TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Jerman resmi membentuk Brigade Panzer ke-45 atau yang dikenal sebagai "Brigade Lapis Baja", untuk memperkuat Angkatan Darat Jerman di tengah memanasnya invasi Rusia ke Ukraina.
Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius menjelaskan brigade lapis baja Panzerbrigade yang terdiri dari 5.000 prajurit siap perang akan ditempatkan di Lithuania.
Brigade yang diperkuat dengan 44 tank tempur utama tipe Leopard 2A8 ini nantinya akan bertugas memperkuat garis pertahanan NATO di sisi timur Eropa.
Sebagai respons terhadap kekhawatiran keamanan di kawasan Baltik, terutama setelah aneksasi Krimea oleh Rusia pada 2014 dan invasi ke Ukraina pada 2022.
Lithuania, yang berbatasan langsung dengan Belarus dan dekat dengan eksklave Rusia di Kaliningrad, dianggap rentan terhadap potensi agresi.
Oleh karena itu kehadiran brigade ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan tempur dan memberikan sinyal kuat terhadap komitmen NATO dalam menjaga integritas wilayah anggotanya.
"Jerman akan siap membela setiap jengkal wilayah NATO. Penempatan brigade Bundeswehr di Lithuania adalah sinyal kuat bagi para sekutu dan pesan jelas kepada siapa pun yang berniat mengancam,” tegas Menhan Pistorius, sebagaimana dikutip dari DW.
Pembentukan brigade kesembilan oleh Menhan Pistorius sebenarnya sudah dicanangkan sejak pertengahan tahun 2023.
Saat ini, jajaran perwira dan beberapa satuan pendukung sudah bertugas di Vilnius. Bahkan, Jerman sudah berniat mengirim 500 serdadu ke Lithuania sampai akhir tahun nanti.
Demi merealisasikan rencana ini, Jerman dan Lithuania mulai mengebut pembangunan infrastruktur.
Mulai dari pembangunan barak prajurit, jalan baru hingga perpanjangan jalur kereta api di markas brigade di zona latihan militer Rudninkai.
Tak hanya itu di Kota Vilnius dan Kaunas, sekolah dan taman kanak-kanak juga sedang dibangun untuk keluarga para prajurit.
Rencananya pembangunan akan dikebut sehingga penempatan penuh satu brigade dijadwalkan rampung akhir 2027.
Meski proyek ini diproyeksikan memakan banyak anggaran, namun pemerintah Jerman di bawah Kanselir Friedrich Merz telah berkomitmen untuk tidak memangkas belanja militer, kendati situasi ekonomi Jerman yang makin lesu.
Sayangnya saat ini Jerman menghadapi tantangan terbesar yakni kesulitan merekrut prajurit dan pegawai sipil untuk dinas militer di Lithuania untuk waktu lama.
Tantangan ini terjadi lantaran daya tarik dinas militer menurun, terutama di kalangan generasi muda Jerman yang cenderung lebih memilih jalur karier sipil lantaran dianggap lebih stabil, fleksibel, dan sesuai dengan nilai-nilai kehidupan pribadi mereka.
Banyak anak muda Jerman juga tidak melihat ancaman militer sebagai urgensi, sehingga semangat bela negara dalam bentuk bergabung dengan militer, tidak tinggi.
Alhasil, jumlah personel aktif saat ini masih jauh dari target kekuatan penuh.
Dengan adanya target penempatan sekitar 4.800 prajurit dan 200 pegawai sipil di Lithuania, tantangan ini semakin kompleks.
Pasalnya, penugasan ini tidak bersifat rotasi jangka pendek seperti misi luar negeri biasa, melainkan penugasan permanen dengan durasi bertahun-tahun.
Sebagai solusinya, Kementerian Pertahanan menyiapkan tunjangan luar negeri yang lebih besar dan kondisi kerja yang lebih baik bagi personel yang bertugas di dalam maupun luar negeri.
Insentif tersebut merupakan bagian dari UU Titik Balik Sejarah atau Zeitenwende yang mengatur hak-hak prajurit demi mempermudah perekrutan militer.
(Tribunnews.com / Namira)