Mengenal Body Dysmorphic Disorder, Kecemasan Berlebih akan Kekurangan Tubuh
kumparanWOMAN May 04, 2025 03:01 PM
Body Dysmorphic Disorder adalah salah satu gangguan mental yang berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap bentuk tubuhnya. Masalah mental yang sering disingkat BDD ini biasanya menyerang seseorang begitu beranjak remaja.
Merujuk data Cleveland Clinic, dua pertiga penderita BDD merasakan gejala penyakit ini sebelum usia 18 tahun, umumnya di usia 12 atau 13 tahun. Namun, BDD juga bisa menyerang ketika seseorang sudah dewasa.
Sekitar 1,7% hingga 2,4% orang di dunia mengalami BDD. Kabar buruknya, penyakit ini lebih banyak diderita perempuan ketimbang laki-laki.
Yuk, kenali penyakit mental Body Dysmorphic Disorder (BDD) lebih jauh dengan menyimak artikel ini hingga tuntas, Ladies!

Apa itu Body Dysmorphic Disorder?

Ilustrasi mengalami Body Dysmorphic Disorder. Foto: aslysun/Shuttterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengalami Body Dysmorphic Disorder. Foto: aslysun/Shuttterstock
Dikutip dari Mayo Clinic, Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah kondisi kesehatan mental yang membuat penderitanya tidak bisa berhenti memikirkan penampilannya. Ia selalu merasa ada yang kurang atau tidak sempurna dari tubuhnya.
Meskipun kekurangan kecil itu sebenarnya tidak dapat dilihat oleh orang lain, penderitanya bisa merasa sangat malu, bersalah, dan cemas sehingga akhirnya menghindari interaksi sosial.
BDD berkaitan dengan Obsessive Compulsive Disorder (OCD), sebuah gangguan mental yang menyebabkan penderitanya melakukan hal yang secara obsesif atau berulang-ulang. Nah, penderita BDD sering menunjukkan perilaku OCD, seperti bercermin terus menerus, atau merawat diri secara berlebihan.

Penyebab Body Dysmorphic Disorder

Ilustrasi bullying yang menyebabkan Body Dysmorphic Disorder. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bullying yang menyebabkan Body Dysmorphic Disorder. Foto: Shutterstock
Dikutip dari WebMD, sampai saat ini para ahli masih tidak mengetahui penyebab pasti BDD. Sebab ada banyak faktor yang mungkin berperan.
Salah satu faktornya adalah masalah pada cara otak memproses informasi visual. Faktor lainnya bisa jadi karena genetika. Meskipun masih diperlukan lebih banyak penelitian genetika tentang ini.
Hal-hal lain yang mungkin memengaruhi perkembangan atau memicu BDD adalah:
  • Peristiwa traumatis atau konflik emosional selama masa kanak-kanak, seperti perundungan (bullying).
  • Rendah diri.
  • Orang tua dan orang lain yang selalu mengkritik penampilan si penderita.
  • Tekanan dari teman sebaya, masyarakat, dan media sosial yang melihat nilai seseorang dari penampilan fisiknya.

Ciri-Ciri Body Dysmorphic Disorder

Ilustrasi mengalami Body Dysmorphic Disorder. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengalami Body Dysmorphic Disorder. Foto: Shutterstock
Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seseorang mungkin mengalami BDD. Apa saja?
  • Melakukan perilaku yang berulang dan menyita waktu, seperti bercermin (atau menghindari cermin), memperbaiki kulit, dan mencoba menyembunyikan atau menutupi kekurangan tubuh yang dirasakan.
  • Membandingkan bagian tubuh diri sendiri dengan orang lain.
  • Terus-menerus meminta validasi dari orang lain bahwa kekurangan tubuhnya tidak terlihat jelas.
  • Tidak percaya ketika orang lain mengatakan bahwa tubuhnya terlihat baik-baik saja.
  • Mengukur atau menyentuh bagian tubuh yang dianggap kurang secara berulang.
  • Mengalami masalah di tempat kerja, di sekolah, atau dalam hubungan karena hanya fokus pada kekurangan yang dirasakan.
  • Merasa malu, tidak ingin berada di depan umum, atau cemas di sekitar orang lain.
  • Melakukan operasi plastik atau prosedur kecantikan lainnya untuk meningkatkan penampilan.
  • Tidak merasa puas dengan upayanya dalam memperbaiki penampilan.
Sama seperti gangguan mental lainnya, BDD harus segera ditangani. Sebab dapat menyebabkan masalah lebih serius lagi, seperti depresi, kecemasan, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri.
Jadi, jika kamu merasakan gejala yang telah disebutkan di atas, jangan ragu untuk segera menemui penyedia layanan kesehatan atau profesional di bidang kesehatan mental.
Baca Juga: Cara Dukung Kesehatan Mental Kerabat yang Didiagnosis Penyakit Ganas
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.