Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Facial wajah kini tak lagi identik dengan perawatan untuk usia dewasa.
Banyak remaja sudah mulai melakukan perawatan kulit, termasuk facial, sejak usia belasan tahun. Namun, apakah hal itu aman?
dr. Ahmad Haykal A.R.B, Sp.DVE, M.Kes, FINSDV dari Amala Clinic menjelaskan bahwa patokan melakukan facial tidak lagi berdasarkan usia, melainkan pada kondisi kulit masing-masing.
"Kalau dulu mungkin kayak paradigmanya, oh tua tuh nanti umur 50-an ke atas, umur 60-an ke atas. Secara medis sebenarnya ya, pada saat kita mencapai, pikir tuh sekitar usia kayak 18 tahun ya, itu kepentingan kolagen tuh lagi bagus-bagusnya," kata dokter Ahmad Haykal ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (8/5/2025).
"Lewat dari itu sebenarnya udah mulai downhill tuh, dari situ. Jadi udah mulai proses penuaan. Jadi kapan sih yang tepat misalnya, atau usia berapa? Sekarang kita potokannya bukan dari usia, tapi dari kondisi jenis kulitnya," lanjutnya.
Ia mencontohkan, seseorang berusia 40 tahun namun memiliki gaya hidup sehat bisa jadi memiliki kulit yang lebih sehat dibandingkan orang usia 30-an yang menjalani gaya hidup tidak sehat.
"Jadi sekali lagi, patokannya adalah jenis kulit dan kondisi kulitnya ya. Kalo misalnya emang kondisi kulitnya udah menunjukkan tanda-tanda aging, bisa dilakukan facial tanpa misalnya melihat umurnya dia," ujarnya.
Mengenai tingkat keamanan, dr. Haykal menyebutkan bahwa facial tergolong prosedur yang aman karena hanya bekerja hingga lapisan epidermis atau kulit bagian atas.
"Untuk kedalaman facial ini sendiri, dia bisa mencapai kedalaman sampai ke epidermis atau kulit bagian atas. Beda misalnya sama treatment-treatment medical yang lain, mungkin yang pake jarum itu bisa sampai kedalaman," ungkapnya.
"Karena facial ini gak ada bleeding, gak ada semua segala macem, jadi practically safe. Karena gak bakal sampai bener-bener yang dalam banget sampai nemu kaya atau seperti gimana-gimana," pungkasnya.