TRIBUNNEWS.COM - Berikut sejarah dan kata-kata motivasi Hari Kebangkitan Nasional.
Hari ini, Selasa (20/5/2025) diperingati sebagai hari bersejarah, Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas).
Mengutip dari laman resmi komdigi, Hari Kebangkitan Nasional ke-117 ini, diperingati dengan tema 'Bangkit Bersama dan Wujudkan Indonesia Kuat'.
Umumnya Harkitnas diperingati agar masyarakat bangsa Indonesia terus memelihara, menumbuhkan, dan menguatkan semangat gotong royong kita sebagai landasan dasar dalam melakukan pembangunan negara Indonesia.
Mengutip dari kemdikbud.go.id, sejarah Hari Kebangkitan Nasional berhubungan dengan berdirinya organisasi Gerakan Boedi Oetomo.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.
Hari Kebangkitan Nasional adalah peristiwa penting bangsa Indonesia.
Harkitnas memiliki kaitan sejarah dengan organisasi Gerakan Boedi Oetomo.
Dikutip dari Kemendikbud.go.id, saat itu anggota Boedi Oetomo terdiri dari kalangan atas suku Jawa dan Madura.
Pada tahun 1915 Gerakan Boedi Oetomo mulai bergerak di bidang politik.
Gerakan Boedi Oetomo dikenal sebagai gerakan nasionalisme yang memiliki karakteristik di bidang politik yang disebabkan oleh berlangsungnya Perang Dunia I.
Berdirinya Gerakan Boedi Oetomo dilatarbelakangi oleh keprihatinan sejumlah mahasiswa dengan nasib bangsa yang sudah 300 tahun lebih dijajah Belanda.
Para mahasiswa tersebut berasal dari sekolah STOVIA.
Sekolah STOVIA (School Tot Opleiding Van Indlandsche Arsten) adalah sekolah kedokteran Bumi Putera yang saat itu di pimpin oleh Dr HF Roll.
Pembentukan Gerakan Boedi Oetomo dicetuskan oleh Wahidin Soedirohoesodo dan Soetomo.
Wahidin Soediro Hoesodo, adalah seorang dokter lulusan Sekolah Dokter Jawa (dulu kampusnya terletak dekat Rumah Sakit Militer Weltervreden yang sekarang menjadi RSPAD Gatot Subroto) memiliki peranan penting dalam proses berdirinya Boedi Oetomo.
Dr. Wahidin prihatin melihat kondisi masyarakat yang tidak mampu dan kesulitan biaya sehingga tidak dapat merasakan pendidikan formal dan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi.
Sosoknya memberikan wejangan di hadapan para pelajar STOVIA mengenai pentingnaya pendidikan sebagai sarana untuk membebaskan diri dari keterbelakangan.
Pada Tanggal 20 Mei 1908, di ruang Kelas Anatomi STOVIA, diselengarakan pertemuan dan menghasilkan terbentuknya organisasi Boedi Oetomo dengan Ketua R Soetoemo, Wakil Ketua M Soelaiman, Sekretaris I Soewarno, Sekretaris II M Goenawan Mangoenkoesoemo, dan Bendahara R Angka.
Gerakan ini berkembang dari embrio yang bersifat kultural, nasionalisme rakyat Indonesia perlahan mulai berkembang dan terwujud dalam pembentukan berbagai organisasi setelah Boedi Oetomo.
Setelah muncul gerakan Boedi Oetomo, ada beberapa organisasi dan partai politik lahir setelah kemunculan Boedi Oetomo.
Gerakan Boedi Oetomo dianggap menjadi pemicu kesadaran para tokoh pergerakan nasional untuk mulai berjuang dengan cara berorganisasi.
Saat itulah kelahiran dan perkembangan nasionalisme Indonesia semakin memperlihatkan bentuk nasionalisme yang nyata.
Nasionalisme dapat mewujudkan Perhimpunan Indonesia (PI) dan partai-partai politik yang menyusulnya, salah satunya partai politik Parindra.
Kemudian sejak saat itulah di tahun 1959, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional, disingkat Harkitnas.
Peringatan tersebut termasuk dalam daftar hari nasional yang bukan hari libur.
Hal ini telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.
Presiden pertama RI Soekarno dahulu pernah berpidato dan menyampaikan peran besar Boedi Oetomo dalam mewujudkan kesadaran bangsa.
Ia menegaskan bahwa gerakan ini merupakan awal kesadaran bangsa Indonesia berjuang merebut kemerdekaan dengan jalan berorganisasi.
Maka disimpulkan bahwa berdirinya Boedi Oetomo menjadi penanda bahwa bangsa Indonesia untuk pertama kalinya menyadari bahwa persatuan dan kesatuan itu sangat penting.
(Oktavia WW)