TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Mispari tak hentinya mengucap syukur begitu menginjakkan kakinya di SEDRT Al Madinah Hotel di kawasan Masjid Nabawi, Madinah.
Senyum lega menghiasi wajah Mispari saat akhirnya menginjakkan kaki kembali di hotel tempatnya menginap itu.
Pria asal Kloter 39 Embarkasi Surabaya (SUB) ini terpisah dari rombongannya, termasuk sang istri, usai menunaikan salat Isya di Masjid Nabawi, Selasa (13/5/2025) malam.
Tanpa mengetahui arah pulang dan nama hotel, Mispari hanya bisa duduk terdiam di Gate 326, menanti keajaiban.
Wajah yang sebelumnya sedih dan bingung itu kini terlihat ceria, tersenyum bahkan tertawa lepas.
Betapa tidak, sudah lebih dari satu jam Mispari 'terjebak' di pintu 326 Masjid Nabawi dan tak bisa pulang ke hotel tempatnya menginap.
Dia tertinggal oleh rombongan--termasuk sang istri--saat hendak pulang ke hotel.
Alhasil Mispari pun hanya duduk berjongkok di pintu 326 Masjid Nabawi sambil menunggu pertolongan.
Beruntung sekitar 30 menit kemudian datang Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang membantu Mispari dan mengantarkannya ke hotel.
Mispari merasa sangat terbantu oleh petugas haji Indonesia. Dia senang di Arab Saudi ada petugas haji yang siap membantu para jemaah tanpa pilih pilih.
"Terima kasih saya sudah dibantu, saya sangat terbantu dengan petugas haji, kalau ga ada petugas pusing saya ga bisa pulang," ujar Mispari terharu bercampur bahagia kepada Husni Anggoro, Kasi MCH Daker Bandara termasuk Tribunnews yang ikut mendampingi Mispari menuju hotel.
Mispari juga menyampaikan pesan kepada jemaah lainnya agar tidak segan meminta bantuan petugas jika mengalami kesulitan selama berada di Tanah Suci.
"Petugas haji semuanya membantu jemaah, jadi kalau ada apa-apa cari saja petugas Indonesia yang memakai seragam biru berbendera Indonesia. Mereka tidak pilh-pilih dalam memberikan pelayanan," ujarnya.
Peran PPIH sangat berarti bagi Mispari. Jika dia tak bertemu dengan PPIH, Mispari mungkin belum sampai ke hotel tempatnya menginap.
Adalah Anton Cahyono, PPIH atau petugas haji layanan Pelindungan Jemaah (Linjam) dan tim MCH yang dipimpin Kasi MCH Daker Bandara Husni Anggoro, yang bekerjasama, berkoordinasi dan mengantarkan Mispari sampai ke hotel.
Saat berbincang dengan MCH Daker Bandara termasuk Tribunnews.com, Anton yang juga seorang anggota TNI ini merasa senang bisa membantu jemaah yang tak tahu arah jalan pulang.
"Saya kebetulan ada di sektor 3 untuk menjaga pos. Karena ini ada jemaah yang butuh bantuan kita antar ke sektor 4," kata Anton.
Sejak sekitar pukul 24.00 Waktu Arab Saudi (WAS), Anton sudah membantu 4 jemaah yang tersesat dan tak bisa kembali ke hotel.
Padahal dia baru bertugas shift malam mulai pukul 22.00 WAS.
"Perasaan saya alhamdulillah ada kepuasan sendiri di hati. Puas aja bisa bantu jemaah bisa antar ke tempat dia tinggal, puas rasanya," kata Anton.
Saat ditanya apa tantangan yang dihadapi petugas haji dalam membantu jemaah, Anton menyebut salah satunya soal bahasa.
"Tantangan bantu jemaah biasanya dari bahasa sama kesehatan jemaah. Misalnya kalau dia sudah usia lanjut itu bahasa Indonesia pun susah. Bahasa daerah kita tidak tahu, yang kedua dari kesehatannya misalnya tidak bisa jalan, jadi harus bertahap," ujarnya.
Selasa (13/5/2025) malam sekitar pukul 22.00 Waktu Arab Saudi (WAS), Mispari terdiam duduk berjongkok di pintu masuk Gate 326 Masjid Nabawi di Madinah sambil memandangi arah ke luar masjid.
Tanpa alas kaki yang melekat, Mispari terlihat bingung.
