Sinergi Lintas Sektor Perkuat Keberlanjutan Regenerasi Petani Muda di Pasuruan
GH News May 22, 2025 01:04 PM

TIMESINDONESIA, PASURUAN – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen mendorong regenerasi petani dan pengembangan jiwa kewirausahaan di sektor pertanian melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS). Program ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Kementan dan International Fund for Agricultural Development (IFAD), yang menyasar generasi muda agar mampu menjadi pelaku utama dalam pembangunan pertanian berkelanjutan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian untuk memperkuat produksi pangan nasional. Ia mengajak anak-anak muda Indonesia agar tidak ragu berkecimpung di dunia pertanian sebagai bagian dari solusi ketahanan pangan dan keberlanjutan masa depan bangsa.

District-Multi-Stakeholder-Forum-2.jpg

"Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia menjadi faktor keberlanjutan pangan nasional. Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya," kata Amran. 

Melalui Program YESS, Kementan berharap dapat mencetak wirausahawan muda pertanian yang adaptif, berdaya saing, dan mampu mengelola potensi sumber daya alam secara produktif. Langkah ini menjadi bagian dari transformasi sektor pertanian agar semakin diminati generasi muda sekaligus mendukung target swasembada pangan nasional.

Selaras dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, menegaskan bahwa Program YESS menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam mencetak petani muda yang mampu mengelola sumber daya alam dengan mengoptimalkan potensi sumber daya manusia dalam dunia usaha.

Dalam rangka meningkatkan sinergitas program pembangunan pemuda tani di wilayah pedesaan, Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Jawa Timur dalam Program YESS menggelar kegiatan District Multi Stakeholder Forum (DMSF). Kegiatan ini merupakan bagian dari dukungan terhadap strategi exit dan penyusunan kebijakan yang mendukung keberlanjutan regenerasi pelaku pertanian muda di Kabupaten Pasuruan.

Forum yang digelar pada Senin, 19 Mei 2025, di kantor Bappelitbangda Kabupaten Pasuruan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Perikanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, serta perwakilan dari 24 kecamatan dan jajaran pelaksana PPIU Jawa Timur.

Project Manager PPIU Jawa Timur, Novita Dewi Kristanti, mengungkapkan bahwa sejak implementasinya, Program YESS di Kabupaten Pasuruan telah berhasil menjangkau lebih dari 14.000 penerima manfaat (PM) yang terdiri dari pemuda pedesaan. Program ini berfokus pada peningkatan kapasitas kewirausahaan, penguatan akses pembiayaan, pendampingan usaha, serta peningkatan keterampilan teknis dan manajerial di sektor pertanian.

“Capaian ini tentu tidak lepas dari peran aktif berbagai pihak, baik pemerintah daerah, lembaga pelatihan, lembaga keuangan, maupun mitra lokal lainnya,” ujar Novita. 

Namun demikian, ia menekankan bahwa tantangan regenerasi pelaku pertanian tidak berhenti sampai di sini. Oleh karena itu, forum ini diharapkan mampu melahirkan rumusan strategi keberlanjutan yang kuat, termasuk dukungan kebijakan yang memungkinkan alumni Program YESS dan pemuda tani lainnya terus tumbuh sebagai pelaku utama pembangunan pertanian.

Kepala Bappelitbangda Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Permana, juga menegaskan pentingnya menyiapkan strategi keberlanjutan Program YESS yang akan berakhir pada 2025. Dalam forum DMSF, Bakti menyampaikan bahwa Kabupaten Pasuruan sebagai kawasan pertumbuhan industri dan daerah swasembada pangan, air, dan energi harus terus mendorong regenerasi petani muda agar tidak berhenti pasca program.

Menurutnya, forum DMSF menjadi momen tepat untuk merumuskan strategi exit yang mampu menjamin keberlanjutan pembinaan, permodalan, dan pendampingan bagi para alumni Program YESS maupun pemuda tani lainnya. Ia juga menekankan pentingnya memastikan bahwa usaha tani generasi muda terus mendapat dukungan agar mampu berkembang dan berdaya saing. Peluang keterlibatan pemuda dalam Koperasi Merah Putih dan program Mandiri Benih Guna (MBG) juga disebut sebagai salah satu bentuk konkret pemberdayaan mereka dalam rantai pasok pertanian lokal.

Hal serupa juga diungkapkan oleh selaku Pengarah Program YESS, Wahyu Windari pentingnya forum multipihak sebagai wadah evaluasi capaian sekaligus penyusunan strategi keberlanjutan menjelang berakhirnya program pada 2025. Forum ini tidak hanya memperkuat koordinasi lintas sektor, tetapi juga membangun komitmen bersama untuk merancang exit strategy yang tidak menjadi akhir, melainkan jembatan menuju kemandirian dan keberlanjutan pelaku usaha pertanian muda di pedesaan.

Sehingga berbagai pihak diharapkan dapat terus melanjutkan semangat dan upaya yang telah dirintis untuk menciptakan generasi petani muda yang tangguh, mandiri, dan inovatif. Sinergi lintas sektor, dukungan kebijakan, serta keberlanjutan program menjadi kunci agar transformasi sektor pertanian tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan menjadi daya tarik bagi generasi muda Indonesia. Melalui komitmen bersama, pertanian bukan hanya menjadi tumpuan ketahanan pangan, tetapi juga ladang masa depan yang menjanjikan bagi para pemuda bangsa. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.