Antisipasi Serangan India, Lebih dari 1.000 Madrasah di Kashmir Diliburkan
kumparanNEWS May 01, 2025 11:24 PM
Pihak berwenang di Kashmir yang dikelola Pakistan meliburkan lebih dari 1.000 madrasah pada Kamis (1/5) karena khawatir kemungkinan aksi militer India sebagai balasan atas pembantaian wisatawan yang terjadi minggu lalu.
Pembantaian itu terjadi di Pahalgam, Kashmir, menewaskan 26 wisatawan India dan Nepal. India menuduh Pakistan atas serangan bersenjata itu. Perdana Menteri India Narendra Modi memberikan militer kebebasan operasi penuh.
"Kami mengumumkan seluruh madrasah di Kashmir libur 10 hari," kata kepala departemen urusan agama setempat, Hafiz Nazeer Ahmed, dikutip dari AFP.
Sumber kementerian mengatakan keputusan meliburkan sekolah karena ketegangan di perbatasan dan potensi konflik.
Pada Kamis, New Delhi melaporkan kontak senjata ringan antara India dan Pakistan terjadi selama 7 hari berturut-turut di Garis Kontrol yang dijaga ketat oleh militer.
Kashmir merupakan wilayah mayoritas muslim berpenduduk 15 juta orang. Kashmir terbagi antara wilayah yang dikontrol Pakistan dan wilayah yang dikontrol India. Kedua negara ini beberapa kali terlibat perang di masa lalu untuk mengeklaim Kashmir.
Sekitar 1,5 juta orang tinggal dekat garis senjata di wilayah Pakistan. Para penduduk menyiapkan bunker bawah tanah sederhana berdinding lumpur, dan diperkuat dengan beton jika mereka mampu membelinya.
"Selama satu minggu kami hidup dalam bayang-bayang ketakutan, khususnya menyangkut keselamatan anak-anak kami," kata pemilik toko, Ahmad Mir.
"Kami akan memastikan mereka tidak berkeliaran setelah pulang sekolah dan langsung pulang ke rumah," lanjutnya.
Petugas layanan darurat di Muzaffarabad, kota utama Kashmir yang dikelola Pakistan, juga mulai melatih anak-anak sekolah apa yang harus dilakukan jika India menyerang.
"Kami belajar bagaimana merawat orang yang terluka, cara membawa seseorang di atas tandu, dan cara memadamkan api," kata salah satu siswa, Ali Raza.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.