TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE – Gahesa Bintang Baharudin, seorang pemuda asal Ternate, Maluku Utara, menjadi korban pengeroyokan brutal usai mengalami kecelakaan lalu lintas di depan SPBU Codo, Kelurahan Soa Sio, Kecamatan Ternate Utara, Minggu malam (11/5/2025).
Akibat insiden tersebut, Gahesa harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka parah di bagian wajah setelah dipukul dan diseret oleh lima orang pemuda.
Peristiwa bermula dari kecelakaan lalu lintas yang memicu kemarahan seorang pemuda bernama Malik (22).
Dalam kondisi emosi, Malik sempat kembali ke rumah mengambil sebilah parang, lalu kembali ke lokasi kejadian sambil mengacungkannya ke arah kerumunan.
Aksi tersebut membuat suasana di sekitar SPBU Codo memanas.
Beruntung, polisi dari Polsek Ternate Utara segera datang dan mengamankan Malik sebelum situasi semakin memburuk.
Istri korban, Meli Sudin, menjelaskan bahwa insiden kecelakaan sebenarnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan di tempat kejadian dengan disaksikan oleh aparat kepolisian.
“Sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Polisi juga ada di tempat,” kata Meli kepada wartawan, Senin (12/5/2025).
Namun, beberapa saat kemudian, Gahesa justru menjadi korban pengeroyokan lima pemuda. Menurut pengakuan Gahesa, ia dipukul secara membabi buta dan diseret hingga wajahnya terluka parah.
“Mungkin dalam video tidak terlihat, tapi suami saya dipukul dan diseret. Itu pengakuan langsung dari dia,” ujar Meli.
Tidak terima dengan perlakuan itu, Meli bersama keluarga sempat mendatangi rumah para pelaku. Namun, kelima pemuda itu sudah melarikan diri.
“Kami hanya ingin keadilan. Polisi harus tangkap pelakunya,” tegas Meli.
Kasus ini pun langsung dilaporkan ke Polres Ternate. Kasi Humas Polres Ternate, AKP Umar Kombong, membenarkan telah menerima laporan dari keluarga korban.
“Laporan sudah diterima. Kasus masih dalam penyelidikan. Visum sudah dilakukan, dan pemeriksaan saksi akan segera dijadwalkan,” kata Umar.
Kejadian ini menambah daftar panjang kasus kekerasan yang menyusul kecelakaan lalu lintas.
Gahesa Bintang Baharudin hanya ingin menyelesaikan masalah secara damai, namun malah harus menanggung penderitaan fisik dan trauma mendalam. Kini, harapan keluarga hanya satu: pelaku segera ditangkap dan diproses secara hukum.