Kepincut 'Golden Dome', Kanada Pertimbangkan Bergabung Dalam Proyek Pertahanan Rudal AS
Bobby Wiratama May 22, 2025 08:06 PM

TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Kanada mengungkap minatnya untuk bergabung bersama AS  dalam mengembangkan proyek sistem pertahanan rudal "Golden Dome" karya Presiden AS Donald Trump.

Rencana ini diungkap Perdana Menteri Kanada Mark Carney sehari setelah Presiden Trump memaparkan gagasan sistem pertahanan rudal yang menelan biaya sebesar 25 miliar dolar AS.

Dalam keterangan resmi yang dikutip BBC News, Carney mengatakan bahwa negaranya tertarik untuk bergabung dalam proyek tersebut.

"Kami sadar bahwa kami memiliki kemampuan, jika kami memilih untuk menyelesaikan Golden Dome dengan investasi dalam kemitraan (dengan AS). Dan itu adalah sesuatu yang sedang kami lihat dan sesuatu yang telah dibahas pada tingkat tinggi," kata Carney dalam konferensi pers , Kamis (22/5/2025).

"Tetapi saya tidak yakin apakah ada yang mau berunding tentang hal ini. Ini adalah keputusan militer. Dan kami akan mengevaluasinya sebagaimana mestinya." imbuhnya.

Adapun keterbukaan Kanada untuk bergabung dengan sistem Golden Dome muncul di tengah negosiasi perdagangan dan keamanan yang sedang berlangsung antara kedua negara.

Tepatnya setelah Trump mengancam tarif tinggi terhadap Kanada dan mengatakan akan lebih baik jika menjadi negara bagian AS.

Hal ini lantas membangkitkan gelombang patriotisme nasional di Kanada yang dianggap membawa kemenangan pemilu bersejarah bagi pemerintahan Liberal Carney.

Seorang juru bicara Carney mengonfirmasi bahwa pembicaraan terkait bergabungnya Kanada dalam proyek Golden Dome AS akan dilakukan dalam waktu dekat, tanpa merinci tanggal pasti.

"Untuk tujuan tersebut, Perdana Menteri dan para menterinya tengah melakukan diskusi yang luas dan konstruktif dengan mitra-mitra Amerika mereka," ujar Carney.

“Pembahasan ini tentu saja mencakup penguatan Norad [Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara] dan inisiatif terkait seperti Golden Dome.” tambahnya.

Apa itu Golden Dome?

Mengutip laman Lockheed Martin Golden Dome bukanlah sistem militer, Golden Dome merupakan konsep dan rencana sistem pertahanan rudal yang ditempatkan di luar angkasa, sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh AS sebelumnya.

Nama Golden Dome diambil dari sebuah bangunan ikonik yang menjadi bagian kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur.

Tidak seperti Iron Dome yang menggunakan rudal-rudal dari darat ke udara untuk mencegat rudal musuh, Golden Dome justru menggunakan ratusan satelit dalam sistem pertahanan udara mereka.

Golden Dome akan melibatkan ratusan satelit pengintai dan armada satelit penyerang secara terpisah yang akan menembak jatuh rudal-rudal musuh saat baru lepas landas.

Nantinya, satelit-satelit penyerang yang akan mengirimkan sinyal aktivasi rudal-rudal AS di lokasi terdekat peluncuran rudal-rudal musuh.

Dengan begitu rudal-rudal anti-rudal tersebut bisa diluncurkan melalui kapal-kapal perang dan kapal selam AS peluncur rudal Golden Dome, dipandu satelit.

Teknologi ini akan membuat AS seolah memiliki banyak 'kubah' pertahanan di seluruh dunia yang bisa mencegat sedini mungkin serangan dari berbagai ancaman rudal, termasuk dari Rusia dan China.

Kelebihan lainnya, Golden Dome akan beroperasi di orbit luar angkasa, menawarkan jangkauan yang lebih luas dan kemampuan pencegatan lebih dini dibandingkan Iron Dome yang masih berbasis darat.

Pejabat Pentagon bahkan memperingatkan bahwa sistem yang ada tidak dapat mengimbangi teknologi rudal baru yang dirancang oleh Rusia dan China.

Butuh Anggaran Rp2.869 triliun

Untuk merealisasi usulan ini, Trump juga menunjuk seorang jenderal Angkatan Luar Angkasa AS guna memimpin proyek pembuatan sistem pertahanan anti-rudal yang dinamai Golden Dome tersebut.

Kabarnya Trump akan menggelontorkan dana senilai 175 miliar dolar AS atau setara Rp2.869 triliun agar proyek ini dapat rampung pada 2029 atau kurang dari empat tahun lagi.

Trump sengaja meminta Pentagon mengebut proyek itu di tengah negara-negara lain berlomba-lomba modernisasi teknologi senjatanya.

(Tribunnews.com / Namira)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.