Misteri Perusakan Makam di Bantul dan Jogja Terkuak, Siapa Pelakunya?
Siti Nurjannah Wulandari May 20, 2025 10:36 AM

TRIBUNNEWS.COM - Polisi berhasil mengamankan terduga pelaku perusakan terhadap beberapa makam di Pemakaman Buluwarti, Purbayan, Kemantren Kotagede, Kota Yogyakarta.

Hal ini dibenarkan oleh Kasihumas Polresta Yogyakarta, AKP Sujarwo.

"Terkait kasus perusakan makam, benar pelaku telah dilakukan penangkapan," kata Sujarwo, Senin (19/5/2025), dikutip dari TribunJogja.com.

Namun, identitas pelaku belum diungkap karena masih dalam proses pemeriksaan oleh penyidik.

"Untuk keterangan lebih lanjut, besok kami adakan jumpa pers," ujarnya.

Saat ini, terduga pelaku masih berada di Mapolsek Kotagede untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak penyidik.

"(Pelaku) masih dimintai keterangan di Polsek Kotagede," jelas Sujarwo. 

Sebelumnya, terduga pelaku diamankan oleh anggota Polsek Kotagede.

"Pelaku laki-laki inisial ANFS (16), warga Kapanewon Banguntapan, sudah diamankan oleh Polsek Kotagede," kata Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, kepada awak media, Senin (19/5/2025).

Pelaku selanjutnya diserahkan kepada Polresta Yogyakarta untuk menjalani pemeriksaan. Dengan begitu, penanganan kasus sepenuhnya dilimpahkan ke Polresta Yogyakarta.

"Untuk keterangan lebih lanjut, teman-teman bisa menghubungi Polresta Yogyakarta," jelas dia.

Sejumlah nisan makam di Kapanewon Banguntapan dan Kemantren Kotagede dirusak oleh orang tak dikenal (OTK). 

Peristiwa ini diketahui setelah ada orang yang mengunjungi area Tempat Pemakaman Umum (TPU).

Setelah dilakukan penyelidikan, pelaku diketahui merupakan seorang pelajar berinisial ANFS (16), yang tinggal di Kapanewon Banguntapan.

Pelaku yang beragama Nasrani tersebut merusak sejumlah nisan makam yang juga milik umat Nasrani.

Salah satu lokasi kejadian berada di TPU Ngentak, RT 10, Kalurahan Baturetno, Kapanewon Banguntapan, di mana setidaknya terdapat 10 nisan yang dirusak oleh pelaku.

Respons Gubernur DIY

Maraknya perusakan makam di beberapa wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendapat respons dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.

Sri Sultan HB X mengimbau masyarakat untuk bersikap bijak dan berhati-hati dalam menanggapi kasus perusakan sejumlah makam di Kabupaten Bantul.

Meski demikian, Sri Sultan HB X enggan berspekulasi mengenai motif pelaku dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut kepada aparat penegak hukum.

“Saya tidak tahu (motifnya). Jadi saya tidak berani berkomentar, karena takut keliru menyampaikan kepada publik,” ujar Sultan, Senin (19/5/2025).

Sri Sultan HB X mengungkapkan bahwa insiden serupa pernah terjadi di masa lalu, meskipun belum bisa dipastikan apakah kejadian kali ini memiliki hubungan langsung dengan peristiwa sebelumnya.

“Berarti kan ini kembali ke sekian tahun yang lalu, kan juga pernah terjadi seperti itu. Tapi saya tidak tahu motifnya apa,” ucapnya.

Melansir dari TribunJogja.com, Sri Sultan HB X menekankan bahwa pernyataan yang tidak didukung fakta dapat menyesatkan publik dan memperburuk situasi.

Menurutnya, pemerintah daerah memilih untuk bersikap tenang dan menunggu hasil penyelidikan dari pihak berwenang.

“Kalau saya asal bicara, nanti bisa berbeda dengan fakta yang sebenarnya. Itu justru bisa menyesatkan,” ujarnya.

Ia menambahkan, aparat perlu diberi ruang untuk bekerja secara objektif agar pelaku segera terungkap, sehingga publik dapat memperoleh kepastian hukum.

“Kalau memang sudah ada kasus itu, ditangani dulu masalahnya seperti apa,” kata Sri Sultan HB X.

(Falza) (TribunJogja.com/Miftahul Huda)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.