Soal Worldcoin: Data Biometrik Permanen, Waspada Kebocoran Berujung Deepfake
kumparanNEWS May 05, 2025 10:20 PM
Direktur Eksekutif Southeast Asian Freedom of Expression Network (SAFEnet), Nenden Sekar Arum, membeberkan bahayanya kebocoran data. Terlebih jika itu adalah data permanen, seperti pindaian retina, terkait dengan Worldcoin dan WorldID yang memberikan bayaran kepada warga untuk dapat dipindai retinanya.
Worldcoin dan WorldID saat ini tengah ramai diperbincangkan usai warga Bekasi mengaku menerima bayaran Rp 800 ribu setelah data retinanya direkam.
"Sebenarnya penting untuk memiliki sikap skeptis dalam konteks ini, karena data biometriks itu adalah data permanen yang nggak bisa diganti," kata Nenden saat dihubungi, Senin (5/5).
Nenden mengatakan, terdapat potensi risiko dari pemindaian itu. Yang paling memungkinkan yakni kebocoran data. Kebocoran ini bahaya karena bisa saja digunakan untuk penipuan.
"Risikonya pastinya di kebocoran data, yang mungkin digunakan untuk penipuan identitias atau deepfake. Kemudian jadi akan tergantung pada satu sistem WorldID, kalo apps/sistemnya rusak maka individunya akan kehilangan akses terhadap layanan yang terhubungan pada apps tersebut," kata dia.
"Potensi kebocoran data selalu ada, dan dampaknya bisa besar. terutama data biometriks itu tidak bisa diganti jika datanya bocor. Apalagi kalau data biometrik ini dikaitkan dengan identitas lainnya seperti NIK," sambungnya.
Perbesar
Direktur Eksekutif SafeNet, Nenden Sekar Arum saat diwawancarai wartawan di depan kantor Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Menurut Nenden, terkait ramai tentang Worldcoin dan WorldID, harusnya bisa diantisipasi oleh pemerintah. Pemerintah, kata dia, harus bisa memastikan perlindungan data warganya.
"Harusnya pemerintah meningkatkan kapasitasnya dulu dalam perlindungan data, dan memastikan bahwa warganya memahami haknya dalam konteks perlindungan data dan privasi," pungkasnya.
Dibekukan Komdigi
Kekhawatiran penyalahgunaan data pribadi pun mencuat seiring perekaman retina untuk WorldID dan Worldcoin.
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) saat ini membekukan sementara operasi Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan Worldcoin dan WorldID.
PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara, merupakan entitas yang menaungi kedua layanan digital tersebut.
Penyebab pembekuan karena PT Terang Bulan Abadi belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan tidak memiliki Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE). Adapun layanan Worldcoin tercatat memakai TDPSE atas nama perusahaan lain, yaitu PT Sandina Abadi Nusantara.
"Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat. Kami juga akan memanggil PT. Terang Bulan Abadi untuk klarifikasi resmi dalam waktu dekat,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, dalam keterangan tertulis, Minggu (4/5).