TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dinas Perikanan (Disperikan) Banyuwangi mengimbau kepada para nelayan untuk tidak memaksakan diri melaut di tengah kondisi cuacca yang tidak menentu.

Perubahan cuaca dari hujan ke kemarau yang masih berlangsung menyebabkan gelombang tinggi dan angin kencang di perairan sekitar Banyuwangi, meningkatkan risiko bagi nelayan yang tetap beroperasi.

Kepala Disperikan Banyuwangi, Suryono Bintang Samudera, mengatakan bahwa sebagian besar nelayan di wilayah pesisir, terutama yang menggunakan kapal kecil di bawah 10 Gross Tonnage (GT), sudah memahami bahaya ini dan memilih untuk menunda aktivitas melaut.

Namun, Suryono sapaan karib Suryono Bintang Samudera, tak menampik adanya beberapa nelayan yang tetap berlayar demi memenuhi kebutuhan ekonomi.

“Kami mengimbau agar nelayan mengutamakan keselamatan dan melengkapi kapal dengan alat pelindung seperti life jacket dan pelampung,” kata Suryono, Selasa (20/5/2025).

Menurut Suryono, cuaca buruk juga dapat berdampak signifikan terhadap aktivitas penangkapan ikan.

Selain membahayakan keselamatan nelayan, cuaca ekstrem juga dapat menyebabkan kerusakan pada kapal dan alat tangkap, serta penurunan hasil tangkapan.

“Musim seperti ini memang penuh tantangan, jadi jangan ambil risiko yang dapat mengancam nyawa,” ujarnya.

Dalam hal ini, Disperikan terus berupaya memberikan perlindungan kepada nelayan. Selain memberikan imbauan, pemerintah juga menyediakan fasilitas seperti tempat pelelangan ikan, dan juga asuransi keselamatan terhadap nelayan.

“Alhamdulillah sudah sebanyak 3 ribu nelayan lebih yang sudah tercover asuransi BPJS. Ada juga yang belum mendapatkan tetapi insya allah sudah kami daftarkan,” cetus Suryono.

Dengan kondisi cuaca yang masih fluktuatif, Dinas Perikanan mengimbau agar nelayan selalu memantau prakiraan cuaca sebelum berangkat melaut dan tidak mengambil keputusan yang dapat membahayakan diri sendiri.  (*)