TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Persaingan di industri fast-moving consumer goods (FMCG) di Indonesia semakin ketat seiring dengan terus masuknya merek dan produk baru di kategori yang kini sedang dikuasai kompetitor.
Selain itu pemain baru di industri FMCG juga terus bermunculan, mencerminkan kuatnya pasar FMCG di market lokal.
Menurut Venu Madhav, Managing Director Kantar Worldpanel Indonesia, pemain existing tidak bisa lagi mempertahankan pasar dengan cara menjaga loyalitas pelanggan lama. Mereka perlu terus memperluas jangkauan pasar dengan menjangkau konsumen baru.
Menurut Madhav, pertumbuhan sebuah merek FMCG sangat bergantung pada peningkatan penetrasi pasar, yaitu memperluas jumlah rumah tangga yang membeli produk mereka.
"Jadi bukan sekadar meningkatkan frekuensi pembelian dari pelanggan yang sudah ada," ujar Venu di acara peluncuran laporan tahunan Brand Footprint 2025 di Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Berdasarkan hasil Brand Footprint, bagi sebagian besar brand, peningkatan penetrasi adalah strategi yang paling berdampak.
Laporan Brand Footprint mengandalkan metrik Consumer Reach Point (CRP), yaitu gabungan antara jumlah pembeli dan frekuensi pembelian selama satu tahun. CRP dianggap sebagai tolok ukur utama dalam menilai kekuatan brand di pasar FMCG Indonesia.
Menurut dia, pertumbuhan terbesar bisnis FMCG datang dari keberhasilan menjangkau pembeli baru. Setelah brand mencapai titik jenuh dalam jumlah konsumen, barulah peningkatan frekuensi pembelian menjadi kunci persaingan berikutnya.
“Pertumbuhan berkelanjutan datang dari keberhasilan menjangkau pembeli baru. Inilah inti strategi brand yang ingin tetap relevan di tengah persaingan yang makin ketat,” ujarnya.
Corina Fajriyani, Senior Marketing Manager Kantar Worldpanel Indonesia, membeberkan daftar 10 besar brand FMCG paling banyak dipilih konsumen Indonesia yang berdasar amatannya, tahun ini relatif stabil.
Namun, mempertahankan posisi dalam daftar tersebut sangat menantang.
“Sebuah brand harus dipilih lebih dari 750 juta kali oleh konsumen dalam setahun untuk masuk ke liga ini—angka yang mencerminkan kuatnya distribusi dan loyalitas pelanggan,” jelas Corina.
Laporan Brand Footprint 2025 juga menyoroti kebangkitan brand lokal yang sukses menembus daftar 100 besar “Most Chosen Brands”.
Tiga brand lokal menonjol sebagai The Remarkable Newcomers adalah produk olahan daging Kanzler lalu produk perawatan pria Gentle Gen dan produk kebutuhan ibu dan bayi Sayang.
Ketiganya dinilai berhasil karena mampu membaca kebutuhan pasar lokal sekaligus membangun kedekatan emosional dengan konsumennya.
“Merek lokal bukan hanya bisa bersaing, tapi juga tumbuh cepat jika mampu memahami konsumen dan menyusun strategi penetrasi yang tepat,” kata Corina.