TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adanya hari libur dan cuti bersama yang terjadi pada bulan Mei atau pasca libur lebaran 2025 menjadi faktor pendorong naiknya belanja masyarakat.
Awal bulan Mei terdapat dua hari libur yakni Hari Buruh dan juga Hari Raya Waisak yang diikuti dengan adanya cuti bersama.
Head of Mandiri Institute Andre Simangunsong menyampaikan, pada Hari Buruh belanja masyarakat sudah mencapai 85 persen dari puncak belanja pada Ramadan. Di mana hampir semua wilayah mengalami kenaikan nilai belanja masyarakat.
"Memang ada sedikit perbedaan untuk Bali dan Nusa Tenggara, karena periode kuartal-1 (Q1) sampai dengan bulan Mei ini masih sedikit low season. Tapi kita optimis ke depan Bali dan Nusa Tenggara akan catch up di periode Q2," tutur Andre dalam webinar Economic Outlook Q2 2025, Senin (19/5/2025).
Kemudian untuk belanja masyarakat yang berkaitan dengan mobilitas seperti pemesanan tiket pesawat dan juga untuk travel, kereta api dan pembelian bahan bakar juga meningkat signifikan.
Naiknya belanja mobilitas menurut Andre terjadi paling banyak untuk tiket penerbangan. Hal ini menandakan bahwa masyarakat sudah antisipasi jauh-jauh hari untuk pembelian. Pasalnya di akhir Mei ini akan ada lagi periode libur panjang, demikian juga di bulan Juni.
"Kebetulan di Juni-Juli ini ada momen periode libur anak sekolah. Jadi periode tersebut merupakan periode libur yang saya rasa sudah diantisipasi oleh masyarakat untuk merencanakan travelling ke depan," ucap Andre.
Namun, untuk libur panjang yang berdekatan seperti saat Kenaikan Isa Al Masih dengan Jumat Agung kemungkinan pertumbuhan belanja masyarakat tidak terlalu besar dibandingkan dengan Hari Raya Nyepi, Waisak maupun saat Maulid Nabi Muhammad.
"Jadi (lebih baik) hari yang lebih panjang dan misalkan tambahan cuti bersamanya itu bisa terletak di awal dan akhir bulan, serta setelah itu jarak libur yang tidak terlalu berdekatan dengan libur yang lainnya, itu bisa menambah belanja masyarakat hingga mencapai 13,8 persen," ungkapnya.
Jika faktor-faktor tersebut terpenuhi, maka tambahan cuti bersama yang mungkin ke depan bisa lebih efektif, bisa secara maksimal menambah belanja masyarakat.