Wamentan Sudaryono: Harga Beras Dunia Turun Setelah Indonesia Hentikan Impor
Choirul Arifin May 16, 2025 07:33 AM

 

TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengklaim harga beras dunia mengalami penurunan sejak Indonesia menghentikan impor beras.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas (Dewas) Perum Bulog itu mengatakan, Indonesia sebelumnya merupakan salah satu importir beras terbesar di dunia.

Maka dari itu, tidak heran jika harga beras dunia mengalami penurunan setelah Indonesia memutuskan berhenti melakukan impor pada tahun ini.

"Begitu (Indonesia) enggak impor, mereka (negara eksportir beras) oversupply (kelebihan stok). Begitu oversupply, mereka turun (harganya)," kata Sudaryono ketika ditemui usia meninjau Sentra Penggilingan Padi Modern/Modern Rice Milling Plant (MRMP) Perum Bulog di Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/5/2025).

Menurut dia, Indonesia tidak akan terpengaruh dengan harga beras dunia yang tinggi karena sekarang RI mengandalkan produksi dalam negeri.

Dia bilang, produksi beras dalam negeri sedang dalam kondisi melimpah. 

Hingga Kamis ini, total stok beras di gudang Bulog mencapai 3,7 juta ton. Penyerapan beras dari petani pada Januari 2025 hingga pertengahan Mei ini sudah mencapai 2,1 juta ton. Kedua capaian ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.  

Meski demikian, produksi beras yang melimpah di dalam negeri juga menjadi tantangan tersendiri.

"(Produksi) kita melimpah, jadi tantangannya begini. Ini kan namanya good problem, lebih baik panen melimpah kita bingung cari solusi, daripada kita panennya enggak ada barangnya," ujar Sudaryono.

Hasil panen yang berlimpah ini menyebabkan banyak gudang Bulog tidak lagi mampu menampungnya.

Sudaryono mengatakan Bulog kini telah menempuh berbagai cara salah satunya adalah dengan menyewa gudang milik TNI dan Polri.

Bahkan, gudang-gudang milik kepala desa di berbagai daerah juga disewa oleh Bulog untuk menyimpan beras.

"Sudah kami kerjakan itu, tapi ternyata memang hasil panennya lebih banyak," ucap Sudaryono.

Diberitakan sebelumnya, harga beras dunia dikabarkan tengah anjlok tajam ke titik terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Kondisi ini cukup mengguncang eksportir besar, seperti Thailand, Vietnam, dan Kamboja yang mengandalkan pasar tradisional, termasuk Indonesia.

Penurunan harga global dimulai sejak India mencabut larangan ekspor gandum pada 2022.

Langkah ini disusul dengan peningkatan tajam produksi dan ekspor beras, sehingga menekan harga beras ekspor India ke titik terendah dalam 22 bulan.

Harga beras di Thailand pun jatuh ke level terendah dalam tiga tahun, sedangkan Vietnam mengalami harga terendah dalam hampir lima tahun.

Menurut laporan Reuters, harga beras global kini telah turun sepertiga dibandingkan puncaknya pada 2024.

Presiden Asosiasi Eksportir Beras India BV Krishna Rao menyebutkan bahwa harga 5 persen broken rice diperkirakan bertahan di kisaran US$390 per ton hingga akhir tahun karena membanjirnya pasokan. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.