BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026 untuk jenjang SD dan SMP di Kota Banjarmasin segera berlangsung pada Juni hingga Juli 2025.
Sejumlah sekolah mulai bersiap, termasuk menyiapkan pelayanan bantuan bagi orangtua yang masih mengalami kesulitan dalam proses pendaftaran online.
Ada empat jalur seleksi yang dibuka untuk jenjang SMP, yakni domisili (zonasi), afirmasi, prestasi, dan mutasi. Sementara untuk jenjang SD, jalur yang tersedia yaitu zonasi, afirmasi, dan mutasi.
Kepala SMPN 6 Aminsyah mengatakan pihaknya akan kembali membuka layanan bantuan pendaftaran seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Kami membantu masyarakat mendaftarkan anaknya, terutama untuk orangtua yang kesulitan menggunakan telepon seluler android,” ujarnya, Rabu (21/5).
Ia menambahkan, kuota penerimaan di SMPN 6 tahun ini 320 siswa, yang terbagi dalam 10 rombongan belajar (rombel).
Rinciannya 40 persen jalur zonasi, minimal 20 persen jalur afirmasi yang terbagi atas 15 persen umum dan 5 persen disabilitas.
Kemudian 30 persen jalur prestasi, yang terdiri atas 25 persen akademik dan 5 persen non-akademik. Selain itu lima persen jalur mutasi.
Sementara itu, untuk jenjang SD, kuota pendaftaran dibatasi lebih kecil. Kepala SDN Pemurus Dalam 1 Sri Mariyati menyebut sekolahnya hanya menerima satu rombel.
“Kami hanya menerima 28 siswa, sesuai aturan. Jalurnya ada zonasi, afirmasi, dan mutasi. Tahun lalu, mayoritas pendaftar masuk lewat jalur zonasi,” ucapnya.
Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Banjarmasin Ibnul Qayyim menegaskan seluruh SD di bawah koordinasi dinas memiliki kuota seragam.
“Tiap SD kuotanya 28 siswa. Jalurnya zonasi paling sedikit 70 persen, afirmasi minimal 15 persen, dan mutasi maksimal 5 persen,” jelasnya.
Pembatasan penerimaan murid ini tentunya untuk pemerataan.
Qayyim menerangkan saat ini ada dua SD yang dalam proses regrouping atau penggabungan karena kekurangan murid.
“Pendaftar biasanya menurun di wilayah tertentu, makanya ada sekolah yang masih proses regrouping,” tambah Qayyim.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Banjarmasin belum dapat dikonfirmasi mengenai teknis dan waktu pembukaan SPMB. Sedangkan sejumlah orangtua mulai memetakan rencana pendidikan anaknya.
Ratna Ayu (35), warga Jalan Veteran, mengaku berencana mendaftarkan anaknya ke SMPN 6 melalui jalur zonasi.
“Alhamdulillah domisili kami masuk zona. Sekarang melengkapi KK dan ijazah, sambil belajar input online-nya juga,” ujarnya.
Sementara Fahmi (12), murid kelas VI SDN Sungaiandai 5, masih bimbang antara masuk sekolah negeri atau pondok pesantren.
“Saya ingin masuk SMPN, tapi ayah sempat mengajak lihat pesantren di Martapura. Lagi nimbang-nimbang katanya,” ungkapnya.
Sebagian orangtua lain juga mempertimbangkan alternatif sekolah swasta bila tidak lolos SPMB.
“Kalau tak diterima, paling saya daftarkan anak ke sekolah swasta terdekat. Yang penting anak bisa sekolah tepat waktu,” kata Sulaiman (40), warga Alalak.
Persiapan SPMB jenjang SD dan SMP juga berlangsung di Kabupaten Tanahlaut. Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tala hingga 2024, jumlah SD di kabupaten ini 246 (235 berstatus negeri) dengan 32.523 murid. Sedangkan SMP sebanyak 58 (48 berstatus negeri) dengan jumlah murid 9.400 orang.
Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Tala Giri Aristiadi, Selasa, menyebutkan kuota murid baru pada SPMB tahun ajaran 2025/2026 di sekolah negeri sebanyak 4.288 orang.
Mereka terbagi atas 134 rombel. Sedangkan kuota murid baru pada SMP swasta sebanyak 736 orang dengan jumlah rombel 23.
Lebih lanjut ia menuturkan pengumuman pendaftaran dimulai pada 5 Mei hingga 17 Mei. Kemudian pendaftaran dimulai 19 Mei hingga 5 Juni.
Seleksi dijadwalkan 10 hingga 14 Juni, pengumuman 16 Juni, daftar ulang pada 17-21 Juni, dan penetapan murid baru 26 Juni mendatang.
Hingga berita ini diturunkan Kepala Disdikbud Tala Abdillah belum berhasil dikonfirmasi.
Sementara warga Pelaihari, M Ruslianoor, mengatakan dirinya mengarahkan anak untuk melanjutkan pendidikan ke pesantren.
“Zaman sekarang kan pengaruh ponsel kuat banget. Sisi negatifnya besar juga. Jadi, biar nanti anak saya lanjut ke pesantren. Di pesantren kan tak boleh bawa HP,” ucapnya.
Pedagang makanan ini mengaku sangat risau dengan anak laki-lakinya yang begitu candu bermain game. Ditegur secara keras tidak baik terhadap mental, dibiarkan makin tambah asyik nge-game. (su/roy)