

Di sisi lain, untuk memberi keyakinan, BUMD pun perlu payung hukum. Dan, dalam hal itu, sudah ada regulasi yang mengatur berbagai aspek pengelolaan BUMD. Hal ini, Yusharto mengatakan, bisa membantu BUMD untuk lebih maju.

Dalam membina dan mengembangkan BUMD, pemerintah daerah pun seyogianya melakukan pemetaan. Di sini, pemerintah daerah perlu mengidentifikasi BUMD yang bisa dan perlu didorong berkembang lebih cepat. “Dengan demikian, BUMD tersebut bisa lebih berkontribusi ke daerahnya,” Yusharto menegaskan.

Kriteria Penilaian

Sementara itu, dalam sambutannya di acara puncak Top BUMD Awards 2025 itu, Ketua Dewan Juri Top BUMD Awards 2025, Prof. Dr. Djohermansyah Djohan, M.A., menjelaskan kriteria penilaian yang digunakan dalam penghargaan tersebut.

Pakar otonomi daerah dan guru besar di sejumlah kampus terkemuka di Jakarta itu merinci kriteria tersebut.

Kriteria utama penilaian yang dilakukan oleh Dewan Juri Top BUMD Awards 2025, mengacu pada empat aspek penting untuk menentukan level bintang penghargaan dari Bintang 1 sampai yang tertinggi, yakni Bintang 5. 

Kriteria penilaian tersebut adalah:

Pertama, BUMD yang memiliki pencapaian kinerja bisnis, yang baik dan bekelanjutan. Kedua, BUMD yang terus melakukan perbaikan melalui berbagai Improvement atau inovasi. Ketiga, BUMD yang memiliki kontribusi besar dalam pembangunan daerah.

Keempat, BUMD yang mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik, atau telah menerapkan GCG yang baik, serta telah banyak memanfaatkan teknologi digital dalam menjalankan aktivitas bisnis dan layanannya.

Sedangkan untuk mendapatkan Level Bintang 5 atau level penghargaan yang tertinggi, ada tambahan kriteria yakni, ada prestasi atau hal unik dari BUMD, yang dapat menjadi benchmark/contoh/inspirasi bagi BUMD lainnya. 

“Jadi, untuk menjadi Top BUMD Bintang 5, selain harus memiliki kinerja bisnis yang sangat baik, juga harus memiliki hal-hal tertentu yang dinilai sangat menonjol, dan layak direkomendasikan/menjadi benchmark bagi BUMD lainnya,” kata Djohermansyah.

Temuan Penting

Menurut Djohermansyah pula, dalam proses penilaian dan wawancara penjurian, ada beberapa temuan menarik yang patut diperhatikan. 

Secara umum, hampir semua BUMD telah banyak yang melakukan inovasi dalam mendukung peningkatan bisnis dan layanan kepada konsumennya. Diantaranya adalah, pertama, kinerja dan layanan BUMD, terutama peserta Top BUMD Awards 2025, terus mengalami peningkatan. 

Ini terbukti banyak BUMD yang naik kelas. Dari sebelumnya berada di level bintang 3, tahun ini sebagian sudah naik ke level bintang 4. Dan tidak sedikit pula yang tahun lalu masih bintang 4, namun sekarang sudah di level bintang 5, sebagian sudah mendapatkan Golden Trophy dan Platinum Trophy.

Kedua, BUMD sektor air minum, tercatat sangat intensif dalam melakukan inovasi untuk mendukung kinerja dan layanan kepada pelanggan, terutama inovasi yang berbasis teknologi digital. 

Hampir semua PDAM, sangat concern dalam hal penggunaan teknologi informasi digital, termasuk pengembangan berbagai aplikasi berbasis website, Android, dan IoS. Namun, masih sedikit yang mulai mengadopsi teknologi artificial intelligence atau AI.

Ketiga, BUMD sektor keuangan, terutama BPD, BPR, Jamkrida, tergolong sektor BUMD yang paling baik dalam hal implementasi tata kelola perusahaan yang baik atau GCG. Secara umum, BUMD-BUMD di sektor keuangan memiliki kinerja bisnis yang meningkat dibanding tahun sebelumnya, atau minimal mencapai target kinerja di tahun berjalan.

Keempat, khusus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), yang dalam hal ini banyak diikuti oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), juga terus melakukan banyak inovasi berbasis teknologi digital dalam memberikan layanan kepada masyarakat di daerah. 

Keberhasilan transformasi digital RSUD-RSUD di Indonesia, menjadi salah satu yang menonjol di kalangan BUMD dan BLUD di Indonesia. Layanan konsumen berbasis digital di RSUD, layak dicontoh oleh BUMD-BUMD di sektor-sektor lainnya.

Kelima, BUMD sektor infrastruktur, energi, dan aneka usaha, banyak yang melakukan inovasi bisnis, dengan didukung oleh pengembangan SDM dan TI yang baik. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.