TIMESINDONESIA, PACITAN – Kebakaran terjadi di lantai tiga gedung Pondok Pesantren Miftahul Huda, Desa Wiyoro, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan, Kamis (1/5/2025) sekitar pukul 13.30 WIB.
Api melahap sebagian isi gudang penyimpanan hingga menyebabkan kerugian materiil sekitar Rp15 juta. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Api pertama kali diketahui oleh seorang santri bernama Khoirun Nasikin (29), warga Dusun Ledok Kulon, Desa Sidomulyo.
Ia sontak berteriak meminta pertolongan kepada santri lain dan warga sekitar.
Upaya pemadaman pun dilakukan secara manual dengan menggunakan air toren dari ruangan di lantai tiga yang berada di sebelah lokasi kejadian.
Sekitar pukul 14.00 WIB, api berhasil dipadamkan berkat kerja sama para santri dan warga setempat.
Meski tak sampai merambat ke bangunan utama, kebakaran menghanguskan sejumlah barang berbahan plastik yang disimpan di dalam gudang.
“Gudang itu biasa digunakan untuk menyimpan peralatan minum, pakan ayam, juga barang-barang madrasah dan pondok seperti papan tulis, meja, dan peralatan kandang ayam,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Huda, Gus Zaki Alwan (41), kepada TIMES Indonesia.
Ia mengaku belum mengetahui pasti penyebab kebakaran. “Lha niku, kulo piyambak dereng sumerap menopo penyebabipun,” katanya.
Namun, dugaan awal mengarah pada korsleting listrik di instalasi luar dinding bagian dalam gudang.
Kapolsek Ngadirojo, Iptu Makhmuddi Kurnianto, membenarkan peristiwa kebakaran tersebut. Menurutnya, api tidak sampai membakar bangunan, hanya menimbulkan kepulan asap yang sempat mengepul cukup besar.
“Ya, benar ada kebakaran di gudang penyimpanan alat-alat (Ponpes Miftahul Huda). Tapi apinya tidak sampai membakar bangunan gedung. Hanya terkena asap saja,” terangnya saat dikonfirmasi via telepon.
Ia menambahkan, kebakaran cepat diatasi oleh para santri dan warga sekitar, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. “Saat asap mulai membesar langsung disiram air. Cepat padam,” imbuhnya.
Polisi mengimbau agar masyarakat Pacitan lebih waspada terhadap potensi korsleting listrik yang bisa memicu kebakaran serupa, terutama di lingkungan padat seperti pondok pesantren. (*)