TRIBUNNEWS.COM, BENGKULU - Gempa bumi dengan magnitudo 6,3 mengguncang wilayah Bengkulu dan sekitarnya pada Jumat dini hari, 23 Mei 2025, pukul 02.52 WIB.
Guncangan kuat dari gempa ini menyebabkan warga panik hingga berhamburan keluar rumah, sementara data kerusakan menunjukkan sedikitnya 100 rumah mengalami kerusakan, separuh di antaranya rusak berat.
BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) dalam rilis resminya melalui akun X (Twitter) pukul 02.58 WIB mengonfirmasi pusat gempa berada di koordinat 4,17 LS dan 102,17 BT, tepatnya 43 kilometer barat daya Kota Bengkulu dengan kedalaman 10 kilometer.
BMKG memastikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Getaran gempa terasa tidak hanya di Kota Bengkulu, namun juga menjangkau sejumlah kabupaten di provinsi tersebut seperti Kabupaten Kaur, Bengkulu Utara, Kepahiang, Lebong, Seluma, Bengkulu Selatan, Mukomuko, dan Bengkulu Tengah.
Bahkan getaran juga dirasakan hingga ke luar provinsi, seperti Kabupaten Empat Lawang dan Kota Lubuk Linggau di Sumatera Selatan.
Waktu kejadian yang terjadi saat sebagian besar warga sedang terlelap membuat dampaknya lebih menakutkan. Banyak warga terbangun karena guncangan kuat dan langsung keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
“Gempa cukup besar membangunkan hampir sebagian warga. Bahkan ada beberapa rumah warga, gelas jatuh dari lemari,” kata Lala Maisa, warga Kota Bengkulu.
Sementara itu, Ronal, warga lain, mengaku terbangun dan langsung mengajak seluruh anggota keluarganya keluar rumah.
“Kami sekeluarga terbangun, berusaha berlari keluar rumah,” ujarnya.
Ia menyebut perasaan khawatir akan gempa susulan mengingatkannya pada kejadian serupa pada tahun 2000.
BMKG Kepahiang melalui pengamat meteorologi dan geofisika muda, Sabar Ardiansyah, mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi gempa susulan.
Meski intensitasnya cenderung lebih kecil, namun hal ini tetap perlu diwaspadai.
“Gempa ini berpotensi disusul gempa-gempa lanjutan, namun dengan magnitudo yang lebih kecil dan tetap tidak berpotensi tsunami,” ujar Sabar.
Kerusakan akibat gempa dilaporkan cukup signifikan. Sekretaris BPBD Provinsi Bengkulu, Khristian Hermansyah menyebutkan, hingga siang hari pada Jumat (23/5/2025), data sementara mencatat 34 bangunan rusak, terdiri dari rumah dan tempat usaha di Kota Bengkulu.
Data dari daerah lain masih dalam proses pengumpulan.
Namun, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan dalam keterangannya mengungkapkan bahwa total kerusakan mencapai 100 rumah dan tempat usaha.
Dari jumlah itu, separuh mengalami kerusakan berat dan tidak dapat dihuni lagi.
Menyikapi dampak gempa tersebut, Gubernur Helmi Hasan langsung meninjau beberapa lokasi rumah warga yang rusak.
Ia menyampaikan komitmen Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk segera melakukan perbaikan dan pembangunan ulang bagi rumah warga yang terdampak berat.
"Data sementara yang masuk 100 rumah dan tempat usaha rusak. Tidak ada korban jiwa akibat bencana ini, cuma ada yang mengalami luka-luka," kata Helmi.
Gubernur juga menambahkan, untuk rumah yang mengalami rusak berat akan dibongkar dan dibangun kembali, sedangkan yang rusak ringan akan segera diperbaiki oleh pemerintah.
“Tadi rumah warga yang kita kunjungi telah kita berikan uang duka,” tutup Helmi.
Meski kerusakan cukup parah, tidak ditemukan adanya korban jiwa. Beberapa warga mengalami luka ringan dan telah mendapatkan pengobatan. Pemerintah mengimbau warga untuk tetap tenang dan terus memperbarui informasi dari sumber resmi.
Helmi juga meminta masyarakat agar tetap sigap jika terjadi gempa susulan.
"Jangan panik. Segera selamatkan diri, terutama anak-anak dan orang tua," imbaunya.
(TRIBUNBENGKULU/KOMPAS.COM/TRIBUNNEWS)