TRIBUNNEWS.COM - Setelah dituntut berulang kali oleh Presiden Ukraina, Volodymr Zelensky, terkait pertemuan dengan Vladimir Putin, pihak Rusia akhirnya berikan tanggapan resminya.
Dikutip dari Reuters, pada Sabtu (17/5/2025), Kremlin akhirnya menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Namun demikian, pertemuan tersebut hanya bisa dilakukan jika sejumlah kesepakatan tertentu telah dicapai oleh Ukraina.
Hal ini diungkapkan oleh Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Peskov sendiri tidak merinci jenis kesepakatan apa saja yang diperlukan bagi Ukraina melalui perspektif Rusia.
Peskov mengatakan Rusia menganggap pertemuan antara Putin dan Zelensky bisa saja dilakukan.
Akan tetapi, pertemuan tersebut hanya bisa terjadi jika kedua pihak sama-sama mencapai hasil tertentu dalam bentuk kesepakatan.
"Pada saat yang sama, saat menandatangani dokumen yang harus disepakati delegasi, yang utama dan mendasar bagi kami adalah siapa tepatnya dari pihak Ukraina yang akan menandatangani dokumen-dokumen ini," ungkap Peskov.
Peskov tidak menjelaskan lebih lanjut pernyataan tersebut.
Namun, bila ditelaah ke belakang, pernyataan resmi yang disampaikan oleh Peskov tersebut merujuk pada ucapan Putin sebelumnya yang pernah mempertanyakan legitimasi Zelensky sebagai Presiden Ukraina.
Hal ini terjadi karena Putin menilai Zelensky menjadi Presiden Ukraina secara ilegal karena masa jabatan sosoknya telah berakhir sejak 2024 lalu.
Pernyataan resmi dari Kremlin ini sekaligus menjawab polemik tuntutan Presiden Zelensky yang menantang pemimpin Kremlin untuk bertemu dengannya di Turki minggu ini
Namun demikian, dalam pertemuan di Istanbul tersebut Putin mengirim tim asisten dan pejabat untuk bertemu negosiator Ukraina pada Jumat lalu (16/5/2025).
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Volodymyr Zelensky kembali bersikeras, Vladimir Putin harus datang langsung menemuinya di Istanbul untuk membahas perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Perundingan damai ini tersebut juga dihadiri Sekretaris Negara AS, Marco Rubio, yang mewakili Presiden AS, Donald Trump.
Selain Rubio, Trump juga mengirim utusan senior Steve Witkoff dan Keith Kellogg untuk memantau perundingan tersebut, menurut tiga sumber dari Reuters yang mengetahui rencana tersebut.
Dikutip dari Reuters, pada Selasa (13/5/2025), Zelensky bahkan sempat mengejek bahwa pemimpin Rusia itu takut bertemu langsung dengannya.
"Dia (Putin) takut akan pembicaraan langsung dengan saya," ungkapnya kepada awak media.
Zelensky kemudian menyatakan pihaknya serius ingin menegosiasikan gencatan senjata tanpa syarat sebagai langkah menuju akhir perang.
Presiden Ukraiana tersebut juga menegaskan bahwa Putin harus ikut serta.
Ia bersikeras Putin tidak boleh diwakilkan dalam pertemuan ini karena segala sesuatu di Rusia bergantung padanya.
"Kami ingin sepakati awal dari akhir perang," kata Zelensky dalam konferensi pers pada Selasa.
(Bobby)