TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan meminta kepada seluruh Anggota DPRD Kota Pontianak untuk tidak lagi menggunakan istilah “banjir” melainkan “acap”. Hal itu ia sampaikan dalam rapat paripurna yang berlangsung di gedung DPRD Kota Pontianak, Jumat 9 Mei 2025.
Bahkan, menurut Bahasan kota Pontianak tidak pernah terjadi banjir hanya acap saja dan meminta istilah banjir tidak digunakan agar tidak menjadi sebuah doa.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak, Bebby Nailufa mengaku tidak setuju atas apa yang disampaikan oleh Bahasan.
“Ini bukan soal benar atau salahnya, tapi fakta di lapangan. Jadi terkait banjir ini juga merupakan aspirasi masyarakat dan masyarakat yang menyuarakan itu,” kata Bebby kepada tribunpontianak.co.id diwawancarai usai rapat.
Menurut Bebby, acap itu terjadi secara tidak merata dan hanya genangan-genangan kecil saja, namun faktanya di beberapa titik lokasi di kota Pontianak sudah masuk dalam kategori banjir.
“Kalau sudah hampir selutut itu banjir pak dan banjir itu bukan harus menenggelamkan kota Pontianak. Kalau itu banjir besar,” tegasnya.
“Kalau kita mau membenahi kota Pontianak kita harus jujur apa adanya, kalau memang kondisinya banjir ya banjir. Kalau acap itu genangannya tidak merata dan sampah tidak mungkin bisa jalan dan banjir itu ya merata,” timpalnya.
Ketua DPD Golkar Kota Pontianak ini juga tak sungkan mengajak Wakil Wali Kota mengunjungi beberapa titik lokasi pada saat hujan untuk melihat langsung dan membedakan mana banjir dan mana acap.
“Nanti kalau musim hujan bisa kita bawa pak Wakil Wali Kota pergi ke purnama, kemudian sepakat 2, kita lihat itu banjir apa acap,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakannya bagaimana untuk membangun dan membenahi kota Pontianak harus jujur dan apa adanya.
“Jangan sampai ini hanya penggiringan publik saja dan saya tak ingin juga bahasanya seperti itu. Bukan berarti kita ingin mendoakan kota Pontianak ini menjadi tidak baik-baik saja, tapi kalau itu baik kita katakan baik, kalau tidak ya kita juga harus jujur katakan tidak. Sekali lagi kita tidak ingin ini hanya penggiringan publik, hanya pencitraan dan hanya ingin terkesan baik saja,” jelas Bebby.
Kendati demikian, ia menjelaskan bahwa ini bukanlah bentuk spekulasi penyerangan. Hanya menyampaikan apa yang menjadi aspirasi masyarakat dan kritikan untuk bersama membangun kota Pontianak, menjadi lebih baik lagi.
“Ini bukan menyerang tapi kritik untuk membangun agar dapat bersama-sama membenahi kota Pontianak ini dan bukan mendoakan kota ini menjadi tidak baik,” pungkasnya. (*)
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!