Jelaskan Peristiwa Rengasdengklok, Peristiwa Penting sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Dibacakan
Moh. Habib Asyhad May 08, 2025 11:34 AM

Artikel ini jelaskan peristiwa Rengasdengklok dengan singkat dan jelas, mulai dari kronologi hingga perbedaan pendapat Golongan Muda dengan Sukarno-Hatta. Semoga bermanfaat.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Peristiwa Rengasdengklok menjadi salah satu peristiwa penting yang tidak bisa dilepaskan dalam konteks Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Artikel ini akan jelaskan peristiwa Rengasdengklok dengan singkat dan jelas.

Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16 Agustus 1945, ketika golongan muda yang dipimpin oleh Chairul Saleh menculik Soekarno dan Hatta dari Jakarta ke Rengasdengklok. Tujuan dari penculikan ini adalah untuk memaksa Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan Jepang.

Latar belakang dari Peristiwa Rengasdengklok adalah adanya perbedaan pandangan antara golongan tua dan golongan muda mengenai waktu yang tepat untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Perbedaan ini muncul setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945. Para pemuda Indonesia yang mendengar berita kekalahan Jepang langsung berinisiatif untuk menemui Soekarno dan Hatta, yang merupakan tokoh utama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Mereka mendesak agar Soekarno dan Hatta segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia melalui proklamasi. Golongan muda ini dipimpin oleh Chairul Saleh. Namun, Soekarno dan Hatta tidak segera menyetujui desakan golongan muda. Mereka berpendapat bahwa proklamasi harus diputuskan melalui sidang PPKI.

Selain itu, mereka juga khawatir akan reaksi Jepang yang masih menguasai Indonesia. Golongan tua ini dipimpin oleh Soekarno. Karena tidak puas dengan sikap Soekarno dan Hatta, golongan muda mengirimkan utusan, yaitu Wikana dan Darwis, untuk mendesak mereka lagi.

Wikana dan Darwis bahkan mengancam akan terjadi pergolakan besar jika proklamasi tidak dilakukan pada 16 Agustus 1945. Soekarno dan Hatta tetap tidak mau mengambil keputusan sepihak. Mereka berdalih bahwa proklamasi harus dirundingkan terlebih dahulu dengan PPKI.

Akhirnya, golongan muda memutuskan untuk menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, sebuah desa di Karawang, Jawa Barat. Mereka berharap dengan menculik Soekarno dan Hatta, mereka bisa menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang dan memaksa mereka untuk memproklamasikan kemerdekaan.

Kronologi Peristiwa Rengasdengklok

Penculikan Soekarno dan Hatta oleh golongan muda dilakukan pada 16 Agustus 1945 dini hari. Soekarno dan Hatta tidak menolak untuk dibawa ke Rengasdengklok. Meskipun sebagai pemimpin PPKI, mereka memiliki kekuatan dan kewibawaan.

Hal ini terjadi karena mereka sebenarnya merasa bahwa kemerdekaan harus segera diproklamasikan.Namun, karena ancaman dari Pemerintah Jepang dan janji kemerdekaan, Soekarno dan Hatta belum mau mengambil keputusan.

Setelah sampai di Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta kembali didesak oleh golongan muda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Di depan Shodanco Singgih, salah satu tokoh golongan muda, Soekarno akhirnya bersedia memproklamasikan kemerdekaan setelah kembali ke Jakarta.

Golongan tua dan golongan muda pun sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan harus dilakukan di Jakarta. Ketegangan di Rengasdengklok dapat diakhiri setelah Achmad Soebardjo, salah satu tokoh golongan tua, menjemput Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok dan menjamin proklamasi kemerdekaan terlaksana pada 17 Agustus 1945.

Sekembalinya dari Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta menuju rumah Laksamana Maeda untuk menyusun naskah proklamasi. Di rumah Laksamana Maeda, Soekarno dan Hatta segera menyusun teks proklamasi yang kemudian diketik oleh Sayuti Melik.

Pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00, proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta.

Perbedaan Antara Para Pemuda Dengan Soekarno-Hatta

Peristiwa Rengasdengklok merupakan peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945 oleh para pemuda. Golongan ini dikomandani olehChairul Saleh.

Seperti disebut di awal, Peristiwa Rengasdenklok tak mungkin terjadi bila tidak ada perbedaan pendapat antara golongan muda dan golonga tua. Perbedaan pendapat spesifik perihal proklamasi.

Bagaimanapun juga, Peristiwa Rengasdengklok ada kaitannya dengan kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II setelah dibom atom oleh Sekutu. Tak lama setelah pengeboman itu,Kaisar Hirohito langsung mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.

Berita kekalahan Jepang itu menyebar cepat ke Indonesia. Khususnya pada pemuda yang bekerja di kantor Berita Jepang (Domei).

Golongan muda yang dipimpin oleh Chairul Saleh telah mengetahui kekalahan Jepang itu. Mereka mengadakan pertemuan yang hasilnya Indonesia harus segera memproklamasikan kemerdekaan.

Karena, kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Sementara pada hari yang sama, Soekarno dan Hatta baru kembali dari Dalat setelah memenuhi undangan Marsekal Muda Terauchi.

Dan ternyata mereka belum mengetahui tentang kekalahan Jepang. Para pemuda segera mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia, tanpa bantuan jepanng.

Tapi golongan tua berpendapat bahwa kemerdekaan harus dipersiapkan secara matang dan terorganisir melalui rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).Menurut PPKI, proklamasi kemerdekaan Indonesia akan diselenggarakan pada tanggal 18 Agustus 1945, sebagaimana yang telah disepakati dalam pertemuan di Saigon.

Keterlibatan PPKI dianggap sebagai cerminan dukungan dari seluruh Indonesia, karena mereka mewakili berbagai daerah. Sementara golongan muda beranggapan keterlibatan PPKI dianggap berbau Jepang.

Mereka khawatir Sekutu akan beranggapan Indonesia merdeka buatan Jepang. Sedangkan, Soekarno dan Hatta menolak teori tersebut.

Karena tidak ada titik temu antara golongan tua dan golongan muda maka terjadi peristiwa Rengasdengklok. Akhirnya, para pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat, pada tanggal 16 Aagustus 1945.

Tujuannya supaya Soekarno dan Hatta dapat dijauhkan dari pengaruh Jepang. Golongan muda tetap memaksa kedua tokoh itu untuk segera memproklamasikan kemerdekaan, tanpa campur tangan Jepang.

Ketika itu Achmad Soebarjo mengetahui bahwa Soekarno tidak ada di Jakarta. Setelah mengetahui bahwa, Soekarno Hatta diculik pemuda, ia segera menyelesaikan masalah itu.

Kemudian, terjadi negosiasi antara golongan muda dan golongann tua. Akhirnya, mereka sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan harus segera dilakukan di Jakarta. Achmad Soebarjo meminta para pemuda untuk memulangkan Soekarno dan Hatta ke Jakarta.

Sebagai gantinya, dia berjanji akan segera mengumumkan proklamasi kemerdekaan tanpa keterlibatan Jepang. Dengan adanya kesepakatan itu, Achmad Soebarjo dan Jusuf Kunto yang didampingi Sudiro segera menjemput Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok, untuk dibawa ke Jakarta.

Sekembalinya dari Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta ke rumah Laksamana Maeda untuk menyusun naskah Proklamasi. Lalu naskah itu diketik Sayuti Melik.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.