Di sebelah Mispari juga ada 2 jemaah haji perempuan.
Dia adalah Marfu'ah dari Tarakan embarkasi Balikpapan dan seorang ibu-ibu lainnya.
Nasib tiga jemaah ini ternyata sama.
Mereka bertiga tertinggal oleh rombongannya hingga tak tahu arah kembali ke hotel.
Keberadaan ketiga jemaah ini diketahui oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) MCH 2025 yang kebetulan saat bersamaan tengah berada di kawasan Masjidil Haram.
Mispari bercerita awalnya dia bersama rombongan Kloter 39 SUB mengunjungi Masjid Nabawi untuk beribadah salat Isya.
Namun selepas salat, Mispari terpisah dari rombongan hingga dia 'terjebak' di Gate 326 Masjid Nabawi.
Alhasil dia tak bisa pulang ke hotel tempatnya menginap.
Nama hotel pun tak diketahui oleh Mispari meski letaknya berada di sekitar kawasan Masjid Nabawi.
"Saya baru tiba tadi pagi di Madinah, saya tak tahu nama hotel tempat kita menginap," kata Mispari saat berbincang dengan tim MCH 2025 di Gate 326 Masjid Nabawi.
Mispari sudah berusaha menghubungi teman satu rombongannya, Sitran.
Namun usaha itu tak membuahkan hasil. Oleh Sitram, Mispari diminta menunggu di Gate 326.
Sementara istri Mispari telah pulang lebih dulu bersama istri Sitram.
Mendengar penjelasan Mispari, petugas haji lalu menghubungi Anton Cahyono, PPIH Pelindungan Jemaah (Linjam) Sektor 3 yang tengah bertugas untuk ikut membantu Mispari kembali ke hotel tempatnya menginap.
Bersama dengan Anton Cahyono, Mispari kemudian diantarkan untuk menuju ke hotel tempatnya menginap.
Awalnya belum diketahui dimana hotel tempat Mispari tinggal.
Namun melalui penelusuran berdasarkan gelang jemaah haji yang dipakai Mispari diketahui bahwa Mispari menginap di SEDRT Al Madinah Hotel.
Setiap jemaah haji memang diwajibkan mengenakan gelang khusus dari pemerintah selama perjalanan mereka.
Melalui gelang inilah akan memudahkan PPIH dalam memberikan bantuan jika terjadi keadaan darurat.
Lalu Anton, petugas haji Linjam memandu Mispari menuju ke hotel malam itu juga.
Begitu pula dengan 2 jemaah haji perempuan yang juga 'tersesat' di Gate 326 bersama dengan Mispari, ikut diantarkan menuju hotel masing-masing.
Mispari sangat antusias saat bersama petugas haji menuju ke hotel tempatnya menginap.
Meski dia tidak yakin dimana hotelnya itu berada.
Lebih kurang 15 menitan berjalan kaki, tiba-tiba Mispari seolah mengingat akan sesuatu.
"Sepertinya hotel saya dekat situ pak," kata Mispari kepada Husni Anggoro, Kasi MCH Bandara yang ikut mendampinginya menuju hotel, seraya menunjuk ke arah sebuah hotel di sebelah kirinya.
Tribunnews dan Husni Anggoro yang menemani Mispari pun akhirnya mengikuti arah jalan yang diyakini Mispari adalah hotel tempatnya menginap.
Sementara Anton Cahyono melanjutkan perjalanan mengantarkan dua jemaah haji perempuan Marfu'ah dan seorang lainnya ke hotel mereka.
Sembari berjalan menuju SEDRT Al Madinah Hotel, Mispari terlihat sangat bersemangat, wajahnya semringah saat memastikan hotel SEDRT Al Madinah Hotel adalah benar tempat dirinya menginap.
Dia pun bergegas langsung masuk ke dalam hotel dan menuju lantai 6.
Sampai di kamar yang dituju Mispari langsung masuk kamar yang di dalamnya sudah ada 4 jemaah pria lain, satu kamar dengannya.
Empat pria itu malah tidak mengetahui bahwa Mispari sempat 'tersesat' dan tak bisa kembali ke hotel.
Mispari mengucap rasa syukur bisa kembali ke hotel dan berkumpul dengan istrinya.
"Alhamdulillah saya bisa kembali ke hotel dibantu sama petugas haji Indonesia. Rasanya saya gembira sekali," kata Mispari usai kembali ke hotel.
(MCH 2025/Dewi Agustina)