Tantangan Merawat Diri Sendiri Bagi Pasien Tuberkulosis
Firman May 04, 2025 03:40 PM
Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu penyakit menular yang berisiko tinggi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Meskipun pengobatan TB telah tersedia secara luas dan gratis melalui program pemerintah, keberhasilan penyembuhan TB tidak semata-mata ditentukan oleh akses terhadap obat-obatan. Salah satu faktor krusial yang sangat memengaruhi proses penyembuhan pasien TB adalah self care ability atau kemampuan merawat diri.
Self care ability merujuk pada kapasitas individu untuk secara sadar dan mandiri mengambil tindakan yang mendukung kesehatan, mencegah penyakit, serta mengelola penyakit yang diderita. Dalam konteks TB, ini meliputi kepatuhan minum obat, menjaga pola makan, istirahat cukup, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta memahami informasi mengenai penyakitnya.
Kemampuan ini bukan hanya soal pengetahuan, tetapi juga melibatkan motivasi, kedisiplinan, dukungan sosial, dan kondisi psikologis. Individu dengan self care ability yang tinggi cenderung mampu mengelola kesehatannya dengan lebih baik dan meningkatkan peluang kesembuhan.
Pengobatan TB memerlukan waktu yang panjang, yakni minimal 6 bulan. Dalam jangka waktu tersebut, pasien harus mengonsumsi obat setiap hari tanpa putus. Jika pasien menghentikan pengobatan di tengah jalan, maka risiko kekambuhan dan resistensi obat (TB-MDR) meningkat drastis. Di sinilah peran self care ability menjadi vital.
Ada beberapa tantangan yang umum dihadapi pasien TB dalam menjalani pengobatan. Yang pertama Efek samping obat, Obat TB dapat menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, nyeri perut, hingga gangguan hati. Tanpa pemahaman yang baik, pasien bisa menghentikan pengobatan karena ketidaknyamanan.
Keduan durasi pengobatan yang Panjang, banyak pasien merasa sehat setelah beberapa minggu minum obat, lalu menghentikan pengobatan karena merasa sudah sembuh. Ketiga, Stigma social, TB sering kali dikaitkan dengan penyakit "kotor" atau memalukan, sehingga pasien enggan terbuka dan cenderung mengisolasi diri.
Keempat, kurangnya dukungan keluarga dan social. Pasien yang tidak mendapat dukungan dari lingkungan cenderung kehilangan semangat dan motivasi untuk sembuh. Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, self care ability atau kemampuan merawat diri menjadi kunci untuk tetap bertahan dalam proses penyembuhan.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.