Arti Lampion di Hari Raya Waisak, Apa Makna Simbolisnya?
Fidiah Nuzul Aini May 11, 2025 08:34 AM

Grid.ID - Arti lampion di hari raya Waisak. Beginilah makna simbolisnya untuk umat Buddha.

Hari Raya Waisak merupakan momen penting bagi umat Buddha yang dirayakan melalui berbagai tradisi sarat makna, salah satunya adalah pelepasan lampion ke langit. Lampion yang diterbangkan saat malam Waisak bukan hanya menjadi bagian dari perayaan visual, tetapi juga mengandung filosofi dan nilai spiritual yang mendalam.

Lalu, apa arti sebenarnya dari lampion di Hari Raya Waisak? Dan bagaimana prosesi perayaan ini dilakukan? Simak pula informasi mengenai rangkaian acara Waisak 2025 di Borobudur berikut ini.

Makna Filosofis Lampion di Waisak

Melansir dari Kompas.com, Pelepasan lampion merupakan momen yang paling dinanti dalam rangkaian hari raya Waisak. Tradisi ini tidak hanya dirayakan oleh umat Buddha, tetapi juga menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah dan negara.

Beberapa makna simbolis dari lampion di Hari Raya Waisak antara lain:

1. Simbol Harapan dan Doa

Lampion yang dilepaskan ke langit menjadi simbol pengharapan umat Buddha kepada Tuhan dan semesta. Ia menjadi representasi doa yang dipanjatkan untuk kedamaian, kebahagiaan, dan pencerahan bagi semua makhluk.

2. Lambang Penerangan dalam Hidup

Berdasarkan kajian dari Jurnal Wisata Religi sebagai Tradisi Masyarakat Buddha (2023) oleh Gebri Margaretha Verbauli Hutagalung dan tim, cahaya lampion mencerminkan terang yang menerangi kehidupan manusia.

3. Makna Pencerahan Batin

Lampion juga mengandung makna pencerahan spiritual yang dialami Siddhartha Gautama saat mencapai kebuddhaan. Sinar lampion melambangkan petunjuk menuju kebijaksanaan dan kedamaian sejati untuk hari raya Waisak.

4. Simbol Cinta Kasih

Dalam ajaran Buddha, cinta kasih kepada sesama menjadi prinsip utama. Lampion menjadi lambang kepedulian dan doa agar energi kasih menjangkau seluruh makhluk di dunia.

5. Pelepasan Energi Negatif dan Rasa Hormat

Tradisi ini juga dimaknai sebagai bentuk melepaskan pikiran buruk dan emosi negatif, seperti amarah dan keserakahan, serta sebagai ungkapan hormat kepada Buddha atas ajaran dan pencerahannya.

Ragam Tradisi Waisak di Indonesia

Perayaan Waisak di tanah air penuh dengan tradisi turun-temurun, antara lain:

- Berdoa dan Meditasi di Wihara

Umat Buddha biasanya mengunjungi wihara untuk berdoa dan melakukan meditasi dalam suasana hening. Wihara besar umumnya menyelenggarakan kegiatan khusus Waisak.

- Memakai Pakaian Putih

Meskipun tidak diwajibkan, busana putih dianjurkan karena melambangkan kesucian dan ketulusan hati.

- Menjalankan Lima Sila

Lima prinsip moral yang dijalankan umat Buddha meliputi tidak membunuh, mencuri, melakukan pelecehan seksual, berbohong, dan mengonsumsi minuman beralkohol.

- Menyalakan Lilin atau Lampu Minyak

Lilin atau pelita menyimbolkan cahaya yang mengusir kegelapan dan memberikan penerangan dalam hidup.

- Menjalani Pola Makan Vegetarian

Banyak wihara menyajikan makanan tanpa daging saat Waisak sebagai bentuk penghormatan terhadap kehidupan makhluk lain.

Waisak 2025 di Indonesia

Menurut SKB Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri PANRB Tahun 2024, Hari Raya Waisak 2025 jatuh pada Senin, 12 Mei dan disusul cuti bersama pada Selasa, 13 Mei 2025. Jadwal ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menikmati libur panjang.

Melansir dari Ditjen Bimas Buddha Kemenag, tema Waisak tahun ini adalah “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia”. Perayaan akan dipusatkan di Candi Borobudur, Jawa Tengah, dengan estimasi kehadiran lebih dari 150.000 orang. Puncak acara Waisak akan ditandai dengan pelepasan lampion yang menakjubkan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.