PTPN I Siap Rangkul Warga Kembangkan Potensi Kopi Arabika Bondowoso
GH News May 17, 2025 11:05 PM

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) menyatakan komitmennya untuk terus merangkul masyarakat dalam mengembangkan potensi kopi arabika di Bondowoso, Jawa Timur. Menyusul adanya insiden anarkis yang terjadi di Desa Kaligedang, Kecamatan Ijen, pada Kamis (15/5/2025).

Insiden tersebut mengakibatkan kerusakan aset negara dan kesalahpahaman terhadap tiga personel TNI yang tengah bertugas di kawasan Hak Guna Usaha (HGU) perkebunan milik negara yang dikelola PTPN I Regional 5.

Sekretaris PTPN I Aris Handoyo, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian tersebut.

"Kami menyayangkan insiden yang terjadi dan berharap semua pihak dapat menahan diri. Prinsip kami adalah membangun dengan masyarakat, bukan di atas masyarakat," kata Aris, Sabtu (19/5/2025).

"Karenanya, kami terus membuka ruang dialog, mendengar aspirasi warga, dan membangun sinergi untuk kemajuan bersama," imbuhnya.

PTPN I menegaskan bahwa seluruh aktivitas di area HGU telah dilaksanakan berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku dan melalui pendekatan terbuka. Tentunya dengan melibatkan masyarakat serta pemangku kepentingan, termasuk Forkopimda dan instansi terkait.

Sejumlah pertemuan resmi dan Forum Group Discussion (FGD) pun telah digelar untuk menjembatani komunikasi dan menjamin transparansi program pengembangan kawasan.

PTPN I juga mengapresiasi langkah sigap aparat keamanan dan tokoh masyarakat dalam meredam situasi dan membebaskan personel TNI secara damai. Dukungan penuh terhadap proses penegakan hukum yang adil juga disampaikan, demi menjaga marwah negara dan ketertiban sosial.

Sinergi Bondowoso Republik Kopi dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Program pengembangan kopi arabika di Ijen bukan hanya bertujuan komersial. Tetapi juga bagian dari pemberdayaan ekonomi lokal, pelatihan petani, kemitraan produksi, hingga perluasan akses pasar bagi hasil bumi masyarakat.

Program ini telah dimulai sejak tahun 2022 sebagai sinergi yang baik dalam mendukung program Bondowoso Republik Kopi (BRK). Sekaligus menjaga konservasi wilayah Ijen dari risiko bencana alam seperti yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

Aris membeberkan, apa yang terjadi di Desa Kaligedang, Kecamatan Ijen, pada Kamis (15/5/2025), sangat disayangkan masyarakat. Terlebih disitu ada indikasi pesanan atau digerakkan oleh oknum-oknum tertentu.

Bahkan, menurut Aris, warga mengakui bahwa PTPN I Regional 5 telah memberikan ruang yang sangat terbuka bagi masyarakat untuk bermitra dalam pengelolaan lahan. Masyarakat pun memahami bahwa di wilayah Ijen hanya ada HGU PTPN, Perhutani, dan BKSDA.

Disampaikan, dukungan terhadap program pengembangan kopi arabika di Bondowoso, juga terlihat jelas dalam Rapat Koordinator Forkopimda pada 6 Mei 2025 lalu. Dalam rapat yang dihadiri oleh Bupati, Ketua DPRD, Kajari, Dandim, Kapolres, dan Kepala Kantor Pertanahan, manajemen PTPN melalui Kebun JCE dan Blawan telah menyampaikan rencana program pengembangan kopi.

"Dan disitu disambut sangat baik oleh Forkopimda," ungkapnya.

Ijen Heritage Kopi Nasional dan Tantangan yang Ada

Kawasan Ijen bukan hanya sekadar areal perkebunan komoditas strategis. Tapi juga heritage nasional yang telah dikenal dunia melalui merek Java Coffee sejak tahun 1922.

Kawasan ini menyimpan nilai sejarah dan ekonomi yang tinggi. Serta menjadi bagian penting dari identitas kopi Nusantara di mata dunia.

Manajemen Unit Java Coffee Estate secara konsisten telah melakukan sosialisasi, membangun komunikasi dengan masyarakat, serta menghadirkan dialog terbuka dengan berbagai elemen lokal.

Namun demikian, gangguan terhadap areal HGU yang sah secara hukum masih kerap terjadi. Hingga akhirnya, beberapa kasus terakhir berhasil diproses melalui jalur penegakan hukum pidana sebagai bentuk perlindungan terhadap aset negara.

Dialog Terbuka dan Prinsip ESG

Sekretaris PTPN I, Aris Handoyo menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk selalu membuka ruang komunikasi kepada seluruh pemangku kepentingan. Dengan begitu, masukan-masukan konstruktif dapat diserap guna mendukung usaha PTPN I yang berkelanjutan sesuai dengan prinsip-prinsip Environment, Social, dan Governance (ESG).

"Kami percaya, dengan dialog yang terbuka dan semangat gotong royong, tantangan sebesar apa pun dapat diatasi bersama. Kami siap melanjutkan komunikasi konstruktif demi menciptakan usaha yang sustain berlandaskan Environment, Social, dan Governance (ESG)," tegas Aris.

Bagaimana menurut Anda, langkah kongkrit apa lagi yang bisa dilakukan PTPN I untuk memperkuat sinergi dengan masyarakat lokal dalam pengembangan kopi arabika di Bondowoso? (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.