TRIBUNNEWS.COM - Konflik antara India dengan Pakistan membuat Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump ikut campur.
Dalam postingannya di platform Truth Social miliknya, Donald Trump mengatakan, baik India maupun Pakistan sudah setuju untuk mengakhiri perang.
Setelah melakukan perundingan, kata Trump, India dan Pakistan setuju untuk melakukan gencatan senjata secara penuh.
"Setelah perundingan panjang yang dimediasi oleh Amerika Serikat, saya dengan senang hati mengumumkan bahwa India dan Pakistan telah sepakat untuk melakukan GENCATAN SENJATA PENUH DAN SEGERA," kata Trump, dikutip dari CNN.
Dengan kesepakatan tersebut, Trump mengucapkan selamat kepada India dan Pakistan karena sudah mau melakukan gencatan senjata.
Bahkan, Trump mengungkapkan bahwa kedua negara sudah mau menggunakan akal sehat dan kecerdasan untuk menanggapi konflik ini.
"Selamat kepada kedua Negara atas penggunaan Akal Sehat dan Kecerdasan yang Hebat," ungkap Trump.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio mengatakan India dan Pakistan menunjukkan “kehati-hatian” dalam menyetujui gencatan senjata.
"Saya gembira mengumumkan bahwa Pemerintah India dan Pakistan telah sepakat untuk segera melakukan gencatan senjata dan memulai perundingan mengenai sejumlah besar isu di lokasi netral," kata Rubio.
Rubio memuji Perdana Menteri India Narendra Modi dan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif atas “kebijaksanaan, kehati-hatian, dan kenegarawanan mereka dalam memilih jalan perdamaian”.
Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar mengatakan bahwa Pakistan dan India telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata "dengan segera".
Pernyataan dari Ishaq Dar ini muncul setelah Donald Trump mengumumkan gencatan senjata antara kedua negara.
"Pakistan selalu berupaya mencapai perdamaian dan keamanan di kawasan, tanpa mengorbankan kedaulatan dan integritas teritorialnya," kata Dar melalui media sosial X.
Pengumuman gencatan senjata yang mengejutkan itu muncul setelah India dan Pakistan terus saling tuduh melakukan serangan hingga Sabtu (10/5/2025).
Sebelum terjadinya kesepakatan gencatan senjata, Pakistan mengatakan pihaknya tak mau menggunakan senjata nuklir dalam menanggapi serangan dari India.
Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif mengatakan Pakistan terus berusaha untuk membawa konflik bersenjata ini di meja perundingan.
"Hal yang Anda bicarakan (opsi nuklir) memang ada, tetapi jangan kita bicarakan itu - kita harus menganggapnya sebagai kemungkinan yang sangat jauh, kita bahkan tidak boleh membahasnya dalam konteks langsung," Khawaja Asif, dikutip dari Reuters.
"Sebelum kita sampai pada titik itu, saya rasa suhu akan turun."
"Tidak ada pertemuan yang diadakan oleh Otoritas Komando Nasional, dan tidak ada pula pertemuan semacam itu yang dijadwalkan," tegasnya.
Bahkan, Menteri Luar Negeri Pakistan, Mohammad Ishaq Dar mengatakan bahwa jika India berhenti untuk menyerang negaranya, maka pihaknya akan mempertimbangkan untuk berhenti menyerang.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio telah menelepon Kepala Angkatan Darat Pakistan, Jenderal Asim Munir dan Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar.
Rubio mengatakan kepada keduanya untuk segera meredakan ketegangan dan membangun kembali komunikasi langsung guna menghindari salah perhitungan.
"Pendekatan India selalu terukur dan bertanggung jawab dan tetap demikian," kata Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar setelah ditelepon Rubio.
(*)