Tragedi Pilu Terulang di Semifinal Liga Champions, Sejarah Emas Tak Berpihak ke Barcelona
Siti Nurjannah Wulandari May 07, 2025 09:31 AM

TRIBUNNEWS.COM - Tragedi pilu kembali dirasakan Barcelona setelah kembali terjegal langkahnya ke final Liga Champions. Sejarah seakan masih sulit untuk berpihak ke El Barca.

Diketahui, harapan Barcelona untuk bisa menembus final Liga Champions sekaligus memenangkan treble winners pada musim ini seketika ambyar, Rabu (7/5/2025) dinihari tadi.

Dalam laga dramatis yang berlangsung di San Siro, Barcelona takluk dari Inter Milan dengan skor 4-3 pada leg kedua.

Kekalahan dengan skor 4-3 membuat laju Barcelona terhenti di semifinal Liga Champions, El Barca kalah agregat 7-6.

Barcelona akhirnya gagal ke final, harapan meraih treble winners ketiga dalam sejarah otomatis juga sirna.

Tersingkirnya El Barca dari semifinal Liga Champions musim ini seakan mengulangi tragedi pilu di masa lalu.

Dapat dikatakan, Barcelona kerapkali mendapat nasib apes setiap kali hampir mencapai final Liga Champions.

Dikutip Squawka, Barcelona tercatat telah kalah sekaligus tersingkir di babak semifinal Liga Champions sebanyak empat dalam lima kesempatan terakhirnya.

Sebelum tersingkir di tangan Inter Milan pada laga semifinal edisi kali ini, Barcelona sudah menderita beberapa kali hal yang hampir sama.

INTER VS BARCELONA - Reaksi penyerang Inter Milan, Marcus Thuram (kanan) terhadap bintang Barcelona, Lamine Yamal (kiri) pada pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions di Giuseppe Meazza, Rabu (7/5/2025) dini hari WIB. Inter Milan berhasil menang dengan agregat 7-6 atas Barcelona.
INTER VS BARCELONA - Reaksi penyerang Inter Milan, Marcus Thuram (kanan) terhadap bintang Barcelona, Lamine Yamal (kiri) pada pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions di Giuseppe Meazza, Rabu (7/5/2025) dini hari WIB. Inter Milan berhasil menang dengan agregat 7-6 atas Barcelona. (UEFA.com)

Pada tahun 2012, Barcelona harus tersingkir dramatis setelah dikalahkan Chelsea (2-3) yang akhirnya menjadi juara.

Setahun berselang, nasib Barcelona malah lebih tragis karena kalah dengan agregat 7-0 melawan Bayern Munchen, kebetulan Die Roten juga menjadi juara seperti Chelsea usai menyingkirkan El Barca.

Di edisi 2015, Barcelona sempat memperbaiki rapor buruk ini setelah gantian menyingkirkan Bayern Munchen (5-3) dan akhirnya menjadi juara pada akhir musimnya.

Namun empat tahun setelahnya, Barcelona kembali tersingkir di semifinal, tepat setelah menjadi salah satu korban comeback paling bersejarah saat disingkirkan Liverpool (4-3) setelah sempat unggul 0-3 di leg pertama.

Rentetan tragedi pilu yang mewarnai kisah perjuangan Barcelona yang selalu hampir lolos ke final namun akhirnya tersingkir di semifinal ini tentu menjadi fakta yang mengenaskan bagi El Barca.

Sejarah baik pun seakan sulit berpihak ke Barcelona dalam 13 tahun terakhir di panggung sekelas Liga Champions.

Tersingkir empat kali di semifinal Liga Champions dari lima kesempatan menjadi pukulan telak bagi Barcelona.

Apalagi pada musim ini, melihat performa dan konsistensi Barcelona sejak dilatih Hansi Flick, El Barca jelas diunggulkan menjadi finalis bahkan juara Liga Champions.

Meledaknya performa Raphinha, Lamine Yamal hingga Robert Lewandowski di lini serang, seakan mengingatkan tentang betapa gilanya trio MSN (Messi, Suarez, Neymar) saat menaklukkan Eropa pada tahun 2015 silam.

Hanya saja pada akhirnya, cerita akhir yang diukir Barcelona harus berakhir pilu lagi, setelah disingkirkan Inter Milan di semifinal Liga Champions.

Gol balasan telat yang dicetak Francesco Acerbi pada penghujung laga babak kedua, dilanjutkan gol Davide Frattesi di waktu perpanjangan, menjadi akhir drama pilu yang membuat Barcelona gagal ke final.

Kini, Barcelona hanya bisa merenung sejenak sekaligus melanjutkan perjuangannya di sisa laga musim ini, dengan berjuang merebut kembali gelar Liga Spanyol dari tangan Real Madrid.

(Dwi Setiawan)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.