TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Komitmen PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam mendukung pembangunan sosial dan pelestarian lingkungan terus diwujudkan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). 

Khusus di wilayah Daerah Operasi 2 atau Daop 2 Bandung, program TJSL Bina Lingkungan pada Triwulan I tahun 2025 telah berhasil menyalurkan bantuan senilai Rp299.082.700 kepada masyarakat di sekitar jalur dan stasiun kereta api.

Program ini mencerminkan langkah strategis KAI dalam memperkuat hubungan dengan masyarakat sekitar sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan, sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi pelopor transportasi berkelanjutan di Indonesia.

Dalam siaran persnya Manager Humas KAI Daop 2 Bandung Kuswardojo, menyampaikan bahwa keberadaan perusahaan tidak hanya sebatas layanan transportasi, tetapi juga harus memberi dampak positif bagi masyarakat.

“Program TJSL ini merupakan bagian dari komitmen KAI untuk terus hadir dan berkontribusi dalam pembangunan masyarakat di sekitar wilayah operasional kami. Harapannya, bantuan yang diberikan bisa memberikan manfaat konkret dan mempererat silaturahmi antara KAI dan warga,” ujar Kuswardojo, Selasa (30/5/2025).

Bantuan TJSL pada awal tahun 2025 ini mencakup berbagai bentuk dukungan sosial, berupa Pembangunan Sarana Umum
KAI mendukung pembangunan infrastruktur publik, khususnya akses jalan di lingkungan masyarakat yang dilintasi jalur kereta. Ini membantu meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas warga.

Kemudian renovasi sarana ibadah sebagai bentuk kepedulian terhadap kehidupan keagamaan, KAI menyalurkan bantuan renovasi masjid dan tempat ibadah lainnya, agar masyarakat dapat beribadah dengan nyaman dan aman.

Dan distribusi bantuan sembako
KAI turut memperhatikan kesejahteraan masyarakat kurang mampu dengan memberikan bantuan paket sembako sebagai dukungan pemenuhan kebutuhan pokok.

Lebih dari sekadar bantuan sosial, program TJSL KAI juga berfokus pada pelestarian lingkungan. Pada triwulan ini, KAI Daop 2 Bandung melanjutkan program penghijauan yang dilakukan di berbagai titik strategis, seperti di area sekitar stasiun, eepanjang jalur rel aktif dan Kantor operasional dan lahan milik KAI.

Jenis pohon yang ditanam sangat beragam dan memiliki nilai ekologis tinggi, antara lain Trembesi, Ketapang Kencana, Tabebuya, Palem Hias, Cemara Hias, Glodokan, hingga pohon Mangga.

Langkah ini merupakan bagian dari partisipasi KAI dalam mendukung Gerakan Sejuta Pohon, sebagai bentuk nyata keterlibatan perusahaan dalam mitigasi perubahan iklim dan pemeliharaan kualitas udara.

“Kami ingin menjadi bagian dari solusi terhadap isu lingkungan. Melalui penanaman ribuan pohon, kami berharap mampu menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar jalur kereta,” jelas Kuswardojo.

Program TJSL PT KAI menurut Kuswardoyo bukanlah kegiatan temporer, melainkan dilakukan secara berkelanjutan dan terstruktur. Dalam setiap pelaksanaan, perusahaan selalu berupaya menyesuaikan bentuk bantuan dengan kebutuhan lokal dan kondisi masyarakat setempat.

Daop 2 Bandung yang meliputi jalur dari Padalarang hingga Banjar, dengan puluhan stasiun aktif dan ribuan masyarakat yang tinggal di sepanjang rel, menjadi salah satu wilayah strategis dalam pelaksanaan TJSL.

Program ini juga mendukung implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya pada tujuan SDG 1: Tanpa Kemiskinan, SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Sebagai BUMN strategis nasional, PT KAI terus berinovasi tidak hanya dalam bidang layanan transportasi, tetapi juga dalam penerapan nilai-nilai keberlanjutan. Dengan semangat transformasi digital dan keberpihakan pada lingkungan, KAI memperkuat perannya sebagai perusahaan yang berwawasan sosial, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.

"Melalui program TJSL yang konsisten, KAI berharap keberadaan perusahaan mampu memberikan manfaat menyeluruh, bukan hanya bagi pengguna jasanya, tapi juga bagi masyarakat sekitar dan generasi masa depan," pungkas Kuswardoyo. (*)