Ada berbagai tanda penuaan yang bisa muncul seiring bertambahnya usia, seperti rambut yang sudah beruban hingga garis senyum yang lebih menonjol. Tetapi, ternyata otak juga bisa ikut menua, bahkan lebih cepat dari yang diperkirakan.
Penuaan otak merupakan penurunan alami fungsi struktur otak seiring bertambahnya usia. Pakar neuroscience dari NextSense, Caitlin Shure, mengungkapkan hal ini termasuk berkurangnya koneksi antar sel otak, penurunan efisiensi sinyal, serta melemahnya kemampuan neuroplastisitas.
Dikutip dari Eating Well, neuroplastisitas merupakan kemampuan otak untuk beradaptasi dan belajar hal baru. Tetapi, ternyata kebiasaan sehari-hari tanpa disadari bisa mempercepat proses penuaan otak. Apa saja?
Duduk selama berjam-jam di depan komputer atau televisi tidak hanya membuat badan pegal, tetapi juga memperlambat darah dan oksigen ke otak. Kebiasaan ini berdampak langsung pada kesehatan kognitif.
Stres yang menumpuk ternyata bisa mempercepat penuaan otak. Hormon stres seperti kortisol dalam jumlah tinggi dan berkepanjangan dapat merusak memori, terutama di area hippocampus yang berfungsi untuk belajar dan mengingat.
Tidur ternyata sangat penting untuk otak. Saat tidur, otak melakukan semacam 'pembersihan', yakni membuang racun yang bisa memicu penyakit seperti Alzheimer atau Parkinson.
Maka dari itu, tidur 7-9 jam setiap malam sangat penting untuk menjaga fungsi otak. Cobalah untuk melakukan rutinitas malam yang menyenangkan, dan hindari makan berat, alkohol, atau menatap layar gadget terlalu dekat dengan waktu tidur.
Sering merasa kesepian ternyata bisa berdampak buruk untuk otak. Studi menunjukkan bahwa orang yang merasa kesepian cenderung berisiko tinggi terkena Alzheimer.
Maka perlu sesekali untuk menjaga koneksi sosial, terutama lewat pertemuan langsung. Hal ini sangat bermanfaat untuk menjaga ketajaman otak.
Mengerjakan banyak hal sekaligus ternyata dapat membuat otak lebih cepat lelah. Fokus yang terus berganti membuat 'residu perhatian' yang menurunkan konsentrasi dan kemampuan berpikir.
Maka dari itu, cobalah fokus pada satu tugas dalam satu waktu. Latihlah konsentrasi lewat aktivitas, seperti menulis jurnal, membaca buku, atau bermain teka-teki.
Makanan ultra-proses dan tinggi gula dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh dan otak. Ini meningkatkan risiko penurunan daya pikir bahkan stroke.
Disarankan untuk banyak mengonsumsi makanan utuh, seperti buah, sayur, ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.