Peredaran narkoba di Indonesia disebut telah mencapai titik yang mengkhawatirkan.
Tak hanya menjadi pasar, Indonesia bahkan mulai dilirik sebagai salah satu produsen narkoba dunia.
Data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) hingga Desember 2024, nilai transaksi terkait tindak pidana pencucian uang (TPPU) dalam kasus narkoba mencapai Rp99 triliun.
Angka ini mencerminkan betapa luas dan terorganisirnya jaringan narkotika di Tanah Air.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Budi Gunawan, menyebut kondisi ini sebagai ancaman serius terhadap ketahanan nasional.
“Indonesia sedang berada dalam situasi darurat narkoba,” kata dia dalam keterangannya, Selasa (13/5/2025).
Situasi darurat ini mendorong berbagai pihak untuk mengambil peran aktif dalam upaya pencegahan. Salah satunya dilakukan oleh Yayasan Abang Mpok Sahabat Anak (YAMSA) yang menggagas program edukatif dan kreatif bagi pelajar.
Bersama Ruang Perempuan dan SMPIT Baitul Anshor Cimahi, YAMSA yang dipimpin oleh Nur Asia Uno menggelar kegiatan edutainment guna meningkatkan kesadaran pelajar terhadap bahaya narkoba.
"Generasi muda adalah aset bangsa yang harus dilindungi. Dalam situasi seperti ini, kami merasa penting hadir di tengah anakanak dengan pendekatan yang menyenangkan namun tetap berbobot,” ujar Umar Zulkarnain, Sekretaris YAMSA.
Dalam kegiatan edutainment tersebut, siswa tidak hanya diberikan informasi mengenai dampak buruk narkoba, tetapi juga diajak berdiskusi, bermain peran, dan mengasah pola pikir kritis terhadap lingkungan sosial mereka.
Kepala Sekolah SMPIT Baitul Anshor, Agus Sudiansyah, menyambut baik inisiatif tersebut.
“Anakanak perlu diberi pemahaman yang kuat agar mereka bisa menjaga diri dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan negatif,” jelasnya.
Dukungan Lintas SektorKegiatan ini juga didukung penuh oleh OK OCE Kemanusiaan dan Cimory melalui program Ruang Perempuan, sebagai bentuk sinergi lintas sektor dalam pencegahan narkoba di kalangan pelajar.
Salah satu perwakilan sekolah berharap kegiatan serupa dapat dilanjutkan ke lebih banyak sekolah, khususnya di wilayah Bandung dan sekitarnya.
“Ini bukan hanya tentang satu sekolah. Ini tentang masa depan generasi kita. Kami ingin program seperti ini bisa menjangkau lebih luas lagi,” tuturnya.