Kelompok organisasi masyarakat (ormas) di Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), berulah. Mereka melakukan perusakan hingga intimidasi dan kekerasan.
Peristiwa terjadi di depan RSU Tangerang Selatan, Jalan Pajajaran, Pamulang, pada Rabu (21/5/2025) malam. Usut punya usut keributan yang ditimbulkan oleh kelompok ormas itu dipicu masalah lahan parkir.
Kelompok ormas ini tak terima adanya pemasangan pelang di area parkiran RSU Tangsel yang dilakukan oleh vendor pemenang lelang. Ormas tersebut merasa telah mengelola parkir sejak lama di RSU Tangsel.
Tim gabungan dari Subdit Jatanras Polda Metro Jaya dan Polres Tangsel langsung turun ke lokasi dan mengamankan puluhan orang malam itu juga. Hingga kini mereka masih diperiksa di Polda Metro Jaya.
Kejadian ini terekam sejumlah video amatir dan viral di media sosial. Dalam rekaman video yang beredar, sempat terdengar suara letusan senjata api dan beberapa orang diamankan.
Berikut fakta-fakta keributan ormas di RSU Tangsel, yang dirangkum detikcom, Jumat (23/5/2025).
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim mengatakan insiden ini terjadi dipicu masalah lahan parkir. Ormas Pemuda Pancasila (PP) yang merasa sudah lama menguasai parkiran di RSU Tangsel tak terima diambil alih oleh vendor.
"Namun, ormas PP merasa sudah lama menguasai parkir tersebut sehingga saat ini lahan parkir tersebut dikuasai PP," ujar Abdul Rahim, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (22/5).
Abdul Rahim menyebutkan ormas Pemuda Pancasila melakukan intimidasi dan kekerasan kepada vendor pemenang lelang lahan parkiran RSU Tangsel. Mereka juga merusak gate otomatis lahan parkir di RSU Tangsel.
Abdul Rahim menjelaskan ormas PP melakukan intimidasi terhadap vendor pengelola lahan parkir RSU Tangsel sejak Rabu (21/5) siang. Berbagai intimidasi dilakukan hingga malam hari.
"Pada 21 Mei 2025, sejak siang hingga malam hari di RSUD Tangsel terjadi intimidasi yang dilakukan oleh ormas PP Tangsel kepada vendor pengelola lahan parkir," jelasnya.
Puncaknya terjadi saat vendor memberanikan diri memasang alat parkir. Namun kemudian mereka diintimidasi oleh sekelompok orang dari ormas PP.
"Pada kemarin saat kejadian, vendor tersebut akhirnya memberanikan diri untuk memasang alat parkir, namun mendapatkan intimidasi dan tindak kekerasan dari ormas PP tersebut," tuturnya.
|
Sebagai informasi, pengelolaan lahan parkir di RSU Tangsel ini serahkan melalui proses lelang. Lelang tersebut dimenangkan oleh vendor pada 2017.
Akan tetapi Pemuda Pancasila merasa sudah menguasai lahan parkir tersebut sejak lama. Intimidasi yang dilakukan oleh ormas membuat vendor dan pihak RS tak berdaya.
Oleh sebab itu, perparkiran itu masih dikuasai oleh Pemuda Pancasila, meski telah dimenangi oleh vendor. Alhasil, retribusi parkir yang harusnya masuk ke Pemda, justru masuk ke kantong pribadi ormas.
"Akibat hal tersebut, RSUD Tangsel dan pemenang vendor tidak bisa berbuat apa pun. Di mana hasil uang dari parkiran RSUD tersebut akhirnya tidak menjadi pemasukan bagi pemda dan vendor tersebut juga rugi hingga ratusan juta rupiah," tuturnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan anggota tim Subdit Jatanras Polda Metro dan Polres Tangsel langsung turun mengamankan situasi di lokasi pada malam itu. Puluhan orang berhasil diamankan.
"Sudah diamankan 30 orang di Polda Metro Jaya," imbuhnya.
Mereka diamankan tak jauh dari sekitar lokasi kejadian. Para pelaku diborgol dan digeledah.
Di lokasi, polisi menemukan mobil bergambar ormas. Di dalam mobil tersebut terdapat 2 helai seragam ormas yang turut disita pihak kepolisian.
Selanjutnya, mereka diangkut ke dalam mobil tahanan. Mereka diperiksa secara intensif di Polda Metro Jaya.