Singgung Perang Besar 21 Tahun Lawan Swedia, Rusia Siap Ladeni Ukraina Selama Apa Pun
TRIBUNNEWS.COM - Perundingan Rusia dan Ukraina di Istambul, Turki, pada Jumat (16/5/2025) kemarin menyisakan sejumlah hal menarik.
Perundingan yang tidak menghasilkan kesepakatan gencatan senjata itu, menyibak sikap Rusia yang siap berperang selama apa pun yang dibutuhkan melawan Ukraina.
Hal itu dilontarkan Kepala negosiator Kremlin dalam pembicaraan damai dengan Ukraina yang mengutip Perang Utara Besar tahun 1700-1721 antara Rusia dan Swedia saat itu.
Gambaran lamanya perang 21 tahun ini digambarkan sebagai bukti bahwa Rusia siap untuk melanjutkan perangnya melawan Ukraina selama diperlukan.
Berbicara setelah perundingan langsung pertama Rusia dengan Ukraina dalam tiga tahun, Vladimir Medinsky mengatakan kalau Moskow "puas dengan hasilnya dan siap untuk melanjutkan kontak".
Dia kemudian menarik persamaan historis dengan konflik abad ke-18, di mana Tsar Rusia memimpin koalisi pasukan di seluruh Eropa untuk menantang dominasi Swedia di kawasan Baltik.
“Perang Utara Besar dengan Swedia berlangsung selama 21 tahun. Dua puluh satu tahun. Namun, hanya beberapa tahun setelah dimulai, Peter yang Agung menawarkan perdamaian kepada Swedia… Apa yang dikatakan Swedia? 'Tidak, kami akan bertempur sampai orang Swedia terakhir,'” kata Medinsky dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara stasiun televisi Rossiya 24, TV pro-Kremlin, Yevgeny Popov.
Sebelumnya juga pada Jumat, koresponden The Economist, Oliver Carroll mengutip "sumber terpercaya" yang mengatakan kalau Medinsky telah berkata di ruang negosiasi, "Kami tidak menginginkan perang, tetapi kami siap untuk berperang selama satu, dua, tiga tahun — berapa pun lamanya. Kami berperang melawan Swedia selama 21 tahun. Berapa lama Anda siap untuk berperang?" .
"Mungkin sebagian dari mereka yang duduk di meja ini akan kehilangan lebih banyak orang yang mereka cintai. Rusia siap untuk berperang selamanya," kata Medinsky dalam pembicaraan yang berlangsung lebih dari 90 menit itu.
Pembawa acara Rossiya 24 yang dikelola pemerintah, Popov, mengonfirmasi kalau Perang Utara Besar disebutkan selama pembicaraan di Istanbul.
Popov juga mengonfirmasi laporan bahwa negosiator Rusia mengancam akan merebut wilayah Kharkiv dan Sumy di timur laut Ukraina — selain lima wilayah yang telah dianeksasinya — jika tuntutan Moskow tidak dipenuhi.
"Terkait pernyataan pihak Rusia selama negosiasi, salah satu sumber kami mengonfirmasi bahwa salah satu anggota delegasi Rusia memang mengatakan: 'Jika empat wilayah Rusia baru tidak diakui sekarang, dalam waktu dekat, maka lain kali sudah akan ada enam'," kata Popov dalam siaran televisi.
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa kalimat ini memang diutarakan selama perundingan," kata Popov, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Sebuah sumber diplomatik Ukraina juga mengatakan kepada AFP pada Jumat bahwa negosiator Rusia menuntut agar Ukraina menyerahkan tanah yang masih di bawah kendali Kiev.
"Perwakilan Rusia mengajukan tuntutan yang tidak dapat diterima... seperti agar Ukraina menarik pasukan dari sebagian besar wilayah Ukraina yang dikuasainya agar gencatan senjata dapat dimulai," kata sumber itu kepada AFP.
Rusia dan Ukraina sepakat untuk masing-masing menukar 1.000 tawanan perang setelah perundingan hari Jumat.
Para negosiator dari kedua belah pihak juga mengatakan mereka membahas kemungkinan gencatan senjata serta kemungkinan pertemuan para pemimpin negara mereka.
(oln/tmt/*)