TIMESINDONESIA, MALANG – Suasana Astaloka Coffee di Jalan Raya Candi VI Kota Malang, tampak ramai pada Sabtu siang (3/5/2025) saat puluhan peserta berkumpul untuk mengikuti Workshop Custom Charm Bag.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Temu Tinemu Art Exhibition: The Chapter of Music yang digelar sejak 2 hingga 4 Mei 2025.
Workshop yang dipandu oleh Anindya Asmara ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas masyarakat, khususnya generasi muda, dalam mengisi waktu luang di akhir pekan. Para peserta diajak merangkai charm bag menggunakan berbagai bahan seperti bunga sintetis, tali satin, dan ornamen kreatif lainnya.
Anindya Asmara Membantu Peserta dalam Pembuatan Custom Charm Bag. (FOTO: Vania K Hidayat/TIMES Indonesia)
“Workshop seperti ini masih cukup jarang, jadi kami sengaja memilih tema charm bag agar bisa memberikan pengalaman baru bagi peserta,” ujar Tasya Nadin, Staff Acara Temu Tinemu Art Exhibition.
Menurutnya, proses persiapan membutuhkan usaha ekstra, terutama dalam menggaet peserta karena adanya biaya pendaftaran. “Kami harus benar-benar meyakinkan bahwa workshop ini worth it,” tambahnya.
Charm bag dinilai memiliki potensi ekonomi dan kreatif yang besar. Anindya Asmara, sang pemateri, menilai bahwa minat anak muda terhadap kerajinan tangan terus meningkat.
“Sekarang banyak anak muda tertarik pada hal-hal yang berbau kreativitas. Charm bag ini bisa dikembangkan jadi ladang bisnis, apalagi di Malang belum banyak yang menekuni,” ujarnya.
Salah satu peserta, Robi’atul Adawiyah, mengaku tertarik mengikuti workshop karena ajakan teman dan ketertarikannya pada kegiatan kreatif. “Awalnya sempat mikir bakal susah, tapi ternyata menyenangkan dan bisa jadi ilmu baru,” katanya.
Tasya menambahkan, harapannya tentang workshop seperti ini di masa depan bisa dikembangkan lebih besar dan lebih luas.
Para Panitia Workshop Charm Bag Turut Membantu Para Peserta dalam Pembuatan Custom Charm Bag. (FOTO: Vania K Hidayat/TIMES Indonesia)
“Saat ini masih berskala kecil, tapi kami berharap ke depannya bisa lebih berkembang dan diadakan lebih rutin. Apalagi Temu Tinemu sudah berlangsung tiga kali dan merupakan proyek mahasiswa, jadi pasti akan dilanjutkan oleh generasi berikutnya,” ucapnya.
Workshop ini menjadi bukti bahwa ruang-ruang kreatif seperti Temu Tinemu dapat menjadi wadah positif untuk mengasah bakat, berbagi ilmu, sekaligus menciptakan peluang baru di bidang seni dan kerajinan tangan. (*)