TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kawasan elite Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, mencekam pada Rabu pagi kemarin, saat dua kelompok terlibat bentrok menggunakan batu, senjata tajam hingga senjata laras panjang di tengah Jalan Raya Kemang.
Terkini, polisi mengamankan 25 orang yang diduga terlibat dalam insiden kekerasan terkait sengketa lahan, termasuk empat pucuk senapan angin dan tiga bilah parang sebagai barang bukti.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal menyatakan, dari hasil penyelidikan awal, sembilan orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
"Benar, sudah 25 orang beserta senapan angin 4 pucuk, 3 bilah parang," ujarnya kepada wartawan, Kamis (1/5/2025). "Sudah 9 orang dijadikan tersangka," lanjutnya.
Namun, pihak kepolisian belum bisa berbicara lebih jauh perihal motif dan duduk perkara kedua belah pihak bentrok.
Hal itu nantinya akan diungkap dalam rilis pengungkapan kasus tindak pidana premanisme.
Hingga Kamis siang, sejumlah aparat kepolisian masih berjaga di lokasi untuk mengantisipasi potensi bentrokan susulan, sementara batu-batu sisa bentrok masih berserakan di sekitar area kejadian.
Peristiwa terjadi di Jalan Kemang Raya sekitar pukul 08.30 WIB.
Saksi mata melaporkan kepanikan sempat melanda warga dan pengguna jalan ketika kedua kelompok saling serang sambil membawa senjata laras panjang.
Insiden mencekam itu terekam kamera warga dan videonya viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, tampak sekelompok pria mengeluarkan senjata laras panjang dari bagasi sebuah mobil berwarna kuning di tepi jalan sekitar lokasi kejadian.
Begitu bagasi mobil itu terbuka, empat pria langsung mengambil senjata laras panjang.
Kemudian, mereka mengangkat dan mengacungkan senjata laras panjang itu ke arah depan.
Terdengar beberapa kali letusan yang diduga berasal dari senjata tersebut.
Sementara, beberapa orang lainnya dari arah berlawanan tampak melempari batu.
Seketika, kejadian itu membuat warga atau pengguna jalan yang melintas menjadi panik.
Mereka berteriak hingga membunyikan klakson kendaraan.
Menurut Kapolsek Mampang Prapatan, Kompol Aba Wahid Key, situasi kini telah dikendalikan.
“Kedua pihak sudah menahan diri. Kami Polsek Mampang dibantu Satreskrim Polres sedang melakukan penyelidikan,” ujarnya kemarin.
Meski tidak ada korban jiwa, bentrokan ini meninggalkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Warga menyebut insiden tersebut diduga kuat dipicu oleh konflik agraria yang sudah berlangsung lama.
"Masalah lahan ini, tapi enggak ada korban," kata salah satu warga sekitar.
Ironisnya, lokasi bentrokan berada di kawasan yang dikenal sebagai salah satu titik strategis dan mahal di Jakarta Selatan.
Apalagi, di pagar lokasi sengketa, terlihat jelas papan pengumuman yang menyatakan bahwa perkara lahan tersebut tengah dalam penanganan Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri.
Kapolres Jakarta Selatan menegaskan bahwa motif dan konstruksi hukum kasus ini akan diumumkan dalam waktu dekat.
Ia mengindikasikan bahwa tindakan para pelaku dapat dikategorikan sebagai tindak pidana premanisme.
Proses hukum terhadap para tersangka saat ini tengah berlangsung intensif.
Untuk update dari bentrok di Kemang ini dan berita-berita terkini lainnya, tetap kunjungi Tribunnews.com.